Site icon SumutPos

Askot: PSMS Harus Berkandang di Medan

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
RENOVASI_Kondisi Stadion Teladan yang rumputnya sedang dibongkar.  Renovasi juga akan dilakukan di sektor lain seperti lampu, dll.

SUMUTPOS.CO – Asosiasi Kota PSSI Medan turut berbangga dengan keberhasilan PSMS lolos ke Liga 1. Namun banyak pekerjaan rumah yang harus dikerjakan. Salah satunya perbaikan Stadion Teladan agar PSMS bisa berhome base di Medan.

Sejauh ini pengerjaan Teladan memang sudah dimulai sejak awal November lalu. Namun masih sebatas rumput stadion berada di bawah pengawasan Dinas Pertamanan dan Kebersihan kota Medan. Sementara beberapa bagian lain yang sudah cukup urgen seperti lampu, ruang ganti dan bagian lainnya dari gedung masih belum dikerjakan karena masih menunggu anggaran dan berada di bawah naungan Dinas Perkim.

Ternyata ada titik terang soal itu. Hal ini terungkap dalam rapat finalisasi Kebijakan Umum Anggara Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUAPPS) di DPRD Medan, yang berlangsung Sabtu (2/12) lalu. Diketahui anggaran pembenahan sarana dan prasarana stadion kebangggan masyarakat Medan ini ternyata telah diajukan dalam Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (PAPBD) 2017 kemarin. Bahkan, pengajuannya pun sudah masuk dalam RAPBD 2018.

Hal itu dibenarkan Ketua Askot PSSI Medan, Iswanda Ramli. Pria yang juga Wakil Ketua DPRD Medan itu berharap dengan sudah dimasukkan ke dalam anggaran, Stadion Teladan harus segera direnovasi agar PSMS bisa berkandang di Medan.

“PSMS harus berkandang di Medan, karena efeknya PSMS masuk liga 1 ini sangat positif. Kami dalam hal ini Askot tentunya memberikan apresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada Walikota Medan dan Dinas Perkim yang telah menyahuti keinginan masyarakat Medan untuk bisa menyaksikan PSMS Medan bermain di Stadion Teladan,” ungkap Iswanda Ramli saat berbincang dengan wartawan.

Hanya saja dirinya menerangkan jika proses pengerjaan menggunakan APBD akan melalui proses panjang dan memakan waktu.

“Pengerjaannya juga butuh waktu, karena harus melalui proses lelang lagi. Untuk itu kita minta hal ini segera disikapi pemerintah agar pembenahan stadion kita bisa rampung sebelum bergulirnya Liga 1,” ujarnya.

“Ini kan untuk kepentingan masyarakat Kota Medan juga, jadi mereka (Perkim) harus lebih serius melaksanakannya. Apalagi waktu yang tersisa tinggal tiga bulan sebelum bergulirnya Liga 1.” sambungnya.

Dari informasi yang diperoleh, adapun nilai anggaran yang diajukan untuk pembenahan sarana dan prasarana Stadion Teladan berkisar Rp 4Miliar. Memang jumlah ini tak terlalu banyak dibandingkan saat renovasi anggaran Kemenpora pada 2013 lalu sebesar Rp10 Milyar, namun diharapkan bisa memenuhi beberapa aspek yang disoroti tim verifikasi PSSI nanti.

Di sisi lain, lolosnya PSMS ke Liga 1 membuat Askot PSSI Medan semakin bersemangat untuk merencanakan program pembinaan usia dini pada 2018 mendatang. Salah satunya adalah memutar kompetisi liga sepakbola antar klub dan SSB wakil tiap Kecamatan se Kota Medan. Muaranya tentu menghasilkan cikal bakal pemain PSMS.

“Nanti kita coba finalisasi untuk buat liga sepakbola antar kecamatan. Konsep sebenarnya udah ada. Saya tegaskan, Askot PSSI untuk kepentingan sepakbola akan terus kita lakukan.” ucap Nanda.

Dikatakan Nanda, sejumlah program kerja di tahun sebelumnya juga akan tetap dilanjutkan pada tahun 2018. Seperti turnamen sepakbola antar klub dan SSB, baik mencakup Usia dini U-12, U-15, maupun U-17. “Program tahun kemarin terus ada, tapi ditambah dengan liga sepakbola kecamatan. Karena kita berharap melalui liga nanti akan terlihat pemain yang benar – benar berpotensi untuk dibina oleh Askot.” kata pria yang akrab disapa Nanda ini.

Selain pemutaran liga sepakbola kecamatan, Askot juga telah berupaya membentuk tim sepakbola binaan mulai dari jenjang U-12 , U -15 dan U-17, yang dipersiapkan menghadapi kejuaraan tingkat regional Sumut maupun nasional. Pemain juga akan dibina oleh beberapa tim pelatih sehingga sasaran target prestasi ke depan lebih terarah. “Askot juga akan membina beberapa tim usia dini untuk menghadapi event sepakbola seperti piala Danone. Pemain yang bagus, nanti kita fasilitasi dengan diasuh oleh pelatih tetap. Harapannya supaya Medan punya pemain hebat yang nantinya menjadi penyuplai bagi PSMS.” harapnya.

Pencetusan pemutaran liga kecamatan juga sebagai salah satu upaya menggairahkan kembali animo sepakbola di Kota Medan. Termasuk akan ada jenjang status divisi seperti liga profesional. Menurut Nanda, untuk membentuk pemain berkualitas, turnamen sejak usia dini harus diperbanyak. “Kalo liga sudah berjalan, otomatis bakal ada jenjang divisi. Misalnya ada tim yang masuk dalam divisi satu, divisi dua. Dengan adanya pembagian divisi, tentu setiap tim ingin menjadi yang terbaik. Otomatis tingkat persaingan akan lebih sengit. Karena tiap pekan pasti ada pertandingan.” ucap Nanda. (don)

Exit mobile version