Site icon SumutPos

Vaksin CanSino Cukup Sekali Suntik, Bulan Depan Sudah Tiba di Indonesia

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Perusahaan milik BUMN, PT Kimia Farma Tbk akan mendatangkan jenis vaksin Covid-19 baru jenis CanSino, bulan depan. Vaksin produksi perusahaan biofarmasi spesialis vaksin asal Tiongkok, CanSino Biologics Inc ini disebut memiliki efektivitas cukup besar dalam penanganan Covid-19, sehingga hanya cukup dengan sekali suntik.

Corporate Secretary Kimia Farma, Ganti Winarno mengatakan, didatangkannya jenis vaksin Covid-19 baru ini untuk mendukung program vaksin gotong-royong yang diselenggarakan para pengusaha untuk para karyawannya.

“Kita harapkan sih bulan depan sudah ada supplynya yang masuk,”

ujar Ganti Winarno dalam webinar KPC-PEN, Kamis (27/5).

Vaksin CanSino sendiri, merupakan produk dari perusahaan biofarmasi spesialis vaksin asal Tiongkok yaitu CanSino Biologics Inc. Perusahaan tersebut mengembangkan kandidat vaksin Corona bernama Ad5-nCoV bersama tim yang dipimpin pakar penyakit menular dari militer Tiongkok, Chen Wei.

Selain CanSino, lanjutnya, pihaknya juga masih akan mendatangkan jenis vaksin Covid-19 Sinopharm. Sebab, dari 7,5 juta dosis perjanjian vaksin Sinopharm, baru 482.400 yang dikirim dri Tiongkok.

‘“Ini akan dikirimkan secara bertahap. Hingga saat ini lebih dari 70.000 yang sudah kita distribusikan dan ini terus bergerak dari hari ke hari,” tuturnya.

Ganti berharap, dua jenis vaksin itu bisa segera tiba di Indonesia untuk mempercepat kebutuhan vaksinasi. Dalam menyediakan kebutuhan vaksin, pihaknya harus berebut dengan negara lain karena suplai yang masih sedikit. “Mudah-mudahan untuk Indonesia senantiasa menjadi perhatian bagi produsen-produsen vaksin, mengingat jumlah penduduk Indonesia signifikan yang harus disuntik untuk herd immunity,” pungkasnya.

Ketua Tim Taskforce Covid-19 PT Astra International Tbk (ASII), Aloysius Budi Santoso mengaku belum bisa memprediksi potensi penghematan anggaran perusahaan dengan penggunaan vaksin jenis CanSino yang cukup satu kali suntikan. Sebab sejauh ini, belum ada informasi resmi terkait harga yang dibanderol untuk biaya penggunaan vaksin asal Tiongkok itu.

Sehingga, bisa saja harga vaksin CanSino akan diterapkan sama dengan Sinopharm yang juga digunakan dalam program vaksin Gotong Royong. “Jujur, kita tidak punya ide dengan CanSino sampai saat ini. CanSino boleh satu suntikan tapi kalau harganya katakanlah Rp800.000-an, ya kan sama saja,” ungkapnya.

“Sekarang kan Sinopharm harganya Rp350.000-an (Rp321.660) dengan fasilitas kesehatan Rp117.000 (Rp117.910). Jadi, total kan kira-kira kalau dua kali suntikan Rp879.140. Kalau CanSino satu suntikan juga sama ya sama saja,” terangnya.

Oleh karena itu, pihaknya enggan terlalu memikirkan terkait potensi penghematan anggaran dengan penggunaan vaksin CanSino. Menurutnya, terpenting saat ini ialah percepatan pelaksanaan program Gotong Royong yang melibatkan peserta dari karyawan Astra Group untuk segera terbentuknya herd immunity atau kekebalan kelompok.

“Jadi, kami tidak berandai-andai dulu karena (harga) CanSino belum tahu persis. Sementara ini kami tidak berandai-andai tentang CanSino, kita fokus dulu kejar, berdoa 7,5 juta (dosis) segera datang dan Astra alokasinya,” tandasnya.

Vaksin CanSino diklaim punya efektivitas cukup besar dalam penanganan Covid-19. Kabar baik ini datang dari Institut Produk Biologi Wuhan setelah berbulan-bulan melakukan uji klinis fase 3 di beberapa negara.

Perusahaan Tiongkok, CanSino mengatakan, analisis sementara dari hasil uji coba tahap akhir menunjukkan vaksin ini memiliki efektivitas lebih dari 65 persen. Karena efektivitasnya ini, vaksin yang berbasis di Tianjin tersebut telah disetujui untuk penggunaan darurat di beberapa negara, termasuk Meksiko dan Pakistan.

Perusahaan CanSino juga mengatakan, selain tingkat kemanjuran 65 persen dalam mencegah penularan Covid-19, produknya juga 90 persen efektif melindungi gejala yang parah. Sampai saat ini, vaksin CanSino merupakan salah satu vaksin yang hanya memerlukan sekali suntik. Maksudnya adalah orang-orang tidak perlu lagi mendapatkan vaksin setelah suntikan pertama diberikan.

Menanggapi hal tersebut, dr Astrid Wulan Kusumoastuti mengatakan, setiap vaksin memiliki efektivitas yang berbeda-beda. “(Soal efektivitas) ini harus disebut dan dijelaskan oleh pakarnya. Tapi, single atau multiple dose semua ada base clinical trial-nya (uji klinis dasar). Vaksin CanSino dinyatakan efficacy-nya sekitar 68 persen setelah one shot. Nah, ini berbeda tipis dengan sinovac yang efficacy-nya juga berkisar di 60 persenan setelah second dose,” katanya.

