Site icon SumutPos

Pertarungan Para Mantan

HONDURAS V EKUADOR
HONDURAS V EKUADOR

CURITIBA, SUMUTPOS.CO – Kemenangan adalah harga mati bagi Ekuador dan Honduras. Dua tim yang sama-sama mengoleksi poin nol itu harus menang untuk tetap menjaga asa bertahan di Piala Dunia 2014. Tim yang kalah hampir pasti tak akan lolos ke babak 16 besar.

Yang menarik dari pertemuan kedua dua adalah dari sisi pelatih. Masing-masing pelatih pernah menangani dua tim. Ekuador pernah menjadi anak asuh pelatih Honduras Luis Fernando Suarez, sedangkan Honduras adalah mantan tim pelatih Ekuador Reinaldo Rueda. Baik Suarez maupun Rueda sama-sama asal Kolombia.

Catatan prestasi Rueda lumayan moncer. Di Piala Dunia Afrika Selatan 2010, dia mengantarkan Honduras ke kembali ke arena Piala Dunia setelah absen selama 28 tahun. Fernando Suarez juga tak kalah. Dia membawa Ekuador ke putaran kedua Piala Dunia Jerman 2006. Masing-masing tentu saling mengetahui kelebihan dan kekurangan lawan.

Jika mengacu hasil laga pertama, Ekuador lebih mendingan. Kekalahan 1-2 dari Swiss membuat La Tri ” sebutan Ekuador hanya defisit dua gol. Bandingkan dengan Honduras yang menderita karena kebobolan tiga gol. Ekuador juga lebih nyaman karena absennya gelandang bertahan andalan Los Catrachos ” julukan Honduras – Wilson Palacios karena skors kartu merah.

Karena berada di atas angin itulah Rueda optimistis. Dia berharap anak asuhnya lolos ke babak selanjutnya. Caranya adalah dengan mendorong para penyerang untuk lebih produktif. Pelajaran dari laga perdana adalah peluang gol yang tak bisa dikonversi. “Kami harus lebih tajam dan direct,” tandas pelatih 57 tahun itu seperti dikutip AP.

Tumpulnya barisan penyerang Ekuador memang bisa dipahami. Duet striker Felipe Caicedo dan Enner Valencia terisolasi karena kurangnya kreativitas plus pasokan bola dari tengah. Itulah yang membuat Rueda bakal merevitalisasi peran duo winger, Antonio Valencia dan Jefferson Montero. Saat melawan Swiss, dua pemain itu yang paling leluasa merangsek dari sisi pinggir lapangan. “Kami sudah menyiapkan sejumlah strategi. Tinggal bagaimana di lapangan,” kata Rueda.

Di bagian lain, Fernando Suarez menegaskan bahwa timnya belajar banyak dari kekalahan 0-3 atas Prancis. Sejumlah kritik menyebut Honduras bermain hanya mengandalkan fisik. Prancis yang bermain lebih taktis membuat mereka kocar-kacir. Dalam laga dini hari nanti, Suarez dipaksa untuk mengubah gaya bermain timnya.

“Kami memang bermain keras, kuat, dan intensif. Tapi kami tetap mengedepankan respek. Saya rasa kami tidak melanggar aturan meski ada yang dikartu merah,” tutur Suarez kepada Sky Sports. (aga/dns)

Exit mobile version