Site icon SumutPos

Wow… Penonton Jepang Bangga Rio

Foto; Agus Wahyudi / JAWA POS Rio Haryanto tandatangan fans di Sirkuit Shanghai, Kamis (14/4/2016).
Foto; Agus Wahyudi / JAWA POS
Rio Haryanto tandatangan fans di Sirkuit Shanghai, Kamis (14/4/2016).

SUMUTPOS.CO – Kemarin, menjadi puncak rangkaian seri balapan GP Tiongkok. Sejak pagi, sirkuit sudah dibanjiri fans bersesak-sesak antre memasuki area sirkuit. Di antara ribuan orang, ada sekitar 50-an pendukung Rio Haryanto yang datang dari Indonesia.

Di depan poster raksasa yang dibentangkan di antara pintu A9-A10, serombongan WNI itu berfoto bersama sambil membentangkan bendera merah putih. Sebagian mengenakan baju dukungan untuk Rio. Heboh, karena sambil berpose mereka meneriakkan nama “Rio..Rio!”.

Tak urung aksi mereka menarik perhatian banyak pengunjung lain. Ada yang menyempatkan diri berhenti dan ikut memotret rombongan warga Indonesia. Ada pula yang ikut nimbrung befoto ria karena mereka juga mengenal Rio.

Tiga pengunjung asal Jepang yang paling semangat menyapa rombongan Indonesia. ’’Kalian sedang mendukung Rio? Ya, kami ikut bangga karena kami juga orang Asia,’’ ucap warga Jepang yang mengaku bernama Butsuda.

Mereka lalu menyerahkan telepon selulernya dan meminta agar momen bersama warga Indonesia itu diabadikan. Tidak ketinggalan, warga Jepang itu ikut meneriakkan nama Rio.

Andri Prahudi, fans F1 dari Kediri mengaku sejak Rio tampil di F1, kegairahannya untuk menyaksikan langsung balapan jet darat itu tumbuh lagi. Dokter penyakit dalam itu datang mengenakan kaus Manor Racing lengkap dengan topinya. ’’Mudah-mudahan Rio bisa finis di depan Pascal hari ini (kemarin),’’ harapnya sebelum balapan berlangsung.

Anggota rombongan lain adalah Fara Vitantri yang datang bersama suami dan tiga putranya. Dokter ahli kandungan itu mengaku juga sempat datang ke Melbourne untuk menyaksikan balapan perdana Rio di F1. ’’Saya siapkan kaus untuk minta tandatangan Rio nanti,’’ ucapnya.

LAP PERTAMA WEHRLEIN SEMPURNA
Sementara bagi Manor-Mercedes, GP Tiongkok menjadi pembuktian bahwa mobil mereka semakin kompetitif. MRT05 sudah mampu bertarung dengan tim-tim lain seperti Sauber, Renault, dan bahkan Haas.

Rookie Manor Pascal Wehrlein melakoni seri ketiga dengan sangat baik. Start dari posisi 21, dia langsung menyodok ke posisi 16. Dia juga cukup lama menembus zona 10 besar (bahkan sempat sebentar di posisi empat!) pada 15 lap awal. Itu sebelum pit stop memaksanya kembali mundur ke belakang.

’’Ya aku kembali melakukan start bagus. Aku bisa melewati beberapa pembalap karena aku berada pada posisi yang tepat. Lap pertamaku sempurna,’’ kata Wehrlein ketika ditemui di hospitality Manor usai balapan.

Berkali-kali, Wehrlein memenangi pertarungan melawan Felipe Nasr (Sauber-Ferrari), Romain Grosjean (Haas-Ferrari) dan juga rookie lainnya, Jolyon Palmer (Renault). Pada akhirnya, pembalap 21 tahun asal Jerman itu finis di peringkat ke-18. ’’Balapanku kali ini sangat bagus. Dengan strategi tepat, pada akhirnya aku bisa finis di depan satu Renault, satu Haas, dan satu Sauber,’’ ujarnya.

Terkait GP berikutnya di Rusia, pembalap 22 tahun tersebut mengaku belum bisa memprediksi apa yang akan terjadi. Soalnya, dia belum pernah membalap di sana. Namun dengan hasil bagus di dua seri terakhir, pembalap cadangan Mercedes musim lalu itu mengaku sudah siap menghadapinya. ’’Kita lihat nanti,’’ ucapnya.

Di sisi lain, tim Rio Haryanto kembali melakukan strategi ban yang berbeda dengan Wehrlein. Pada pit stop terakhir yakni di lap 44 dari 56 putaran yang dilombakan, Wehrlein mengganti ban dengan supersoft. Sementara itu, Rio yang pit stop lebih cepat di lap 40, mengganti ban dengan medium lalu bertahan sampai akhir lomba.

