Site icon SumutPos

Bentuk Tim Advokasi Kawal Sidang Ahok

Foto: dok.JPNN Imam Besar FPI, Habib Rizieq Syihab.
Foto: dok.JPNN
Imam Besar FPI, Habib Rizieq Syihab.

SUMUTPOS.CO  – KETUA Dewan Pembina Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) Habib Rizieq Syihab menegaskan, kehadiran dirinya di Sumatera Utara untuk mempererat persaudaraan dan mengukuhkan kebhinekaan. Begitu juga untuk bersilaturahim dengan ulama, tokoh agama, tokoh adat serta masyarakat Sumatera Utara, melalui Tabligh Akbar di Masjid Agung yang digelar Gerakan Anti Penistaan Agama Islam (GAPAI) Sumut.

“Saya juga hendak menyampaikan, apa dan bagaimana sebenarnya aksi 212 yang sedang hangat diperbincangkan, karena saat ini ada pihak ketiga yang mencoba untuk mendompleng dan juga membusukkan opini,” ujar Rizieq saat konfrensi Pers di Saka Hotel, Jalan Gagak Hitam, Medan Sunggal, Rabu (28/12) sore.

Oleh karena itu, ditegaskan Rizieq jika aksi 212 bukan aksi untuk merusak Bhinneka Tunggal Ika, anti Pancasila, anti NKRI ataupun anti UUD 1945. Dikatakan Rizieq, aksi 212 juga bukan aksi anti etnis karena pihaknya bukan rasis atau fasis dan bukan aksi anti agama lain karena pihaknya tidak ada masalah dengan warga negara Indonesia yang beragama lain.

“Aksi 212 juga bukan aksi SARA. Aksi 212 murni aksi penegakkan hukum terhadap penista agama. Oleh karena itu, kami minta pengertian seluruh umat beragama jangan salah persepsi, ” ujar Rizieq.

Selain itu, Rizieq mengingatkan Umat Islam, juga jangan sampai salah paham, menganggap aksi 212 sebagai aksi anti agama lain. Karenanya, Umat Islam jangan terjerumus dalam penyesatan opini. Ditegaskan Rizieq, Umat Islam harus waspada dengan adu domba karena sangat berbahaya.

Ketika ditanyakan Sumut Pos tentang langkah lanjut terhadap kasus penistaan agama oleh Basuki Tjahja Purnama alias Ahok, ditegaskan Habib Rizieq jika GNPF-MUI, tetap bertekad dan berkomitmen mengawal, agar tidak ada interpensi. Bahkan Rizieq mengaku sudah membentuk tim advokasi dan segera menghadap Komisi Yudisial dan Hakim Agung Urusan Pengawasan, untuk meminta ikut berperan aktif secara proaktif, mengawasi jalannya persidangan.

“Jadi kalau terjadi interpensi, bisa terdeteksi lebih awal, sehingga dapat diantisipasi,” lanjut Rizieq.

Saat ditanya mengenai laporan terhadap dirinya yang juga terkait penistaan agama, Rizieq menyebut hal itu sah-sah saja dilakukan setiap warga negara atas hal yang dianggap melanggar hukum. Namun secara pribadi, Rizieq menilai laporan tersebut salah alamat. Karena, dalam laporan yang dituduhkan, yang dibicarakannya adalah masalah dogma.

“Artinya begini, Islam punya doktrin ajaran agama bahwa Tuhan tidak beranak. Sementara Umat Kristiani, punya doktrin ajaran trinitas. Jadi di sini, biarlah Umat Kristiani dengan ajaran Trinitasnya dan biarlah Umat Islam dengan ajaran Qulhu Allah Ahad,” beber Rizieq.

Karenanya, dia menyebut jika ada Umat Islam bilang Allah tidak beranak dan tidak diperanakkan, lalu ada agama lain tersinggung terus ajaran Islam dilaporkan, akan menjadi sangat lucu karena dogma bisa dilaporkan. Bahkan, disebut Rizieq, hal itu bisa membuat kekacauan karena dogma berada pada privasi ajaran agama, sehingga tidak dapat masuk pada ranah pelaporan.

“Yang tidak boleh itu saling mencaci maki. Firman Allah mengatakan, jangan sekali-kali engkau mencaci maki Umat yang tidak menyembah Allah, ” sambung Habib Rizieq.

Terakhir, dijelaskan Habib Rizieq kalau video yang dibawa pelapor, adalah saat dirinya melindungi Umat Islam yang dipaksa mengikuti ritual agama lain. Terlebih, ritual itu disebutnya sangat bertentangan dengan doktrin utama ajaran Islam yang meyakini yang tertuang dalam Alquran, Surah Al-Ikhlas. Untuk itu, dikatakan Rizieq jika pihaknya akan meminta Kepolisian agar lebih hati-hati menangani kasus yang berkaitan dengan agama.

