Site icon SumutPos

Sumur Minyak Ilegal di Rantau Peureulak Meledak

MELEDAK: Semburan api sumur minyak warga yang meledak di Desa Pasi Puteh, Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur, Idris Bendung/Rakyat Aceh

RANTO PEUREULAK, SUMUTPOS.CO – Sebuah sumur minyak terbakar di Desa Pasir Putih,  Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur sekitar pukul 01.00 WIB, Rabu (25/4). Semburan api dari ledakan tersebut mencapai ketinggian 100 meter. Hingga pukul 18.45 WIB, Badan Penanggulangan Bencana Aceh mencatat 18 orang meninggal dan luka berat 41 orang. Hingga kini jumlah korban terus bertambah.

“Di lokasi ledakan, ditemukan korban pemilik sumur minyak bersama korban lainnya. Mereka diduga masyarakat yang tengah menggali sumur minyak secara tradisional,” kata Kabid Humas Polda Aceh Kombes Pol Misbahul Munauwar dalam keterangannya.

Hingga kini, kobaran api masih belum bisa dipadamkan. Pemerintah Aceh Timur, polres, dan kodim setempat, serta unsur terkait masih melakukan evakuasi korban. Mereka dibawa ke puskesmas dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) setempat.

Polisi bersama aparat lainnya juga sudah mengamankan lokasi agar tidak dikerumuni warga. “Melakukan koordinasi dengan Pertamina dan pemadam kebakaran untuk memadamkan api yan masih menyala, serta mendata seluruh korban. Baik korban meninggal dunia maupun luka berat. Penyebabnya belum kita ketahui,” jelas Misbahul.

Kapolres Aceh Timur, AKBP Wahyu Kuncoro mengaku pihaknya sedang fokus pada pengamanan lokasi dan membantu evakuasi warga yang berada diradius 100 hingga 500 meter dari lokasi.

“Untuk langkah selanjutnya kita sedang lakukan pengembangan penyebab dari terbakarnya sumur minyak ini,” ungkap Kapolres.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Alam (BPBA) Teuku Ahmad Dadek menyebutkan, korban akibat ledakan sumur minyak tersebut mencapai puluhan jiwa. Dan, 18 orang diantaranya meninggal dunia serta sebanyak 41 orang mengalami luka berat.

Tak hanya itu, ledakan kobaran api juga ikut menghanguskan sebanyak lima unit rumah warga yang berdekatan dengan sumber api. Masing-masing rumah milik Siti Hafizah, 70; Zainabah,85; Ridwan Hutabarat,40; Maryani, 60; dan rumah milik Muhammad Yanis, 45. “BPBD Aceh Timur mendapatkan laporan dari masyarakat pukul 02.15 WIB mengenai kebakaran sumur minyak milik warga. Penyebab kebakaran belum dapat dipastikan,” kata Teuku, Rabu (25/4).

Teuku mengatakan, ketika kebakaran terjadi api dengan cepat membumbung tinggi dan menimbulkan kepanikan warga yang rumahnya berdekatan dengan lokasi kejadian. Hingga saat ini kebakaran belum dapat dipadamkan.”Petugas Damkar, BPBD, TNI, dan Polri saat ini masih siaga di lokasi kejadian kebakaran untuk mengantisipasi dampak kebakaran meluas ke pemukiman masyarakat,” jelasnya.

Terhadap 41 korban yang mengalami luka berat kini tengah menjalani perawatan di sejulah rumah sakit. Seperti di Rumah Sakit Graha Bunda sebanyak lima orang, Rumah Sakit Zubir Mahmud sebanyak 18 orang, dan 19 lainnya di RS Sultan Abdul Aziz.  Korban ada juga dirawat di Zainoel Abidin Banda Aceh serta di RSU H Adam Malik Medan.