Selanjutnya, dr Astrid menjelaskan, adenovirus vector merupakan virus untai ganda yang tidak memiliki membran di dalamnya. Pada vaksin CanSino, adenovirus vector dijadikan sebagai inang untuk membawa materi antigen virus SARS-COV-2 dalam vaksinnya sendiri.

“Kenapa yang dipilih sebagai inang adalah adenovirus? Itu karena virus ini mudah dimodifikasi dan kekebalan yang terbentuk dari vaksin dengan inang adenovirus biasanya cukup kokoh dibanding inang yang lain,” ujar Astrid.

Seperti semua vaksin, vaksin adenovirus vector untuk Covid-19 akan diuji keamanannya secara ketat sebelum diizinkan penggunaannya. Vaksin jenis ini telah dipelajari dengan baik dalam uji klinis. Vaksin jenis vektor virus juga telah digunakan untuk penanganan wabah Ebola.

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menjelaskan, dalam pengembangan vaksin vektor virus, beberapa virus yang berbeda telah digunakan sebagai vektor. Virus-virus tersebut antara lain, influenza, vesicular stomatitis virus (VSV), virus campak, dan adenovirus (virus penyebab flu biasa).

Untuk vaksin Covid-19, gen ini mengodekan protein spike, yang hanya terdapat di permukaan SARS-CoV-2. Vektor virus lantas digunakan untuk memindahkan gen ini ke dalam sel manusia. Begitu berada di dalam sel tubuh manusia, vektor ini nantinya akan menghasilkan protein untuk melindungi sel tubuh. Sistem kekebalan tubuh pun mulai memproduksi antibodi. Tidak hanya itu, nantinya ada sel-T yang aktif dan siap melawan virus yang dianggap sebagai ancaman bagi tubuh.

Belum Divaksin Dosis 2, Segera Lapor

Dinas Kesehatan Provinsi Sumut mengimbau kepada masyarakat yang belum divaksin Covid-19 dosis 2 untuk melapor ke pusat layanan vaksinasi terdekat atau setempat. Hal ini ditujukan bagi masyarakat yang telah mendapatkan suntikan vaksin Covid-19 dosis 1.

Plt Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumut dr Aris Yudhariansyah mengatakan, vaksinasi corona masih terus berjalan. Masyarakat yang sudah dapat vaksin pertama, kemudian dilanjutkan dosis kedua. “Masyarakat yang belum mendapatkan vaksin dosis kedua dapat segera melaporkan ke pusat layanan vaksinasi terdekat di daerah tempat tinggalnya,” kata Aris, Kamis (27/5).

Dijelaskan Aris, semua yang sudah mendapatkan vaksin dosis pertama diwajibkan mendapatkan penyuntikan dosis kedua agar kekebalan tubuhnya bisa terbentuk sempurna. Bagi yang sudah memiliki jadwal, tinggal datang dan melaporkannya kepada petugas yang ada di pusat layanan vaksinasi tersebut. “Kalau yang belum dapat SMS, tinggal bilang ke petugas tanggalnya kapan. Masyarakat cukup membawa KTP saja,” terang dia.

Aris menuturkan, pihaknya telah membuka faskes sebagai pusat layanan vaksinasi Covid-19 di Rumah Sakit Paru Jalan Kapten Sumarsono, Medan. Di rumah sakit itu, mampu melayani hingga 100 orang perhari dengan fokus pada vaksin dosis 2. “Masyarakat tinggal datang saja ke RS Paru atau ke pusat layanan vaksinasi terdekatnya di Puskesmas,” tuturnya.

Kasus Baru Tambah 95

Lebih lanjut Aris yang juga Jubir Satgas Covid-19 Sumut ini mengatakan, terkait perkembangan kasus Covid-19 masih terus bertambah kasus baru. Kali ini, sebanyak 95 kasus baru positif corona didapatan dari 10 kabupaten/kota di Sumut. “Kasus baru positif ini paling banyak berasal dari Kota Medan 34 orang. Kemudian, Deli Serdang 17 orang, Dairi 9 orang, Karo 8 orang, Padangsidimpuan 7 orang, Labusel 6orang, Batu Bara 5 orang, serta masing-masing 3 orang dari Simalungun, Taput dan Pakpak Bharat,” ungkapnya.

Disebutkan dia, dengan penambahan itu maka saat ini akumulasi kasus positif Covid-19 Sumut naik menjadi 31.652 orang. Sedangkan untuk kasus kesembuhan, akumulasinya 28.212 orang setelah bertambah 114 kasus baru dari 7 daerah. Antara lain, Deli Serdang 48 orang, Simalungun 27 orang, Medan 23 orang, Taput 10 orang, Pematangsiantar 4 orang, Tapteng 1 orang dan Labusel 1 orang.

Aris menyebutkan, untuk kasus kematian, jumlahnya naik menjadi 1.037 orang dengan penambahan 2 kasus baru. Keduanya didapatkan dari Medan dan Deli Serdang. “Untuk kasus aktif Covid-19 di Sumut saat ini berjumlah 2.403 orang, turun 21 orang dari hari sebelumnya sebanyak 2.424 orang. Sementara kasus suspek, juga berkurang 16 kasus menjadi 954 orang,” bebernya.

Dia menambahkan, kepada masyarakat diminta untuk tetap waspada dan konsisten melaksanakan protokol kesehatan Covid-19 dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. Protokol kesehatan harus melekat dalam setiap aktivitas. “Tidak boleh lengah menjalankan 5M, memakai masker, mencuci tangan pakai sabun/hand sanitizer, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas,” tandasnya. (jpc/lp6/ris)

Exit mobile version