Site icon SumutPos

Denny Nasution Ingin Buat Kejutan di PON 2024

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Persaingan meraih medali pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI/2024 Aceh-Sumut bakal sengit. Namun atlet bridge Kota Medan, Denny Bangun Syahputra Nasution tetap berambisi untuk membuat kejutan.

Sumatera Utara saat ini mempersiapkan tim bridge menghadapi PON 2024 mendatang. Mereka menjalani Pemusatan Latihan Daerah (Pelatda) sejak pertengahan 2022 lalu.

Salah satu atlet yang dipersiapkan yakni Denny Bangun Syahputra Nasution. Atlet berusia 47 tahun itu pun tidak ingin membuang kesempatan tampil di PON 2024 nanti.

“Ini merupakan PON pertama saya. Meski persaingan bakal berat, tapi saya ingin membuat kejutan dengan meraih medali,” ujar Denny Bangun Syahputra Nasution.

Untuk mewujudkan ambisi tersebut, Denny berlatih rutin bersama tim Pelatda Sumut. Mereka melakukan latihan 12 sesi selama lima hari. Rinciannya 10 kali latihan teknis dan dua kali latihan fisik.

“Parameter target latihan kita adalah menurunkan tingkat kesalahan dan bermain 3.000 boards selama Pelatda,” jelasnya.

Atlet kelahiran 23 Desember 1976 ini mengakui beberapa kelemahan atlet brigde Sumatera Utara dibanding Pulau Jawa. Mulai dari jam terbang hingga sarana.

“Di Pulau Jawa setiap bulan ada turnamen dan liga. Kemudian alat pembagi distribusi kartu juga dilakukan dengan komputer. Secara teknis, sistem bidding mereka dinamis dan taktis menyesuaikan distribusi kartu. Itu yang belum ada di Sumut,” ungkapnya.

Meski begitu, ayah dari tiga anak ini tidak pernah gentar. Sesuai dengan semboyan Anak Medan, dia bertekad membuat kejutan. “Meski begitu, kita masih tetap memiliki peluang meraih medali,” tegasnya.

Denny sendiri mulai mengenal bridge sejak kuliah di Universitas Sumatera Utara (USU). “Dari SD saya menang suka bermain kartu, yakni truf. Saat SMP mula tertarik permainan bridge karena sering baca di majalah olahraga. Cuma karena tinggal di perkebunan, tidak ada komunikas bridge,” ungkapnya.

Saat kuliah semester tiga di USU, dia mulai ikut pelatihan bridge. Saat itu, dia mulai paham dengan perbedaan bridge dengan permainan kartu lainnya. Faktor keberuntungan di bridge sangat kecil.

“Saya makin tertarik karena bridge merupakan satu-satunya permainan kartu yang dipertandingkan di multi event resmi seperti PON, SEA Games, Asian Games, bahkan pernah dipertandingkan di Olimpiade Musim Dingin,” jelasnya.

Denny sempat kecewa karena bridge kurang populer di Sumut. Situasi ini juga membuatnya sempat berhenti bermain sejak 2007. Dia kembali aktif sejak 2019. “Sekarang fokus meraih medali di PON 2024,” pungkasnya. (dek)

Exit mobile version