Site icon SumutPos

Posisi PSMS Rawan

Foto: Triadi Wibowo/Sumut Pos
Kekalahan dari Persiraja Banda Aceh membuat posisi M Zulfikar dkk di puncak klasemen Grup 1 Liga 2 mulai rawan.

SUMUTPOS.CO – Kekalahan 0-2 atas Persiraja Banda Aceh pada laga away di lanjutan kompetisi liga 2 Indonesia Baru, Sabtu (5/8) malam, membuat posisi PSMS Medan di puncak klasemen grup 1 terancam digeser oleh kompetitornya.

DENGAN kekalahan tersebut, kini PSMS memang masih bercokol di puncak klasemen dengan koleksi 17 poin dari 8 laga. Legimin dkk hanya terpaut satu angka oleh runner-up PS Timah Babel, dan dua angka dengan Persiraja serta PSPS.

Kondisi ini pun dikhawatirkan oleh sang pelatih Mahruzar Nasution. Menurut Mahruzar kehilangan tujuh poin di tiga laga terakhir menjadi penyebab timnya gagal menjauh dari pesaingnya. Kondisi itu pun dinilai pelatih berlisensi B AFC ini sangat mengancam timnya untuk menjaga asa lolos ke babak selanjutnya.

“Kalau kita lengah dipertandingan berikutnya nanti, ya agak rawan posisi kita. Sebenarnya kalo kita bisa menang dua kali lagi saja, udh aman posisi di klasemen. Kita head to head dengan Persiraja, dan Kepri Jaya masih menang,” ucapnya, Minggu (6/8).

Terkait evaluasi kekalahan atas Persiraja, diakui Mahruzar adalah laga yang sangat berat dibanding dua laga away sebelumnya. “Tingkat konsentrasi pemain ya yang sering hilang. Di laga kemarin sebenarnya kita memang melawan, tapi ketika ditekan lawan justru anak-anak tidak siap. Begitu juga mental pemain kita yang belum tampak. Sebenarnya main kedua tim sama bagusnya. Tapi, gol ada untuk tuan rumah,” ucapnya.

Belum lagi, faktor non teknis dari penonton tuan rumah menjadi tekanan berat bagi mental pemain. Mengingat, tim manapun yang bertemu dengan PSMS, tentu memiliki motivasi lebih untuk memenangkan pertandingan.

“Faktor non teknis juga sangat luar biasa di sana. Masyarakat disana kan menginginkan kemenangan. Makanya, ada hal yang kurang sportif dilakukan penonton. Seperti Antoni sempat mendapat lemparan batu. Belum lagi gol Dimas yang tidak disahkan wasit. Padahal jelas – jelas Dimas menerima umpan dari tendangan bebas itu muncul dari belakang. Tapi, namanya fanatisme tuan rumah kita ya hanya bisa legowo,” akui eks asisten pelatih timnas U-19 ini.

Di satu sisi, tidak hadirnya sejumlah pemain inti di laga tersebut, juga berpengaruh bagi kekuatan tim. Sebut saja top skor bagi PSMS, Suhandi tidak bisa berlaga karena harus menjalani resepsi pernikahan. Begitu juga dengan sang kapten Legimin Raharjo yang harus ditarik lebih awal di babak kedua, karena alasan faktor stamina yang mulai menurun

“Kontribusi Alwi Slamet yang menggantikan Suhandi memang masih belum maksimal. Begitupun, peran Alwi di posisi gelandang sudah mulai tampaklah untuk tim. Legimin saya tarik di awal babak kedua, juga dengan usia yang tidak lagi muda, karena saat itu saya lihat stamina dia sudah drop,” jelas Mahruzar. (don/dek)

Exit mobile version