Site icon SumutPos

1 Portugal v Maroko 0: Ronaldo Lewati Puskas

Cristiano Ronaldo mencetak satu-satunya gol kemenangan Portugal ke gawang Maroko.

MOSKOW, SUMUTPOS.CO – Superstar Portugal, Cristiano Ronaldo resmi menjadi pemain Eropa paling banyak mencetak gol di ajang resmi internasional, 85 gol.

Gol ke-85 Ronaldo tercipta di babak pertama laga Portugal vs Maroko dalam matchday 2 Grup Piala Dunia 2018, di Luzhniki Stadium, Moscow, Rabu (20/6) malam WIB. Gol tersebut merupakan yang keempat di Rusia 2018, setelah hat-trick di matchday 1 melawan Spanyol.

Total 85 gol Ronaldo tersebut melewati legenda Hongaria, Ferenc Puskas yang mencetak 84 gol dalam 89 caps untuk timnas Hongaria dan Spanyol (1945 dan 1962). Ronaldo sendiri mengumpulkan 85 gol tersebut dalam 152 penampilan bersama Portugal, sejak debut pada 2003.

Gol pertama Ronaldo lahir di Euro 2004 melawan Yunani. Secara keseluruhan, Ronaldo berada di urutan kedua dunia, di bawah striker Iran, Ali Daei dengan 109 gol dalam 149 caps (1993 hingga 2006). Sementara itu, saat berita ini diracik, laga Portugal vs Maroko masih berlangsung, dengan kedudukan 1-0.

Maroko tampak kaget dengan gol tersebut, beberapa menit kemudian, Ronaldo kembali menemukan ruang di kotak penalti, tetapi kali ini tembakan menyilangnya masih melenceng tipis dari sasaran.

Skuat asuhan Herve Renard perlahan mampu mengolah ritme permainan mereka, beberapa kali umpan silang ke kotak penalti Portugal berhasil disambut tetapi kiper Rui Patricio masih terlalu cekatan untuk bisa ditaklukkan.

Ketika laga menyisakan lima menit, Portugal mendapat peluang emas melalui aksi brilian Ronaldo yang mengirim umpan terobosan menawan. Guedes menyambut bola dan tinggal berhadapan dengan kiper, tapi sepakannya bisa diredam dengan satu tangan.

Pada babak kedua, Portugal berusaha memanfaatkan ketidaksiapan lini belakang Maroko yang sudah ikut berpikir menyerang. Ronaldo mendapatkan ruang yang sangat bebas ketika laga baru kembali berjalan lima menit, tetapi sepakannya melayang jauh di atas mistar.

Selanjutnya, Maroko mulai bangun dan melakukan tekanan secara gencar. Skor harusnya bisa menjadi imbang atau bahkan berbalik ketika laga genap satu jam setelah Maroko mendapat dua peluang emas, tapi reflek Patricio memastikan skor tidak berubah.

Pertahanan Portugal tampak mulai panik mendapat tekanan bertubi, pelanggaran-pelanggaran di daerah sendiri kerap dilakukan dan Maroko sangat berbahaya saat memanfaatkan bola mati. Tapi penyelesaian akhir memang menjadi masalah serius bagi Singa Atlas sejak laga perdana melawan Iran.

Di penghujung laga, Ziyach nyaris membungkam fans Portugal, tanpa terkawal ia sukses melakukan penetrasi ke kotak penalti dan melepas tembakan keras, tapi bola masih berhasil diblok sehingga peluang kembali terbuang. Demikian juga dengan kans Benatia pada injury time ketika memiliki waktu menembak bola di kotak penalti, sepakannya masih melayang. (bbs/jpnn/don)

Exit mobile version