DIRAWAT: Afriadi korban ledakan sumur minyak mengalami luka bakar mendapat perawatan di RSU Dr Zakir Mahmud, Idi, Aceh timur, Rabu (25/4).
IDRIS BENDUNG/RAKYAT ACEH

Sementara itu, ada tiga korban ledakan sumur lainnya dirujuk ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik Kota Medan hingga Rabu (25/4) malam. Dua korban yang pertama tiba di rumah sakit itu pukul 12.30 WIB. Kedua pasien yang dirujuk yakni Zainal Abidin, 36, dan Muhammad Rafi, 39. Mereka diketahui bekerja di lokasi pengeboran minyak.

Dokter Spesialis Bedah Kulit RSUP H Adam Malik Utama Abdi Tarigan mengatakan, keduanya mengalami luka bakar di sekujur tubuhnya. Korban Muhamad Rafi juga dinyatakan sudah meninggal saat tiba di Adam Malik. Untuk korban Zainal Abidin masih dirawat di ruang resusitasi,” kata Utama, Rabu (25/4).

Hasil diagnosis sementara, kondisi tanda vital Zainudin terbilang stabil. Mulai dari pernapasan, detak jantung, dan denyut nadi yang masih stabil. “Cuma tekanan darahnya saja kita tidak bisa ukur karena seluruh badannya tertutup luka bakar,” ungkapnya.

Di ruang resusitasi, Zainudin dipasangi alat bantu pernapasan karena korban mengalami trauma pernapasan. Kulit bagian dada juga sudah dilakukan tindakan eskaratomi. Hingga saat ini, korban Zainudin belum sadarkan diri. Tim dokter masih menanganinya secara intensif. Saat ini dokter juga sudah memberikan cairan tambahan untuk korban. Sebab, pada kasus luka bakar, korban kerap kali kehilangan banyak cairan.

Jika kondisinya stabil, dokter akan mengambil tindakan operasi untuk mengangkat jaringan kulit yang mati. Dokter juga sudah bersiaga jika masih ada lagi korban yang dirujuk ke Adam Malik.”Kami sifatnya menunggu. Tapi kami sudah perintahkan seluruh staf untuk bersiap,” pungkasnya.

Kemudian, pada Rabu malamnya, seorang korban lagi dibawa ke RSU H Adam Malik. Ambulan datang membawa korban selamat bernama Heri Herliza (19). Saat diturunkan dari ambulan, korban terlihat masih bisa menggerakkan tangannya. Korban kemudian dinaikkan ke atas tempat tidur rumah sakit dengan balutan daun pisang pada beberapa bagian tubuhnya. Beberapa anggota keluarga tampak mendampingi korban. Kondisi korban sangat mengenaskan. Hampir seluruh tubuhnya mengalami luka bakar. Di bagian kaki kanan juga terlihat luka bakar yang cukup parah. Terlihat, hanya bagian pahanya, yang tidak terbakar.

Sementara itu, Gubernur Provinsi Aceh Irwandi Yusuf menegaskan, sumur minyak yang meledak di Desa Pasi Puteh, Kecamatan Ranto Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, tak memiliki izin alias ilegal. Selama ini pengeboran dilakukan secara tradisional dan pemerintah tak dapat menutupnya kerena mempertimbangkan warga setempat.

DIRAWAT: Petugas menurunkan korban ledakan sumur minyak di Desa Pasir Putih, Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur saat tiba di Rumah sakit umum Zainoel Abidin, Banda Aceh Aceh, Rabu (25/4).
HENDRI/RAKYAT ACEH

“Itu memang ilegal dan polisi tahu. Tetapi mau kita tindak untuk ditutup itu juga merupakan ladang pencaharian masyrakat. Meski tidak ada izin tetapi diawasi oleh polisi selama ini,” ujarnya sewaktu ditemui di Gedung DPR Aceh, Banda Aceh, Rabu (25/4).

Irwandi menuturkan, ledakan ini bukan yang pertama kali terjadi di Aceh Timur. Kejadian serupa sudah pernah terjadi sebelumnya namun tak sebesar dan dahsyat ini. Proses penanganan, Pemerintah Aceh sudah mengintruksikan pihak terkait untuk menindaklanjuti peristiwa ini.“Tetapi tidak sedahsyat ini dan ini akan kita tindak lanjuti. Pengobatan itu sudah ada BPJS dan beberapa kadis (kepala dinas) saya sudah turun ke lapangan,” ujarnya.

