Site icon SumutPos

Piala Presiden Hadirkan Bintang Baru Bernama Abdul Rohim

Abdul Rohim

SUMUTPOS.CO – Sebelum Liga 1, para pemain sudah lebih dulu unjuk kemampuan di ajang Piala Presiden 2018. Maklum turnamen pra musim itu juga menjadi ajang seleksi para pemain memikat perhatian pelatih agar masuk dalam komposisi skuadnya. Jangan heran kalau banyak bintang baru yang bermunculan dari Piala Presiden 2018. Salah satunya kiper PSMS Medan, Abdul Rohim.

==============================================================================

DONI HERMAWAN, MEDAN

==============================================================================

Sebelum Piala Presiden, nama Rohim memang tak terlalu populer. Popularitasnya hanya di kalangan penggemar PSMS yang memang mengawal kiprah Ayam Kinantan sejak berjuang di Liga 2. Di kompetisi kasta kedua itu, Rohim sudah langsung mencuri perhatian dengan mencatat 12 cleansheet dan mengantar PSMS promosi dengan status runner up Liga 2.

Namun sejak debutnya di Piala Presiden menghadapi Persib Bandung 21 Januari lalu, nama Rohim pun mulai dikenal di kancah sepak bola nasional. Pada laga di Stadion Gelora Bandung Lautan Api itu, Rohim menjadi tembok kokoh yang sulit ditembus para pemain Maung Bandung. Setidaknya tujuh saves dilakukannya. Bahkan Rohim harus melanjutkan laga dengan kepala diperban dan pelipis yang cedera usai berduel dengan striker asing Persib, Ezechiel N’duassel.

“Selagi masih mampu harus dilawan sakit itu,  cuma sedikit saja sakitnya, jadi tetap saya pertahankan untuk bermain,” kata Rohim usai laga itu.

Sempat absen saat laga kontra Sriwijaya karena cedera, Rohim kembali dipercaya mengawal gawang PSMS di perempat final menghadapi Persebaya. Lagi-lagi pemain kelahiran 6 April 1992 ini unjuk gigi. Sempat kebobolan tiga gol di waktu normal, Rohim menjadi pahlawan saat adu penalti. Empat kali dia mengagalkan upaya para algojo Persebaya yakni Ferinando Pahabol, Pahabol, Abu Rizal, Otavio Dutra dan Osvaldo Haay. “Kuncinya fokus dan mental,” ujar Rohim usai didaulat menjadi pahlawan kemenangan timnya.

Aksi gemilangnya itu kini membuat Rohim tak hanya menjadi idola pecinta PSMS, tapi juga sepak bola nasional. Seruan agar Rohim dipanggil timnas menyeruak. Apalagi laga kontra Persebaya itu turut dihadiri sang pelatih, Luis Milla bersama staf-stafnya. Dalam kolom komentar instagram Milla, rata-rata menyerukan pagar #Rohimfortimnas.

Setelah Markus Horrison, PSMS memang belum lagi menempatkan wakilnya di timnas. Terutama di posisi kiper. Rohim tak memungkiri hasratnya untuk bisa berada di bawah mistar Garuda. Tapi dia juga tidak mau hanya berandai-andai sebelum ada pemanggilan langsung dari PSSI.

“Timnas adalah impian setiap pemain. Soal itu belum ada konfirmasi langsung. Ya saya menunggu saja ke arah sananya. Saya siap saja, dan terus berlatih di sini, fokus untuk ke semifinal (Piala Presiden). Saya juga jangan terlena dengan semua pujian-pujian itu. Nanti takutnya dipuji-puji, terus ada saat kita tidak sesuai,terus jadi down. Yang penting fokus terus untuk latihan dan tanding,” kata Rohim.

Rohim memang punya jalan panjang untuk menggapai impiannya itu. Mimpinya berawal dari Kampung Banjar, sebuah kampung di kota Aek Kanopan, Kabupaten Labuhan Batu Utara. Rohim kecil ternyata awalnya tidak berposisi sebagai kiper. “Dulu waktu awal latihan bola saat SD saya masih jadi pemain sayap lalu ikut SSB di kampung dan pindah ke Medan lanjut ke PPLP. Dari situ saya mulai dari nol untuk jadi kiper tahun 2008. Lalu ikut seleksi pra PON dan akhirnya masuk skuad PON Sumut 2012,” kata Rohim.

Sebelum memperkuat PSMS, Rohim lalu ikut tes masuk Anggota TNI AD. Dia bertugas di Pusdikpom Cimahi dan kini berpasang sersan dua. Di masa konsentrasi sebagai prajurit itu, Rohim sempat tak punya klub sebelum akhirnya berlabuh di Bintang Jaya tahun 2015. Setahun kemudian, Rohim akhirnya berjodoh dengan PSMS yang diperkuatnya di ISC B 2016. Jalan terjal dijalaninya karena dia  gagal bersaing di posisi kiper utama. Rohim hanya tampil dua kali sebagai starter di musim itu.

Nyatanya saat pergantian pelatih, Rohim masih dipercayakan di musim berikutnya dan akhirnya kerja kerasnya berbuah hasil. Pengidola Iker Casillas ini terus mendapat kepercayaan penuh hingga saat ini.  “Banyak doa dan dukungan dari semua pihak. Tapi itu semua didukung dari proses latihan yang serius mendengarkan instruksi pelatih. Karena latihan adalah kunci pertandingan. Kita dituntut konsentrasi, dan menjaga mental. Sedangkan, soal penyelamatan-penyelamatan itu adalah bonusnya,” pungkasnya. (don)

 

Exit mobile version