Site icon SumutPos

Jepang Belum Terbendung

JAKARTA-Tim Piala Davis Indonesia harus mengubur mimpi mencuri kemenangan atas Jepang di grup I Asia/Oceania. Sabtu (2/2) lalu, di Ariake Coliseum Tokyo, ganda Merah Putih Christopher Rungkat/Elbert Sie dipaksa mengakui ketangguhan pasangan Jepang Tatsuma Ito/Yasutaka Uchiyama 4-6, 7-5, 6-2, 5-7, 2-6.

TERHENTI: Perjalanan ganda putra Indonesia Rungkat/Elbert harus terhenti setelah dikalahkan Jepang pada pertandingan grup I Asia/Oceania, Piala Davis.

Kekalahan itu membuat Jepang untuk sementara unggul 3-0 dan memastikan melaju ke babak II grup I Asia/Oceania. Di babak lanjutan, Jepang menunggu pemenang antara Korsel bentrok India. Namun hingga kemarin, untuk sementara Korsel unggul 2-0 atas India.

Meski dipaksa bertekuk lutut, duta Tenis Indonesia tersebut sudah menunjukkan perjuangan keras. Ketatnya pertarungan Christo/Elbert kontra Ito/Uchiyama menyita waktu kurang lebih tiga jam dan berjalan dalam lima set.

Pelatih Tim Piala Davis Indonesia Bonit Wiryawan, menuturkan, Christo/Elbert sebenarnya punya kesempatan mencuri victory pada pertandingan kemarin. “Pertandingan dobel kemarin cukup ramai. Kita punya kesempatan menang di set keempat, sayangnya kita tak bisa memanfaatkan momentum itu. Ini jadi pelajaran buat anak-anak,” ujar Bonit melalui SMS kepada Jawa Pos (Grup Sumut Pos), Sabtu (2/2).

Setelah kalah di set pertama, Bonit menginstruksikan anak asuhnya bermain lebih lepas. Variasi pukulan juga diminta lebih kretaif. Strategi itu cukup ampuh karena Christo/Elbert bisa mencuri dua set.

Akhirnya perbedaan rangking yang mencolok antar pemain Indonesia dan Jepang ternyata berpengaruh kepada permainan. Ito serta Uchiyama ada di posisi 84 dan 394 ATP. Sementara Christo dan Elbert di rangking 252 serta 881. “Kelihatan sekali pemain Jepang yang punya rangking bagus bermain dengan konsisten. Mereka bisa bermain stabil dari set satu sampai lima. Semoga dari sini kita ambil pelajaran dan terus menambah jam terbang,” kata Bonit lagi.

Pada pertandingan kemarin, Bonit sengaja mengubah komposisi pasangan Ketut Nessa/Elbert menjadi Christo/Elbert karena melihat potensi menang. Christo/Elbert memang teruji saat meraih medali emas ganda putra di SEA Games 2011 lalu. “Kita pasangkan Christo dan Elbert karena keduanya masih yang terbaik. Nessa sendiri nggak ada masalah dan nggak cedera. Sejujurnya kita melihat potensi menang. Tapi ya, sayang belum bisa meraih kesempatan itu,” tuturnya.

Di sisi lain, dalam pertandingan terakhir, hari ini (3/2), Bonit belum berencana mengubah komposisi pemainnya. Tunggal Indonesia Christo dan Wisnu Adi Nugroho menjadi nama yang disiapkan turun. “Soal merubah komposisi, last minute baru akan kita tentukan, besok (hari ini, red). Tapi saya kira Wisnu masih akan saya beri kesempatan karena ini momen bagus buat dia belajar dan mendapat banyak ilmu berharga,” tandas Bonit. Di antara petenis yang dibawa ke Jepang, Wisnu memang yang termuda. Yakni masih berumur 17 tahun. (dra/jpnn)

Exit mobile version