Stadion Kebun Bunga Medan.
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Stadion mini Kebun Bunga dan Stadion Teladan sangat identik dengan klub sepakbola kebanggan masyarakat Kota Medan, PSMS. Bahkan, masyarakat terkadang lupa kalau kedua stadion tesebut merupakan aset Pemko Medan.
Karenanya, PSMS Medan yang kini sudah berbentuk perseroan terbatas (PT) dan dianggap profit oriented atau berorientasi mencari keuntungan, tidak boleh lagi menggunakan fasilitas negara. Bila PSMS Medan tetap menjadikan Kebun Bunga dan Teladan sebagai home base, maka manajemen harus membayar sewa stadion kepada Pemko Medan. Semua ini tertuang dalam Peraturan Daerah (Perda) Kota Medan Nomor 9 tahun 2012 tentang retribusi penggunaan fasilitas negara pada aset Pemko Medan.
“Sesuai regulasi, ya seharusnya begitu (manajemen tetap bayar) kepada Pemko Medan,” kata Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS) DPRD Medan Jumadi kepada Sumut Pos, Minggu (17/12).
Menurutnya, setiap aset publik untuk kegiatan tertentu yang dikelola pemerintah ada dikenakan retribusi. “Artinya, dalam sistem kelolaan terpisah. Meskipun mereka (manajemen PSMS) mendapat bantuan dari Pemko, tapi dalam penggunaan asetnya dihitung tersendiri juga,” katanya.
Meski demikian, legislator yang kini duduk di Komisi B ini mengakui belum pernah mendengar ada komitmen tertentu antara manajemen PSMS dengan Pemko Medan sekaitan pembayaran retribusi tersebut. “Tapi saya kebetulan belum pernah tahu, dan ada dialog sekaitan hal ini. Namun sebenarnya pasti setiap regulasi ada dipisahkan antara pemakaian aset untuk kepentingan tertentu. Apalagi mereka sifatnya pinjam pakai,” katanya.
Informasi yang diperoleh Sumut Pos, selama ini PSMS Medan menempati mess Kebun Bunga dan pemakaian lapangan di sana tidak ada membayar retribusi apapun kepada Pemko Medan. Hal ini berbanding terbalik dengan kondisi Persebaya Surabaya dan Persib Bandung. Keduanya bahkan rela merogoh kocek sendiri guna menyewa mess pemain di tempat lain. Sedangkan Persib Bandung bahkan rela membayar kepada pemerintah setempat atas pemakaian aset negara.
“Belum lagi mereka (PSMS) ada terima dari sponsor. Tentu kan ada profit untuk kas klub. Idealnya ya harus bayarlah, sebab semuakan ada hitung-hitungannya. Apalagi untuk aset inikan dia sifatnya terpisah. Ada pertanggungjawaban dari segi administrasi,” pungkasnya.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Medan, Marah Husin Lubis mengatakan pihaknya sampai sekarang belum diberi kewenangan atas pengelolaan sarana dan prasarana olahraga. “Seingat saya (soal retribusi) itu masih di Dinas Pertamanan. Belum pernah ke Dispora. Saya pun tidak tahu soal itu,” katanya.
Dirinya pun mengaku soal pengelolaan Kebun Bunga dan Stadion Teladan belum di bawah kendali pihaknya. Marah Husin kembali menegaskan bahwa hak pengelolaan kedua sarana publik itu masih berada di Dinas Kebersihan dan Pertanaman. “Saya gak komentarlah soal itu, karena memang belum ada sama kami,” pungkasnya.
Sedangkan kubu PSMS mengakui memang tidak membayar retribusi Kebun Bunga kepada Pemko Medan. Pasalnya, dalam pemakaian mess dan lapangan Kebun Bunga sifatnya kerja sama. “Kita memang kerja sama dengan Pemko Medan. Ada kok surat kerja samanya. Berbeda dengan Stadion Teladan, kita selalu membayar sewa jika menggunakannya,” ujar pengurus PSMS, Julius Raja kepada Sumut Pos, Minggu (17/12) malam.
Selain itu, PSMS disebutkan merupakan milik masyarakat Kota Medan. Artinya, tim berjuluk Ayam Kinantan itu juga milik Pemko Medan. Salah satu bentuk bantuan Pemko Medan ke PSMS adalah pemakaian Stadion Kebun Bunga. “PSMS itu kan membawa nama Kota Medan, jadi haruslah dibantu Pemko Medan melalui kerja sama penggunakan Stadion Kebun Bunga. Dan, bukan PSMS satu-satunya di Kebun Bunga, di sana juga ada Askot PSSI Kota Medan,” jelasnya.
Pria yang akrab dipanggil King ini tidak menyalahkan beberapa pihak yang mendesak PSMS Medan membayar sewa Kebun Bunga ke Pemko Medan. “Mungkin mereka kurang paham. Dan, sebelum memulai Liga 1, kita juga akan bertemu dengan Pemko Medan untuk membicarakan kiprah PSMS ke depan,” pungkasnya. (prn/don/adz)