Site icon SumutPos

Jual Indonesia di Internasional, Miliki 113.000 Pengikut Twitter

Dino Patti Djalal ‘Marketer of The Year’ 2012

Dino Patti Djalal lagi panen penghargaan. Setelah 30 November 2012 lalu mendapat Global Innovation Award dari Emory University, Georgia, AS, kemarin Dubes RI untuk AS itu kembali menggondol penghargaan prestisius Marketer of The Year 2012 dalam ritual tahunan MarkPlus Conference 2013.

PRESTIUS: Dubes Indonesia untuk AS Dino Pati Djalal yang terpilih sebagai Marketer of The Year 2012 berpose didampingi Hermawan Kartajaya.//Angger Bondan/Jawa Pos/jpnn

SEPERTI dikatakan Hermawan Kartajaya, CEO dan Founder MarkPlus, Inc., inilah pertama kalinya seorang perwakilan dari kelompok pemerintah berhasil terpilih sebagai Marketer of The Year. “Pak Dino kami nilai sukses me-marketing-kan Indonesia di kancah global,” ujarnya di ajang konferensi marketing terbesar se-ASEAN di Ballroom Pacific Place SCBD Jakarta, pekan lalu.

Menurut Hermawan, sejak menjadi Dubes Indonesia di AS pada 2010, Dino sudah membuat gebrakan-gebrakan fenomenal. Salah satunya melalui kegiatan Kongres Diaspora Indonesia yang dilakukan pada Juli lalu di Los Angeles, AS. “Kegiatan ini berhasil meng-koneksikan seluruh potensi yang dimiliki warga Negara Indonesia di AS, sehingga membuat Indonesia lebih kokoh,” katanya.

Dalam sambutan di hadapan lebih dari 5.000 pakar dan praktisi marketing di acara MarkPlus Conference 2013, Dino mengaku bangga bisa menerima penghargaan prestisius tersebut. “Marketing tidak hanya dibutuhkan perusahaan, tapi juga negara,” ujarnya disambut tepuk tangan riuh para hadirin.

Sejak 2006, penghargaan Marketer of The Year selalu jatuh ke tangan pejabat korporasi. Misalnya, pada 2006 dianugerahkan untuk Dyonisius Beti (VP Director Yamaha Motor Indonesia), 2007 kepada Chairul Tanjung (CEO CT Corp), 2008 kepada Sofyan Basir (CEO Bank Rakyat Indonesia), 2009 kepada Emirsyah Satar (CEO Garuda Indonesia), pada 2010 kepada Dahlan Iskan (saat itu sebagai CEO PLN), dan 2011 kepada Johaness Loman (Excecutive VP Director Astra Honda Motor).
Lalu, strategi apa yang dilakukan Dino untuk me-marketing-kan Indonesia? Dia mengakui, Indonesia adalah Negara dengan potensi luar biasa besar, namun sering disepelekan, bahkan sempat dianggap sebagai Negara gagal. “Terus terang, sejak jadi Dubes, saya agak jungkir balik (memperbaiki persepsi asing terhadap Indonesia),” katanya.

Dino mengakui, persoalan korupsi dan terorisme memang menjadi perhatian. Namun, predikat Indonesia sebagai Negara demokrasi terbesar ke-3 di dunia serta Negara dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi ke-2 setelah Tiongkok, mestinya tidak bisa dinafikkan. “Indonesia, sejatinya adalah produk unggul dengan profil yang cemerlang,” ucap pria kelahiran Beograd (Yugoslavia), 10 September 1965 tersebut.

Karena itu, Dino pun getol “menjual” keunggulan Indonesia di mata dunia internasional. Sebagai Dubes di AS yang merupakan pusat politik dan bisnis internasional, posisinya memang sangat strategis.

Berbagai cara pun ditempuh. Misalnya, untuk menghimpun warga Indonesia di AS, dia menyelenggarakan Konggres Diaspora Indonesia. Di situ, kekuatan warga Negara Indonesia disinergikan untuk mendukung kampanye Indonesia. “Bukan hanya ide dan gagasan yang disinergikan, tapi juga kekuatan jaringan dan dana,” ucapnya. Hasilnya, makin banyak warga Negara Indonesia yang menjadi “agen” untuk me-marketing-kan Indonesia.

Untuk mengikis stigma Indonesia sebagai Negara teroris dan penuh kekerasan, Dino menjual potensi budaya Indonesia, misalnya melalui pemecahan rekor pertunjukan angklung di Washington D.C, maupun promosi nilai-nilai budaya luhur Indonesia seperti Bhineka Tunggal Ika. “Kami juga berhasil mendorong salah satu produser Hollywood untuk syuting film full di Indonesia. Tahun depan filmnya akan tayang,” ujar pemegang gelar Doktor bidang hubungan internasional dari London School for Economic and Political Science (LSE), Inggris, tersebut.

Dino menambahkan, pesatnya pertumbuhan pengguna internet juga membuat marketing melalui media sosial berperan penting. “Karena itu, saya juga jadi Twitter ambassador (dubes pemakai Twitter, Red),” katanya. Melalui akun @dinopattidjalal yang memiliki follower lebih dari 113.000, Dino memang kerap memposting berita-berita positif atau berbagai prestasi yang diraih Indonesia.

Secara khusus, Dino mengapresiasi Menteri BUMN Dahlan dan Gubernur DKI Jakarta Jokowi yang hadir di acara tersebut. Menurut dia, Dahlan merupakan sosok marketer handal dan juga pekerja keras, demikian pula Jokowi. “Pak Dahlan adalah menteri yang bersahaja, enerjik, dan salah satu yang terbaik di kabinet, dan pak Jokowi adalah politisi yang memberi dinamika baru di Indonesia,” katanya.

Dahlan Iskan dan Jokowi juga dipertemukan di ajang MarkPlus Conference pada 2010. Ketika itu, Dahlan terpilih sebagai Marketer of The Year dan Jokowi terpilih sebagai Marketer of The Year kategori pemerintahan.
Dalam kesempatan itu, MarkPlus memberikan penghargaan Indonesia Marketing Champions  2012 untuk beberapa kategori, antara lain Ignasius Jonan (Dirut PT KAI) sebagai Marketing Champion in Automotive, Transportion, Logistic Industry; Hasnul Suhaimi (CEO PT Xl Axiata) sebagai Marketing Champion in Communications, High-Tech, and Media Industry; Bien Subiantoro (Dirut BJB) sebagai Marketing Champion in Financial Services Industry.
Lalu, Lilik Oetama (Direktur Eksekutif PT Grahawita Santika) sebagai Marketing Champion in Healthcare, Pharmaceutical, and Consumer Industry; Widya Wiryawan (Presiden Direktur Astra Agro Lestari) sebagai Marketing Champion in Resources Industry; dan Dinno Patti Djalal (Duta Besar Republik Indonesia untuk Amerika Serikat) sebagai Marketing Champion in Government and Public Services Industry, sekaligus Marketer of The Year. (owi/jpnn)

Exit mobile version