Site icon SumutPos

Chandra, Ade dan Johan Tersingkir

Seleksi Pimpinan KPK

JAKARTA- Strategi Nazaruddin yang terus bernyanyi dan menyeret para petinggi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) benar-benar efektif. Buktinya, selain memperkeruh suasana internal lembaga antikorupsi itu, tiga nama para petinggi KPK yang disebut-sebut pernah berhubungan dengan dirinya, dinyatakan tidak lolos dalam seleksi pimpinan KPK tahap makalah.

Tiga nama tersebut adalah Wakil Ketua Chandra M Hamzah, Deputi Bidang Penindakan Ade Raharja dan juru bicara Johan Budi SP. Ya, ketiga pentolan itu adalah orang-orang yang ikut bertarung untuk memperebutkan kursi pimpinan KPK periode mendatang.

Kemarin (28/7), pansel yang diketuai Menkum HAM Patrialis Akbar itu mengumumkan, dari 142 nama calon yang berhak mengikuti tes makalah, 134 mengikuti tes tersebut. Sedangkan enam orang tidak hadir tanpa keterangan dan dua mengundurkan diri.

Ternyata, dari 134 yang bekerja keras melaksanakan tes makalah, hanya 17 orang yang dinyatakan lolos. “Seleksi kali ini memang sangat ketat,” kata Patrialis saat mengumumkan hasil tes petang kemarin.

Yang sedikit mengejutkan, nama-nama tenar yang sebelumnya menjadi dedengkot KPK ternyata dinyatakan gugur. Namun, dari 17 nama yang dinyatakan lulus, beberapa diantaranya adalah orang-orang yang tak kalah mentereng di dunia pemberantasan korupsi. Misalnya Bambang Widjojanto, Ketua Pusat Pelaporan Analisa Transaksi Keuangan (PPATK) Yunus Husein.

Nah, meski tiga pentolan KPK tidak lolos, ada beberapa internal KPK yang dinyatakan lolos. Mereka adalah Penasehat KPK Abdullah Hehamahua dan Deputi Pengawasan Internal KPK Handoyo Sudrajat.

Apa alasan Chandra, Ade dan Johan tidak diloloskan? Dengan diplomatis Wakil Ketua Pansel MH Ritonga menjelaskan ada beberapa faktor yang menjadi pertimbangan tidak lolosnya tiga orang tersebut. Selain pertimbangan nilai makalah, pertimbangan lainnya adalah tentang pemberitaan-pemberitaan media massa yang beredar selama ini.

“Itu (pemberitaan) termasuk pertimbangan kita,” ucap Ritonga saat ditemui seusai mengumumkan hasil tes seleksi. Tapi, lanjut Ritonga, pihaknya memang tidak hanya begitu saja menelan mentah-mentah pemberitaan di media. Sebab, pansel juga menelusuri dan memverifikasi dari berita-berita yang selama ini berkembang luas. “Kami punya tim tracking yang mencari informasi tentang semua individu (peserta). Mulai dari latar belakang, kehidupannya saat ini dan lain-lain,” terangnya.  Memang, beberapa waktu terakhir, Nazaruddin terus menebar tuduhan-tuduhan kepada Chandra dan Ade.

Misalnya, Nazaruddin pernah mengatakan memiliki rekaman cctv (closed circuit television) yang isinya adalah pertemuan antara dirinya dengan Chandra pada November 2010. Dimana saat itu, kata Nazaruddin, Chandra menerima sejumlah uang lantaran telah mengancam akan menindaklanjuti kasus korupsi pengadaan seragam hansip dalam pemilu 2009.

Terakhir, Ade disebut-sebut Nazaruddin pernah menemui dirinya untuk membicarakan beberapa kasus di KPK. Ade pun mengakui bahwa dirinya pernah dua kali bertemu dengan Nazaruddin. Yakni pada sekitar Januari 2010 dan November 2010. Mantan Kapolwiltabes Surabaya itu juga mengakui bahwa saat itu Nazaruddin menanyakan beberapa kasus yang ditangani KPK.

Ade yang beberapa saat sebelum pengumuman pansel KPK ditemui Jawa Pos (grup Sumut Pos) mengaku akan pasrah terhadap apapun keputusan pansel KPK. “Kalau tidak lolos saya mau pensiun dengan tenang. Mumpung masih sehat saya mau menikmati masa pensiun” ujarnya lantas terkekeh.

Polisi dengan dua bintang di pundak itu memang akan memasuki masa pensiun pada 31 Juli mendatang. “Karena pensiun, saya juga harus meninggalkan jabatan saya di KPK,” imbuhnya.

Selain itu, Ade mengaku dirinya sama sekali tidak ambil pusing dengan tuduhan-tuduhan yang dilontarkan Nazaruddin terhadap dirinya dan institusi KPK. Menurutnya, nyanyian mantan Bendum Partai Demokrat itu bukanlah nyanyian pertama yang menyudutkannya. Sebab, dalam kasus Anggodo, dirinya juga disebut-sebut sebagai internal KPK yang akan mengamankan kasus tersebut.

Di bagian lain, Johan juga mengaku menerima semua keputusan pansel pimpinan KPK. Diterima atau tidaknya dia dalam tahap seleksi makalah, Johan menegaskan akan tetap pada pendiriannya untuk mengundurkan diri dari KPK. “Kan pengabdian kepada negara tidak hanya di KPK,” imbuhnya.

Sementara itu Ketua KPK Busyro Muqoddas kemarin menegaskan bahwa tidak ada keretakan di tubuh KPK. Meski beberapa pimpinannya akan diperiksa komite etik, Busyro mengaku bahwa lembaga yang dipimpinnya tetap solid.(kuh/jpnn)

Exit mobile version