Site icon SumutPos

Angie Sebut Nazaruddin Manusia Terjahat

JAKARTA-Bukan hal baru jika Muhammad Nazaruddin menyeret nama Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum dalam perkara korupsi yang ditangani Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Tapi seringnya Nazaruddin menyeret nama Anas itu pula yang menjadikan majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta heran.

Pada persidangan atas Angelina Sondakh dalam perkara dugaan suap Wisma Atlet dan anggaran Kemendiknas, Kamis (29/11), Nazaruddin dihadirkan sebagai saksi. Dari sebagian besar pertanyaan yang diajukan, Nazar selalu mengaitkannya dengan Anas.

Dalam persidangan itu penasihat hukum Angie, Teuku Nasrullah menanyakan tentang uang Rp3 miliar dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) atas nama Nazaruddin dalam kasus Wisma Atlet. Mengutip BAP tersebut, Nasrullah menyebut bahwa uang Rp3 miliar itu untuk untuk mengamankan perkara Wisma Atlet tak lama setelah anak buah M Nazaruddin, Mindo Rosalina Manulang ditangkap KPK April 2011.

Menanggapi pertanyan itu Nazaruddin mengatakan, uang Rp3 miliar itu disiapkan oleh Angie untuk diserahkan ke politisi PD, Benny K Harman. Kebetulan, saat itu Benny masih menjadi Ketua Komisi III DPR yang juga bermitra dengan KPK.

Saat menjawab pertanyaan itu pula Nazar menyebut bahwa pengamanan itu atas perintah Anas Urbaningrum agar perkaranya tidak melebar. “Ini atas perintah Anas,” ucap Nazar.

Ketua majelis, Sudjatmiko langsung menimpali jawaban Nazaruddin. “Kok saudara itu semangat sekali kalau menyebut nama Anas?” kata Sudjatmiko.
Nazar pun langsung menimpali, “Iya majelis, kan saya diperintah ketua Fraksi.”

Majelis juga heran karena Nazaruddin selalu lupa saat ditanya tentang uang yang pernah diterimanya. “Tapi kok kalau soal orang lain saudara ingat?” kata Sudjatmiko.

Pada persidangan itu Nazar juga mengungkapkan bahwa dirinya saat masih menjadi bendahara di fraksi maupun Partai Demokrat (PD) sudah terbiasa membicarakan masalah keuangan dengan Anas. Keduanya sering berkomunikasi melalui telepon maupun BlackBerry Messenger (BBM).

Hal ini pun mengundang tanya dari Ketua Majelis Hakim, Sudjatmiko. Majelis heran karena Nazaruddin tak khawatir disadap saat berbicara soal transaksi keuangan dengan Anas.

Namun Nazar memberi jawaban simpel. “Saya kan punya telepon khusus dengan Anas yang antisadap,” tutur Nazaruddin bangga.
Hal ini pun langsung mengundang tawa hakim maupun pengunjung sidang. Hakim pun mengejar dengan pertanyaan lain. “Lah, ngomongin uang segitu banyak hanya lewat telepon saja?” tanya hakim lagi.

“Ooo kalau soal uang banyak, saya pakai Blackberry Messenger,” tutur Nazaruddin.

Tak hanya itu, Nazaruddin juga mengaku sering melaporkan keuangan partai pada Sekretaris Jenderal PD, Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas. Tak terkecuali laporan Nazar ke Ibas tentang pengadaan kalender PD yang menelan dana Rp2 miliar dari uang proyek Kemendiknas. “Dilaporkan,” ucapnya.
Menurut Nazar, selama dirinya jadi bendahara umum PD sudah ada uang Rp64 miliar yang masuk ke partai binaan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu. “Semuanya saya laporkan ke Ketua Umum dan Sekjen,” sebutnya.

Sementara Angie saat diberi kesempatan menanggapi kesaksian Nazaruddin tak bisa lagi menyembunyikan kekesalannya. Kemarahan Angie memuncak saat Nazaruddin tak dapat membuktikan tuduhan bahwa Putri Indonesia 2001 itu pernah mendapat uang Rp9 miliar dari Kemenpora melalui pengusaha yang bernama Paul Nelwan. Sebab, aliran uang itu ada dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Nazaruddin dalam kasus Wisma Atlet.

“Saudara (Nazaruddin,red) menyebut, bahwa saya pernah bilang pada saudara, saya terima uang Rp9 miliar. Saudara katanya punya rekaman pembicaraan kita dengan Tim Pencari Fakta (TPF) Demokrat. Apa benar pernah memiliki rekaman percakapannya?” tanya Angie.”Ada rekamannya. Tapi di Singapura,” jawab Nazar enteng. Jawaban Nazar yang mengundang tawa pengunjung sidang itu sontak malah membuat Angie meradang.

Angie pun langsung mengejar Nazaruddin agar memperlihatkan catatan tentang setoran ke Fraksi PD dan DPP PD dari proyek-proyek yang melalui jasa mantan Bendahara Umum PD itu. Namun Nazaruddin tetap berkelit.

Angie pun merengek sembari mengingatkan Nazar. “Cobalah kebencian saudara saksi (Nazaruddin, Red) kepada Saudara Anas jangan ditimpakan ke saya. Mohonlah bantu,” pinta Angie.

Alih-alih menuruti permintaan Angie, Nazar malah menyebut setiap anggota Banggar berkewajiban menyetor fee pada partainya sebesar 4 persen dari proyek yang didapatnya. Namun menurutnya, aturan setoran fee 4 persen itu memang tidak tertulis.

“Kalau tatib (tata tertib, Red) tidak ada. Tapi Ibu tahu kan kesepakatan empat persen (fee)? Dua persen untuk anggota, dua persen dikelola fraksi. Masa ibu lupa. Kalau yang urusan bagi duit kan Mas Anas, saya, Ibu, dan Mirwan Amir. Itu kebijakan dari pimpinan fraksi (Anas). Tahu sama tahu. Hitam di atas putih tidak ada,” kata Nazar lagi-lagi dengan enteng.”Kalau Mirwan bisa menjelaskan detailnya, bagaimana saya karang-karang?” sambungnya.
Akhirnya Angie pun memilih mengakhiri pertanyaannya ke Nazaruddin. “Sudahlah saya bertanya. Saksi terlalu banyak bohongnya. Meski saya respek terhadap istrinya (Neneng Sri Wahyuni, Red), tetapi saudara Nazar adalah yang paling jahat yang saya temui di muka bumi ini,” kata Angie.

Lantas apa tanggapan NAzar yang dituding Angie sebagai manusia paling jahat itu? “Yah enggak apa-apalah Bu Angie kan lagi emosi namanya perempuan, temperamen,” kata Nazar usai persidangan.

Bahkan ia mengaku biSa memaklumi kemarahan Angie yang hidup sendiri sejak suaminya, Adjie Massaid meninggal. “Kasihan saya lihat dia. Dia kan janda, saya teman baik dia. Dia teman baik istri saya,” pungkas Nazar. (ara/flo/jpnn)

Exit mobile version