Site icon SumutPos

Edy Ogah Mundur dari Ketum PSSI

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
Edy Rahmayadi bersama Musa Rajekshah. Edy menegaskan dirinya takkan mundur dari kursi PSSI.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Banyaknya desakan yang meminta Edy Rahmayadi mundur dari jabatan Ketua Umum PSSI, tak membuatnya kendur. Malah Edy menegaskan dirinya tidak akan mundur hingga akhir periode. Hal itu dikatakan Edy saat silaturahmi dengan awak media di Kantor Gubernur Sumatera Utara, Rabu (5/12).

Menurut Edy yang juga Gubernur Sumatera Utara ini, PSSI adalah pemersatu seluruh rakyat Indonesia. Dia akan tetap bertahan hingga 2020 di akhir masa jabatannya. “Semula saya ingin mengundurkan diri, sekarang tidak lagi. Sudah saya batalkan. Sampai titik darah penghabisan, saya akan laksanakan tugas amanat rakyat. PSSI untuk berkibar di nusantara,” kata Edy kepada wartawan seusai acara silaturahmi.

Alasan Edy tetap bertahan di tengah tekanan yang menderanya, karena dia ingin PSSI harus mencapai cita-citanya. Bahkan dia sudah menargetkan, Indonesia menjuarai piala dunia.

Mantan Pangkostrad itu pun menyatakan, dirinya sudah menyiapkan program hingga tahun 2045. “Saat ini mulai lahir pujangga pujangga bola kita. Dari usia 16 sampai 19. Ini yang perlu kita kawal kelak. Sampai 2024 akan berkibar,” ungkapnya.

Pernyataan serupa sebelumnya disampaikannya saat menjelaskan kondisi riil PSSI saat ini. Edy mempresentasikan statistik sepakbola nasional terkait jumlah pemain sepakbola di seluruh Indonesia, jumlah pelatih, wasit serta lapangan yang memenuhi kwalifikasi organisasi sepakbola dunia. Dibandingkan dengan negara lainnya di dunia termasuk Singapura, Thailand dan Malaysia. Presentasi serupa pernah disampaikannya di hadapan Presiden Jokowi dan Komisi X DPR RI.

Edy yang pensiunan jenderal bintang tiga itu menyatakan kecintaannya kepada PSSI. Sejak dia memimpin PSSI barulah ada “kitab suci” yang menentukan arah persepakbolaan nasional dalam jangka panjang. Hingga 2045. Termasuk soal rencana pembinaan agar posisi Indonesia di kancah sepakbola dunia terangkat tinggi. “Jadi siapapun pengganti saya kelak sebagai Ketua Umum PSSI sudah ada panduannya akan melakukan apa dan sudah berada di posisi bagaimana,” tegas Edy.

Sekjend PSSI Ratu Tisha yang turut mendampingi Edy menyatakan, tidak benar kalau organisasinya tersebut tidak memiliki arah pengembangan ke depan. Termasuk soal capaian-capaian prestasi yang hendak dikejar.

Oleh berbagai pihak pemerhati sepakbola nasional Edy sempat didesak agar mengundurkan diri dari jabatan Ketum PSSI. Penyebabnya adalah prestasi tim Garuda yang terus-menerus mengalami kekalahan di pertandingan internasional. Seperti di kejuaraan AFC tingkat Asia Tenggara belum lama ini. Ditambah adanya skandal pengaturan skor pertandingan di Liga 2, korban meninggal dunia saat menonton pertandingan dan sebagainya.

Rangkap jabatan Edy sebagai Gubernur Sumut disebutkan sebagai alasan bahwa dia tidak fokus memberi perhatian kepada PSSI. Oleh sebab itu diminta meletakkan jabatannya.(pra/jpc/bbs)

Exit mobile version