Dia menambahkan, proses pemadaman harus dilakukan dengan cara menyemprotkan semen cair atau dilakukan pengecoran. Sebab, pemadaman dengan air tidak akan bisa memadamkan kobaran api.

“Karena kalau disemprot dengan air tidak mempan jadi harus di semprot dengan semen,” ujarnya.

Ia juga sudah memerintahkan pejabat Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral Aceh menuju ke lokasi dan berkoordinasi dengan pertamina untuk teknis pemadaman.

Bupati Aceh Timur H. Hasballah mengatakan, pihaknya telah mengerahkan seluruh SKPK terkait dan belasan unit mobil pemadam kebakaran. Walau api berusaha dipadamkan, namun hingga berita ini turunkan api belum juga padam. Namun warga dan petugas berhasil mengevakuasi jenazah dan para korban luka bakar.

“Kita fokus pada membantu korban baik yang selamat dan meninggal. Pemkab Aceh Timur dalam hal ini akan terus berusaha berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk memadamkan api di lokasi. Kita juga mengimbau masyarakat tetap  waspada karena kobaran api sampai saat ini belum bisa dipadamkan,” kata Hasballah.

Sebelumnya, Pemkab Aceh Timur telah mengimbau agar warga tidak melakukan aktivitas penyulingan ilegal dalam kawasan seputaran Rantau Peureulak.”Kita khawatirkan jika tidak sesuai SOP kerja akan timbul hal yang fatal,” katanya.

Setelah peristiwa yang menelan belasan korban jiwa ini, pemerintah Aceh Timur akan melakukan langkah strategis menertibkan sumur minyak.”Maka ke depan ini akan kita cari cara dengan berbagai pihak agar pengeboran minyak tradisional yang ilegal tidak dilakukan lagi,” tegasnya.

Sementara itu, Manager Lapangan PT Aceh Timur  Kawai Energi,  Robet mengatakan, sumur yang  meledak tersebut merupakan sumur yang dilakukan pengeboran  secara ilegal.  Di Kawasan Rantau Peurelak, katanya, ada 16 sumur yang memenuhi standar operasional kerja bidang minyak dan gas, sementara ratusan lainnya belum memenuhi standar kerja.

“Sumur – sumur yang ilegal itu di luar dari kendali kita. Secara teknis kita pernah menyarankan agar pemilik sumur minyak untuk tidak melakukan pengeboran secara traditional. Karena perusahan kita ini akan mencoba memberi pemahaman untuk  bekerja sesuai sop,” kata Robet.

Secara teknis, lanjut Robet, semburan api yang keluar dari sumur tersebut memiliki unsur gas, minyak dan air sehingga tekanan api yang melambung tinggi  mencapai 50  hingga 100 meter itu sulit dipadamkan.“Kita bersama pertamina sedang mencari cara untuk melakukan pemadaman. Untuk waktunya kita tidak bisa menentukan kapan gas itu bisa ditutup karena untuk saat ini kita masih khawatir jika itu ditutup akan keluar gas yang sama di lokasi yang potensi gasnya ada,” kata Robet.

Humas Pertamina Rantau,  Aceh Tamiang  Fandi membantah bahwa sumur minyak yang alami insiden milik pertamina. Ia memastikan semuanya milik warga yang berada di sana.

“Tidak ada sumur minyak milik pertamina di sini. Itu hanya isu saja biasa yang ditimbulkan,” kata Fandi.

Ia mengaku keberadaan pertamina dalam tahap ini hanya membantu pemerintah kabupaten Aceh Timur untuk mencari cara memadamkan api di lokasi kejadian.”Kapasitas kita karena pemerintah Aceh Timur meminta bantuan untuk memadamkan api. Secara teknis pertama telah mengerahkan tim teknisi untuk mencari cara memadamkan api,” kata Fandi. (mal/mai/ mag-75/ila)

Berikut daftar korban meninggal:
1. Nazarullah, 30, warga Pasi Puteh, Ranto Peureulak.

