Site icon SumutPos

Dahlan Iskan Tunggu Panggilan DPR

Kemarin Dipanggil Mendadak SBY

JAKARTA-Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan siap mengungkap identitas oknum anggota DPR yang melakukan praktek pemerasan terhadap perusahaan BUMN. Terkait hal itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kemarin memanggil Dahlan ke Istana Kepresidenan.

“Kalau diminta DPR, akan saya lakukan (ungkap, Red). Saya menunggu panggilan dari DPR. Terserah mereka maunya kapan, bola tidak di saya, tapi bola ada di DPR,” ujar Dahlan usai menghadiri
seminar di Kampus UIN Syarif Hidayatullah, Ciputat, Tangerang Selatan kemarin (29/10). Mantan Dirut PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) ini seolah tidak memiliki beban untuk membuka kasus itu.
Dahlan mengaku siap jika diundang khusus oleh DPR untuk mengungkap siapa saja yang terlibat. Sebab itu dilakukan untuk melindungi perusahaan-perusahaan BUMN. Namun, Dahlan tidak menjawab apakah kasus itu akan dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK),”Saya menunggu panggilan dari DPR saja,” sebutnya.

Dahlan Iskan

Ditengah jadwal kesibukannya kemarin, Presiden SBY sempat memanggil Dahlan Iskan ke Istana Kepresidenan sekitar pukul 13.30 WIB. Pertemuan berlangsung selama 30 menit itu diluar jadwal kepresidenan sebelumnya dan hanya diikuti SBY dan Dahlan. Seusai pertemuan, Dahlan enggan berbicara banyak mengenai topik yang dibahas dengan Presiden.

Namun Dahlan sempat mengakui bahwa pertemuan itu terkait dengan pernyataan adanya oknum legilstaif yang meminta jatah kepada perusahaan BUMN, “Ya kaitannya dengan kongkalikong lah,” kata Dahlan di halaman kompleks Istana Kepresidenan.

Dia mengatakan banyak hal yang dibicarakan dengan Presiden. “Pokoknya banyak hal. Jadi beliau menyampaikan pokoknya pesan beliau yang konsisten seperti itu,” sambungnya.

Selebihnya Dahlan tidak berbicara hasil pertemuannya dengan SBY. Termasuk apakah SBY meminta nama oknum DPR yang diduga telah memeras BUMN. “Saya tidak minta izin boleh diungkap atau tidak,” katanya.
Mantan Sekretaris Kementerian Negara BUMN, Said Didu mengakui adanya intervensi terhadap BUMN. Dia kagum terhadap Menteri BUMN, Dahlan Iskan, yang berani berperang melawan intervensi terhadap BUMN,”Langkah Pak Dahlan untuk mem -protek BUMN dari DPR, sangat bagus. Direksi BUMN memang segan pada DPR, takut pada pihak yang bisa pengaruhi posisinya,” kata dia.

Dia mengatakan sejumlah langkah untuk membenahi BUMN di antaranya adalah menempatkan orang yang memiliki kompetensi dan berani. Said mengaku, intervensi bukan hanya dalam bentuk materi namun juga non-materi,”Isu permintaan jatah oleh oknum DPR ke BUMN, jangan kurangi perhatian intervensi pihak lain, seperti penguasa, tim penguasa, partai politik, LSM atau penegak hukum,” jelasnya

Janji Garap Infrastruktur Sumut

Sementara itu, sejumlah warga Batak yang tergabung dalam Perhimpunan Batak Peduli Pembangunan Sumatera Utara (PERBAPPSU) kemarin (29/10) menemui Menteri Badan Usaha  Milik Negara (BUMN) di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta. Warga Batak yang sebagian berdomisili di Jakarta ini mengeluhkan lambannya sejumlah proyek infrastruktur di Sumut.

Dahlan dengan sabar mendengarkan keluhan delegasi yang dipimpin Gandi Parapat itu. Tidak sia-sia, Dahlan merespon secara baik pengaduan ini. Mantan Dirut PLN ini berjanji akan segera memerintahkan perusahaan plat merah di bawah naungan BUMN untuk segera menggarap untuk membangun jalan tol Medan-Tebingtinggi dan peningkatan Bandara Silangit, Tapanuli Utara, agar menjadi bandara internasional.

“Silangit akan menjadi bandara internasional paling lambat Desember. PLN saja mampu membangun Bandara Silangit, apalagi BUMN. Kalau BUMN yang bangun, tender langsung jadi,” kata Dahlan yang disambut tepuk tangan hadirin.
Pertemuan dihadiri 16 warga Batak, antara lain Bendahara Pekan Raya Sumut Eddy  Sijabat, Ketua Umum Forum Pribumi Indonesia Bersatu Sumut Ray Sinambela, mantan anggota DPRD Sumut Burhanuddin Rajagukguk, serta aktivis LSM Pendidikan dan Kesehatan Jakarta Hikmat Siregar.

Selain masalah tol Medan-Tebingtinggi dan Bandara Silangit, lambatnya penyelesaian Bandara Kualanamu juga disampaikan ke Dahlan. Begitu pun soal Danau Toba, Dahlan begitu antusias menanggapinya.

Dia mengatakan, jika tidak segera dikembangkan Bandara Silangit, maka Danau Toba tetap saja seperti sekarang ini. “Penerbangan dari Malaysia atau Singapura ke Medan hanya satu jam. Dan, dari Jakarta ke Medan hanya dua jam. Dari Medan ke Toba tujuh jam, mana mau orang ke Toba. Untuk mengangkat Toba ini harus ada tol Medan-Tebing. Tapi bangun tol bisa lama. Yang paling cepat menjadikan Silangit bandara internasional,” kata Dahlan.

Keindahan Danau Toba, kata Dahlan, seperti Swiss. Dahlan berjanji cepat menggarap Bandara Silangit. “Yang bisa angkat itu dalam waktu cepat membangun Bandara Silangit menjadi bandara internasional, karena biayanya tidak banyak untuk menambah landasan pacu sepanjang 300 m dan ketebalan 5 hingga 10 cm, dan membangun refueling atau tanki bahan bakar,” papar dia.

Soal Nandara Kualanamu, Dahlan mengatakan, dirinya sudah menyampaikan ke Presiden SBY bahwa jalan pendukung Bandara Kualanamu belum ada karena pinjaman untuk pembangunan jalan tersebut belum cair. Untuk mengatasinya, kata Dahlan, nanti perusahaan BUMN yang keroyokan untuk membangun jalan itu. “Uang untuk itu bisa dicari, yang penting mau enggak,” ujar dia.

Pada akhir pertemuan, mantan Sekretaris Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (Gamki) Sumut, Gandi Parapat, meminta kesediaan Dahlan agar berkenan menerima marga Batak karena Dahlan memiliki karakter dan keberanian seperti orang Batak. Dahlan menyambut baik dan akan menerimanya kalau sudah memenuhi janjinya membangun bandara dan tol di Sumut. “Nanti kalau pekerjaan kita ini sudah selesai, saya terima. Kalau sekarang, nanti dikira karena sudah diberi marga baru berbuat untuk Sumut,” kata Dahlan.

Pertemuannya sendiri berlangsung hangat. Para delegasi disambut langsung oleh Dahlan di ruang kerjanya. Bahkan Dahlan menyodorkan sendiri botol air mineral ke para tamunya, satu per satu. (sam/wir/fal/jpnn)

Exit mobile version