Site icon SumutPos

Ical Tiba-tiba Setujui Novanto Jadi Ketua DPR

Aburizal Bakrie bersama Setya Novanto.
Aburizal Bakrie bersama Setya Novanto.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Langkah Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar) Setya Novanto untuk kembali menjabat ketua DPR kian tak terbendung. Sikap Dewan Pembina (Wanbin) Partai Golkar yang sebelumnya mempertanyakan keputusan sepihak DPP terkait pergeseran di lembaga legislatif itu berubah drastis, Senin (28/11).

Melalui pertemuan antara Wanbin dan DPP, dicapai kesepakatan politik untuk menyetujui pengangkatan kembali Novanto sebagai Ketua DPR, menggantikan Ade Komarudin (Akom). Keputusan tersebut diambil dalam rapat tertutup antara Wanbin dan DPP Golkar di Menara Bakrie, Jakarta, kemarin. Wanbin dipimpin langsung Aburizal Bakrie (Ical), didampingi sejumlah anggota seperti Fahmi Idris dan Fuad Hasan Masyhur. DPP dipimpin langsung Novanto, didampingi Sekretaris Jenderal Idrus Marham, Bendahara Umum Robert Joppy Kardinal, Ketua DPP Yorrys Raweyai, dan Roem Kono.

Setelah melakukan pertemuan 2 jam 40 menit, dicapai empat kesepakatan. Ical yang membacakan kesepakatan itu menyatakan, keputusan pertama menyebutkan bahwa wanbin dan DPP akan lebih sering melakukan rapat bersama untuk mengambil keputusan strategis. Keputusan kedua, menyetujui pergantian posisi ketua DPR dari Akom kepada Novanto. ”Kami dari wanbin dan DPP sepakat menyetujui pergantian ketua DPR untuk selanjutnya kami serahkan ke internal DPR,” kata Ical.

Keputusan ketiga diberikan khusus kepada Akom. Ical mengatakan, Wanbin dan DPP berkomitmen memberikan posisi penting dan strategis kepada Akom. Keputusan keempat terkait dengan pemecatan Fadel Muhammad dari posisi di Wanbin, nanti dibahas internal lembaga Wanbin sendiri.

Menjelaskan keputusan itu, Ical menyatakan bahwa semua pihak telah kompak dan sepakat. ”Pertimbangan kami adalah apakah keputusan itu bermanfaat bagi bangsa dan negara. Termasuk untuk kepentingan pilkada dan pemilu legislatif nanti,” katanya.

Ical membenarkan, dirinya pernah menyampaikan bahwa posisi rangkap jabatan ketua umum Golkar dan ketua DPR akan menyulitkan untuk membagi waktu. Namun, dia mengaku sudah berkomunikasi langsung dengan Novanto terkait hal itu. ”Saya sudah tanya, beliau bilang bisa. Jadi, tidak ada masalah dengan rangkap jabatan,” jelasnya.

Terkait kesepakatan ketiga untuk Akom, Ical menyerahkan keputusan tersebut kepada DPP. Dalam hal ini, Ical menyiratkan bahwa posisi baru Akom nanti tidak lagi berada di internal Golkar. ”Saudara Ade kan diberi jabatan kenegaraan. Nanti wanbin, DPP, dan Ade akan bertemu untuk membicarakannya,” ujar Ical.

Novanto sendiri tidak banyak memberikan pernyataan. Pria yang juga populer dengan panggilan Setnov itu hanya menyatakan apresiasinya kepada Ical yang telah menyetujui keputusan DPP. ”Pak Ical punya pengalaman dan kemampuan. Apa yang dinasihatkan Pak Ical akan saya usahakan sebaik-baiknya,” ujar Novanto. Dia menambahkan bahwa proses selanjutnya diserahkan sepenuhnya kepada DPR.

Di tempat yang sama, Yorrys menegaskan bahwa posisi baru Akom nanti bisa saja berada di eksternal Golkar. Sebab, secara internal, saat ini posisi yang ada justru lebih rendah daripada jabatan Akom. ”Apakah mau kembali ketua Fraksi Golkar, terserah dia. Namun, dia kan pernah bilang tidak mau maju lagi 2019. Apakah posisi baru nanti sebagai duta besar, BPK, OJK, atau menteri, itu kita perjuangkan,” jelasnya.

Menurut Yorrys, nanti hanya ada tiga pihak yang membahas posisi baru Akom. Mereka adalah Ical selaku ketua wanbin, Novanto sebagai ketua umum, dan Ade sendiri. Pergantian tinggal menunggu prosedur di DPR. ”Semua sudah selesai. Kita tunggu di DPR saja sekarang,” tuturnya. (bay/c9/fat/adz)

Exit mobile version