Site icon SumutPos

Kans Derbi Madrileno

Foto: FABRICE COFFRINI/AFP Mantan striker Swiss dan duta final Liga Europa UEFA 2016, Alexander Frei (kanan) menunjukkan nama Sevilla pada imbang semifinal Liga Europa UEFA di markas UEFA di Nyon pada 15 April 2016.
Foto: FABRICE COFFRINI/AFP
Mantan striker Swiss dan duta final Liga Europa UEFA 2016, Alexander Frei (kanan) menunjukkan nama Sevilla pada imbang semifinal Liga Europa UEFA di markas UEFA di Nyon pada 15 April 2016.

NYON, SUMUTPOS.CO – Akankah lahir juara baru Liga Champions musim ini, Manchester City atau Atletico Madrid ? Mungkinkah Real Madrid menambah koleksi tropi Si Kuping Besar untuk kesebelas kalinya ? Bisakah terjadi Derbi Madrileno di final Liga Champions seperti halnya musim 2013-2014 lalu?
Pertanyaan-pertanyaan itu muncul pasca drawing semifinal Liga Champions 2015-2016 kemarin (15/4) di markas UEFA. Atletico Madrid akan menantang Bayern Muenchen. Lalu Manchester City berhadapan dengan Real Madrid.

First leg akan bergulir 26 dan 27 April mendatang. Untuk pertemuan pertama, City dan Atletico akan menjadi tuan rumah. Sedang second leg berlangsung 3 dan 4 Mei mendatang, giliran Bayern dan Real yang bertindak sebagai host.

Dua partai semifinal Liga Champions kali ini memiliki emosi dan irisan memori bagi masing-masing klub. Misalnya tactician City Manuel Pellegrini yang akan bereuni dengan ‘sang mantan’.

Ya, Pellegrini pernah menjadi arsitek bagi Los Merengues, julukan Real, selama semusim. Pada periode 2009-2010 lalu, pria berusia 62 tahun itu menjalani musim kurang menggembirakan bersama Real. Tak ada satupun tropi yang dihasilkan Pellegrini.

Meski musim ini adalah kali terakhir Pellegrini menahkodai City, namun pria asal Cile itu membawa The Citizens, julukan City, menorehkan histori terbaiknya di Liga Champions. Mencapai semifinal.

Direktur Olahraga City Txiki Begiristain kemarin seperti diberitakan UEFA senang bertemu Real. Bentrok dengan Real yang notabene favorit juara, City berposisi sebagai underdog.

“Sungguh menggairahkan menantang tim paling sukses di ajang Liga Champions ini. Namun kami sudah sejauh ini dan berharap terus menjaga mimpi kami juara,” ucap Begiristain.

Rekor pertemuan kedua klub baru terjadi dua kali. Yakni pada fase grup Liga Champions musim 2012-2013 lalu. Hasilnya sekali menang dan sekali imbang. Real menang 3-2 di Santiago Bernabeu lalu draw 1-1 saat bermain di markas City, Etihad Stadium.

Rekor Real dalam delapan pertemuan terakhir dengan klub Inggris tak pernah kalah. Dengan tiga laga terakhir dilalui dengan kemenangan. Yakni lawan Liverpool, dua kali di level grup musim 2014-2015, serta lawan Manchester United, musim 2012-2013.

Gelandang Real asal Jerman Toni Kroos mencuit di twitter soal antusiasmenya bersua City. “Kami akan bertemu @MCFC di dua laga semifinal yang ketat! #RoadToMilan #HalaMadrid,” tulis Kroos.

Sedang bagi kubu Bayern, Stadion San Siro Milan atau tempat final Liga Champions akan bergulir 28 Mei mendatang menyimpan memori manis. Pada musim 2000-2001 lalu, Die Roten, julukan Bayern, juara Liga Champions buat keempat kalinya.

Penyerang Bayern Robert Lewandowski mengatakan Atletico bukan lawan yang bisa dipandang sebelah mata. Fakta Rojiblancos, julukan Atletico, menyingkirkan juara bertahan Barcelona harus jadi catatan tersendiri.

“Atletico menunjukkan kekuatan yang mengerikan saat bertemu Barcelona. Kami harus memasang konsentrasi penuh menghadapi Atletico ini,” tulis Lewy, sapaan Robert Lewandowski, dalam akun twitter nya @lewy_official.

Rekor pertemuan keduanya terjadi pada final European Cup, nama lawas Liga Champions, dimana Bayern akhirnya keluar sebagai juara. Pada pertemuan pertama, keduanya bermain imbang 1-1. Kemudian pada partai final ulangan, Bayern menggulung Atletico 4-0 dan meraih predikat Raja Eropa untuk kedua kalinya.

Sementara di ajang Liga Europa, hasil drawing babak semifinal kemarin menyiratkan final idaman Sevilla kontra Liverpool di St Jakob Park pada 19 Mei 2016. Namun, tak tertutup juga kemungkinan terjadinya derby Spanyol di babak Final.

Tetapi yang jelas, tidak ada tim yang lebih lemah ketika tiba di semifinal. Bahkan Shakhtar Donetsk sekalipun, bisa mengacaukan juara bertahan Sevilla di babak ini.

Sevilla datang di Liga Europa musim ini untuk mempertahankan mahkota juara tiga kali beruntun. Tetapi Shakhtar Donetsk yang menjadi satu-satunya wakil Eropa Timur, bisa menciptakan neraka bagi Los Nervioneses. Braga sudah membuktikan kala harus bertarung di Lviv Arena. Di sisi lain, Sevilla tak mungkin mau gugur, karena Liga Eropa inilah satu-satunya jalan bagi mereka lolos ke Liga Champions musim depan.

Di laga lain, dua tim yang memiliki karakter eksplosif, bertarung. Sekilas The Reds adalah unggulan dalam duel Villarreal vs Liverpool. Namun, Kapal Selam Kuning (julukan Villarreal) memiliki lini tengah yang lebih istimewa dari pasukan Jurgen Klopp. Mereka juga mempunyai Cedric Bakambu, sang pengukir sembilan gol.

Kesalahan sedikit saja bisa menghapus kemungkinan final ideal. Bisa saja yang muncul justru duel Villarreal vs Shakhtar di laga puncak, atau mungkin pula Liverpool vs Shakhtar. Liverpool dan Sevilla yang bermain di kandang lebih belakangan, pada leg kedua, mungkin saja terlihat lebih ‘beruntung‘. Tetapi baru saja, final musim lalu memunculkan Dnipro Dnipropetrovsk, tim yang bukan siapa-siapa di Eropa. (jpg/bbs/adz)
Semifinal Liga Champions

First leg:
26 April: Manchester City v Real Madrid
27 April: Atlético Madrid v Bayern München

Second leg:
3 May: Bayern München v Atlético Madrid
4 May: Real Madrid v Manchester City
Semifinal Liga Europa

First Legt
29 April 2016:
Shakhtar Donetsk vs Sevilla
Villarreal vs Liverpool

Second leg:
6 Mei 2016
Sevilla vs Shakhtar Donetsk
Liverpool vs Villarreal

Exit mobile version