Soal perbedaan strategi yang kembali terjadi, Rio menyebut keputusan itu sudah benar. Dia juga mengatakan, dengan mempertahankan ban medium hingga akhir, jaraknya dengan Wehrlein menjadi tidak terlalu jauh. ’’Dibandingkan dengan Bahrain, strategi kali ini lebih tepat,’’ ulasnya.

Rio finis di urutan ke-21 tepat di depan Palmer. Jarak keduanya juga terpaut cukup jauh yakni 2,166 detik. ’’Secara posisi, memang balapan hari ini kurang bagus. Tapi secara overall, kami membuktikan bahwa mobil kami mampu bersaing dengan Renault dan Sauber,’’ tandasnya.

Berbeda dengan Wehrlein, tahun lalu Rio telah membalap di Rusia pada ajang GP2. Dia mengatakan telah mengenal sirkuit tersebut. Dibandingkan Shanghai, Sochi Autodrom tidak lebih sadis dalam menggerus permukaan ban. Artinya, tidak akan ada pit stop sampai tiga kali seperti kemarin. ’’Tahun lalu saya mendapatkan hasil bagus di sana,’’ katanya. Di Sochi pada GP2 2015, Rio menempati posisi runner-up pada sprint race dan peringkat lima di feature race.

PODIUM BERBUNTUT ADU MULUT
Podium yang diraih pembalap Red Bull-TAG Heuer Daniil Kvyat di GP Tiongkok kemarin memang mengejutkan. Sama mengejutkannya dengan adu mulutnya melawan pembalap yang digantikannya di Red Bull, Sebastian Vettel.

Pertengkaran itu meledak karena bintang Ferrari itu tak terima dengan manuver berbahaya Kvyat di tikungan pertama lomba. Dampaknya, juara dunia empat musim beruntun tersebut terlibat insiden senggolan dengan rekan setimnya, Kimi Raikkonen.

Saat itu, Vettel memang sedang menghindari benturan dengan mobil Raikkonen yang baru saja kembali ke trek setelah sempat melebar di tikungan pertama pasca start. Setirnya dibelokkan agak ke kanan, mendekati sisi dalam tikungan. Namun di sudut yang sudah sempit itu, Kvyat nekat masuk untuk menyalip Vettel. Kaget, Vettel kembali membanting setirnya ke kiri. Akibatnya, dia membentur mobil Raikkonen.

Melalui komunikasi radio, Vettel mengumpat dan menyebut Kvyat “madman”. Pembalap Jerman itu mengatakan bahwa manuver Kvyat sebagai “bunuh diri”.

Kegeraman Vettel itu ternyata tak reda sampai balapan usai. Keduanya bertemu di ruang di belakang podium dan terlibat adu mulut. Kvyat-lah yang memicu kemarahan Vettel dengan bertanya apa yang terjadi saat start. Cek-cok terjadi. Penonton di seluruh dunia bisa menyaksikan adu mulut Vettel versus Kvyat karena adegan tersebut disiarkan secara langsung.

’’Kau bertanya apa yang terjadi di start? Kalau aku tidak membelokkan mobilku ke kiri kau pasti sudah menabrak kami berdua (dengan Kimi) dan kita bertiga akan bertabrakan,’’ jawab Vettel ketus.

’’Kau datang (dari belakang) seperti torpedo!,’’ imbuhnya.

Tapi ternyata Kvyat tetap cuek dengan jawaban seniornya itu. ’’Well, ya begitulah balapan,’’ sergahnya. Vettel semakin berang. ’’No, sama sekali tidak bagus. Kalau aku tetap bertahan pada jalur balapku, aku akan celaka,’’.

’’Ya, kalau begitu jangan ambil jalur itu,’’ imbuh pembalap Rusia itu, ngeyel.

Vettel juga enggan mengalah. ’’Tapi di sebelah kiriku, ada mobil lain (mobil Kimi). Karena itu pula aku menabraknya,’’ tegasnya.

Tetapi cek-cok belum berakhir. ’’Aku tak bisa melihat ketiga mobil itu. Ayolah, Bung, mataku cuma dua,’’ bantah Kvyat yang baru berumur 21 tahun itu.

Vettel kemudian menasihati Kvyat jika dia tetap membalap dengan cara seperti itu, kecelakaan pasti akan terjadi suatu hari nanti. ’’Tapi toh (kecelakaan) itu tidak terjadi. Aku di podium dan kau juga. Semuanya baik-baik saja,’’ balap Kvyat. Adu mulut itu berakhir setelah Vettel mengatakan bahwa kali ini, Kvyat sedang beruntung saja. (cak/nur/jpg)

Exit mobile version