Site icon SumutPos

Berkuda Sumbang Perunggu

BERKUDA: Peraih Perak Kim Dong-Seon (kiri) dan peraih medali emas Hwang Young-Shik (tengah) dari Korea Selatan peraih perunggu Larasati (kanan).
BERKUDA: Peraih Perak Kim Dong-Seon (kiri) dan peraih medali emas Hwang Young-Shik (tengah) dari Korea Selatan peraih perunggu Larasati (kanan).

INCHEON, SUMUTPOS.CO -Indonesia menambah perbendaharaan medali di hari keempat Asian Games XVII/2014. Dari cabang equestrian (berkuda) yag digelar di Dream Park Equestrain Venue, Selasa (23/9), Larasati Gading menyumbangkan medali perunggu untuk Merah Putih.

Dengan kuda kesayangannya, Wallenstein 145, Larasati meraih total skor 74, 075 di nomor dressage individual intermediate. Larasati yang kelahiran 14 November 1971 ini, harus mengakui keunggulan atau ketangkasan dua atlet dari Korea Selatan.

Adapun medali emas diraih Dongseon Kim dengan kudanya, Finally, usai meraih total skor 77,225 persen. Tempat kedua ditempati wakil Korsel lainnya, Youngshik Hwang dan kudanya Fursteuberg dengan catatan skor 76,575 persen.

Wakil Indonesia lainnya, Alfaro Menayang sebenarnya memiliki kesempatan untuk menambah perolehan medali. Namun, dia bersama kudanya Diamond Boy 8 hanya mampu menduduki peringkat 9, setelah menorehkan skor 68,600 persen.

Ketua Bidang Pembinaan Prestasi Equestrian Federation of Indonesia (EFI) Prasetyono Sumiskum menyebut capaian Larasati sudah maksimal.

Tampil di nomor dressage (tunggang serasi) individu di Dream Park Equestrian Venue, Incheon. Larasati yang menunggang kuda Wallenstein 145 harus puas berada diurutan tiga dan meraih medali perunggu dengan poin 74,075. Poinnya berada di bawah dua wakil tuan rumah, Kim Dong-seon dan Hwang Young-shik. Kim meraih 77,225 poin, sementara Hwang mendapatkan 76,575 poin.

“Hasil Larasati itu sudah maksimal karena secara kualitas kedua kuda Korea itu lebih bagus ketimbang punya kami. Tapi jika bicara penunggangnya, Larasati itu berada satu level dengan Korea,” ungkap Prasetyono.

Pada cabang berkuda, Indonesia sejatinya menargetkan satu medali emas dari tim dressage. Namun, lomba yang dijadwalkan digelar Sabtu (20/9) lalu itu gagal terlaksana karena kurangnya kesiapan dari panitia Korea Selatan, dan akhirnya membuat kuda Indonesia bermasalah.

“Ya, memang saat bertanding kemarin panitia Korsel masih memberi ijin masuk para penonton. Makanya kuda kami gugup dan terbukti hasilnya kurang baik,” akunya.

Kendati begitu, ia tetap berharap timnya bisa menambah medali di nomor-nomor lainnya seperti di individual jumping atas nama Diah Wulandari Hamidjojo. “Kalau melihat hasil uji coba dia di Eropa sih bagus- bagus,” sahut dia optimistis.(bbs/adk/jpnn/btr)

Exit mobile version