“Kalau melapor itu berikan rekaman utuh, jangan yang sudah diedit. Jangan rekaman 2 jam, yang disetor 2 menit, ” tandas Rizieq.

Kedatangan Rizieq Ditolak

Sementara, ratusan massa dari beberapa organisasi kemasyarakatan (Ormas) menggelar aksi penolakan kedatangan Habib Rizieq di Bandara Kualanamu Internasional (KNIA) Rabu, (28/12) sekira pukul 11.45 WIB. Dengan mengenakan atribut masing-masing, mereka sempat membentangkan sepanduk penolakan. Namun, dinilai akan membuat keributan pihak kepolisian mencabutnya setelah terlebih dahulu berkordinasi dengan ketua kelompok ormas yang memadati terminal kedatangan KNIA.

Setibanya di KNIA,  Habib Rizieq langsung mendapat pengawalan khusus dari Kepolisian. Anggota Brimob bahkan dikerahkan untuk membantu pengamanan. Pengawalan ketat dilakukan di areal bandara dan sepanjang jalan arteri menuju bandara setiap persimpangan dijaga pihak Kepolisian. Dan akhirnya Habib Rizieq berhasil menuju Kota Medan.

Ketua Harian Laskar Merah Putih Sumut, S Arindo mengatakan, mereka menolak kedatangan Habib Rizieq. Meski berdasarkan jadwal kedatangannya ke Medan untuk mengikuti tabliq akbar namun tetap saja mereka menilai dengan negatif.

“Kami yang menolak ada delapan elemen unsur ormas dan organisasi pemuda. Kami tidak mau Medan diobok-obok seperti di Jakarta kemarin. Karena Medan ini sudah aman dan damai. Kalau untuk berdakwah silahkan,” katanya.

Kedatangan Ormas ini sebelumnya sempat membuat sedikit kerepotan pihak kepolisian, meskipun mereka datang tidak melakukan orasi dan membawa spanduk. Beruntung negosiasi dilakukan pihak kepolisian dan selanjutnya dapat diterima oleh massa. Setelah mendapat pengarahan dari Kasat Intel Polres Deliserdang AKP M Simarmata, merekapun kemudian meninggalkan bandara.

Terpisah, Kordinator Wilayah I GMKI Swangro Lumbanbatu mengkhawatirkan pernyataan-pernyataan yang akan disampaikan Rizieq Shihab dalam kunjungannya di Medan akan disalahartikan dan multitafsir oleh sebagian masyarakat. Selain itu, dia mengkhawatirkan pernyataan Rizieq juga dapat memicu terjadinya perpecahan dan konflik sosial di tengah masyarakat.

Secara tegas, GMKI Wilayah I menolak kedatangan Rizieq Shihab ke Sumut, khususnya Medan. Menurut dia, Sumut adalah provinsi yang penduduknya terdiri dari beragam suku, agama, etnis dan golongan.

“Kemajemukan ini menjadi kekayaan daerah yang selama ini selalu berusaha dijaga dan dihormati oleh setiap masyarakat Sumatera Utara. Beberapa persoalan konflik SARA yang beberapa kali terjadi di Sumatera Utara menjadi pembelajaran bagi masyarakat Sumatera Utara agar selalu berhati-hati terhadap isu dan provokasi yang coba dihembuskan segelintir kelompok untuk mengganggu kerukunan masyarakat Sumatera Utara,” kata dia.

Sebagai antisipasi dan bentuk pencegahan terjadinya kembali konflik SARA di Sumut yang rukun, damai dan saling menghormati ini, kata dia, GMKI menolak kehadiran Rizieq Shihab ke Medan, Sumatera Utara. “Oleh karena itu pihak Kepolisian Sumatera Utara harus bertindak tegas dalam perizinan kegiatan yang akan diadakan oleh Rizieq Shihab dan rombongan,” pesan dia kepada aparat penegak hukum.

Tak lupa, dia juga mengajak semua organisasi masyarakat maupun kepemudaan dan mahasiswa hingga instansi pemerintahan Sumut, untuk saling bahu-membahu menjaga kondusifitas serta kerukunan yang sudah terajut di tengah masyarakat. Menurut dia, keberagaman masyarakat Sumut itu adalah keunikan yang dimiliki selama ini. Dan juga, menjadi salah satu keunggulan dari provinsi yang beribukotakan Medan itu.

“Mari kita bergotong royong membangun daerah kita dengan selalu berpegang teguh kepada UUD 1945 dan ideologi Pancasila,” tandas dia. (ain /mag-2/ted/adz)

Exit mobile version