2. Afrizal/Doyok, 35, warga Punti Payong, Ranto Peureulak.

3. Era bin M Sidik, 32, warga Pasi Puteh, Ranto Peureulak.

4. Siti Hafsah, 70, warga Pasi Puteh, Ranto Peureulak.

5. Mak Wen, 55, warga Bhom Lama, Ranto Peureulak.

6. Kak Nini bin Abdul Wahab, 32, warga Bhom Lama, Ranto Peureulak.

7. Riski Ardiansyah, warga Pasi Puteh, Ranto Peureulak (usia belum diketahui).

8. Eridansyah, warga Alue Dua, Ranto Peureulak (usia belum diketahui).

9. Sudaryono, warga Alue Bate, Ranto Peureulak (usia belum diketahui).

10. Dedi Syahputra, 29, warga Bhom Lama, Ranto Peureulak.

11. Putra Jubir, warga Rantau Peureulak (usia belum diketahui).

12. M.Rafi (usia belum diketahui)
13.Siti Rahya (usia belum diketahui)
14. Muklis (usia belum diketahui)
15.M.Fariz (usia belum diketahui)
16.Riskal (usia belum diketahui)
17. Al-Husairi, 21 ,warga Ranto Peureulak
18. Adnan Saputra (usia belum diketahui)

Daftar korban luka-luka di antaranya;
Rumah Sakit Graha Bunda;
1. Julianta Putra (27th), warga Gp. Tanah Anoe-Idi Rayeuk
2. M. Nur (42th), warga Kec. peureulak barat
3. Yusri (36th), warga Kec. Pantee Bidari
4. Puta Maulana (28th), Kec Ranto Peureulak
5. Junaidi (33th), warga Kec. Peureulak Barat

Rumah Sakit Zubir Mahmud;
1. Effendi hamid (50th), warga Kec Ranto Peureulak
2. Irnawan (34th), warga Kec. Ranto Peureulak
3. Agussalim (26th), warga Kec. ranto Peureulak
4. Ishak (48th), warga Kec. Ranto Peureulak
5. Burhanuddin (38th), warga Kec. Ranto Peureulak
6. Suheri (31th), Kec. Ranto Peureulak
7. Sapriyadi (25th), Kec. Peureulak Barat
8. Haikal Fikri (15th), Kec. Peureulak Barat
9. Jumadi Amin (40th), Kec. Peureulak barat
10. Junaidi (31th), Kec. Peureulak barat
11. Saudah (50th), Kec. Ranto Peureulak
12. Halimah (70th), Kec. Ranto Peureulak
13. Murniyati (37th), Kec. Ranto Peureulak
14. Fatahillah (12th), Kec. Ranto Peureulak
15. Rifki Mauliansyah (23th), Kec. Ranto Peureulak
17. Muklis Rusli (42th), Kec. Peureulak barat
18. Agus Faizir (35th), Kec. Ranto Peureulak

RS Sultan Abdul Aziz;
1. Akbar (18), warga Gp. Bhom Lama
2. M. Ridwan (21), warga Gp. Pasi Putih
3. Zainuddin (38), warga Gp. Leuge
4. Muksal Mina (24), warga Gp. Alue Rambong
5. Mahyuddin (18), warga Gp. Pasi Putih
6. M. Yusuf (40), warga Gp. Pasi Putih
7. Hafifuddin (36), warga Gp. Bhom Lama
8. Saiful (28), warga Gp. Awe Udep
9. M. Husin (35), warga Gp. Lubuk Pempeng
10. Sari Yulis (25), warga Gp. Tempen
11. Muhammad Yani, warga Pasi Putih
12. Radiati (25), warga Gp. Pasi Putih
13. M. faisal (18), warga Gp. Bhom Lama
14. Heri Herliza (19), warga Gp. Tanjung Tani
15. Umar hamzah (45), warga Gp. Beusa Beuranoe
16. M. Faisal Rizal (30), warga Kec. Peudawa
17. M. Razi, warga Gp. Alue Dua
18. Muklis (46), warga Gp. Alue Dua
19 Zainal Abidin (35), warga Gp. Pasi Putih. (*)

 

 

 

 

 

 

Exit mobile version