Site icon SumutPos

Perbaiki Rekor

ekspresi septian david maulana pemain dari Timnas saat berhasil mencetak gol ke gawang Timnas Kamboja saat pertandingan persahabatan di stadion Patrior, Bekasi (04/10/2017). foto:Wahyudin/jawapos

SUMUTPOS.CO – Dalam empat pertemuan terakhir, Indonesia tidak pernah mengalahkan Suriah di semua ajang. Tak ayal, pertandingan persahabatan di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, Kamis (16/11) sore ini, merupakan kesempatan Garuda untuk memperbaiki rekor.

Suriah bukanlah lawan asing bagi Indonesia. Garuda sudah sering bertemu negara asal Timur Tengah itu di semua kompetisi. Dalam 10 tahun terakhir, Indonesia setidaknya sudah empat kali menghadapi Suriah. Hasilnya pun kurang menggembirakan.

Kekalahan terburuk terjadi pada 28 November 2007. Kala itu, Indonesia kalah dari Suriah dengan skor 7-0 pada pertemuan kedua babak kualifikasi Piala Dunia 2010. Sebelumnya, mereka kalah 1-4 di kandang pada leg pertama.

Kemudian, Indonesia kembali kalah dengan skor 0-2 pada laga uji coba, 15 November 2014. Timnas Indonesia U-23 pernah menahan imbang Timnas Suriah U-23 pada 10 Februari 2015.

Suriah merupakan lawan kuat bagi Indonesia. Berdasarkan peringkat FIFA, Garuda kalah jauh. Saat ini Suriah berada di peringkat ke-77, sedangkan Indonesia di peringkat 165.

Namun pelatih Luis Milla tidak khawatir. Ia bahkan berjanji tampil menyerang. “Kami akan melanjutkan apa yang biasa kami lakukan, bermain dengan gaya yang sama seperti yang biasa kami mainkan. Tanpa mengurangi rasa hormat kepada Timnas Suriah,” ujar Milla.

“Mereka adalah tim yang sudah banyak waktu untuk bermain bersama, berlatih bersama, berkumpul bersama. Bisa dibayangkan, kami akan main dengan gaya kami. Gaya kami seperti apa yaitu permainan solid, tim solid, dan saling membantu satu sama lain,” tambahnya.

Milla memanggil tiga pemain Timnas U-19 untuk menghadapi laga uji coba ini. Ketiganya adalah Egy Maulana Vikri, Muhammad Rafli Mursalim, dan Muhammad Luthfi. Menurut Milla, ketiga pemain itu dipersiapkan menghadapi Asian Games 2018.

“Tujuan kami untuk mempersiapkan turnamen yang digelar pada Agustus tahun depan. Saya tekankan ini adalah sebuah bentuk kompetisi bagi para pemain menuju Asian Games. Kami ingin menganalisis pemain-pemain U-23 dan menjadi sebuah ajang seleksi bagi beberapa nama yang baru kami panggil,” ujar Luis Milla.

Sudah sekitar sembilan bulan Luis Milla menangani Timnas Indonesia, khususnya para pemain U-23. Pelatih asal Spanyol itu menekankan perkembangan pemain pun sangat signifikan dan hal itu membuatnya begitu percaya diri menuju Asian Games 2018, di mana Indonesia menjadi tuan rumah.

“Pemain U-23 yang saya tangani perkembangannya sudah sangat bagus. Seperti kita ketahui bersama, kami terus berlatih dan melihat adanya peningkatan. Saya percaya akan ada perkembangan yang masih bisa diraih dan dirasakan lebih nyata lagi ketika kami sudah tiba di Asian Games nanti,” ujar mantan pelatih Timnas Spanyol U-21 itu.

Kubu Suriah sendiri enggan meremehkan Indonesia. Sebab mereka akan menjadikan laga ini sebagai persiapan menjelang Piala Asia 2018.

“Ranking kami berbeda karena mungkin soal agenda FIFA yang kami jalani. Ada Jepang, Korea Selatan, atau China yang juga punya ranking FIFA bagus,” ucap pelatih Suriah, Hussein Afash di Cikarang, Rabu (15/11).

“Tapi laga ini adalah sangat baik bagi tim kami untuk mempersiapkan Piala Asia nanti. Kami akan bermain dengan baik dan menjalankan fairplay pada pertandingan,” pungkasnya. (bbs/dek)

 

Exit mobile version