Site icon SumutPos

Mengejar Rekor Sapu Bersih

Rode Duivels Belgia
Menghadapi Korsel di Arena Corinthians dini hari nanti WIB, Rode Duivels atau Setan Merah “sebutan Belgia” tetap ingin bermain fight.

SAO PAULO, SUMUTPOS.CO – Belgia memang sudah memastikan satu tempat di babak 16 besar. Tapi, menghadapi Korsel di Arena Corinthians dini hari nanti WIB, Rode Duivels atau Setan Merah “sebutan Belgia” tetap ingin bermain fight.

Selain masih butuh poin tambahan demi mengamankan posisi teratas grup H, Belgia juga ingin memecahkan rekor. Sepanjang partisipasi di Piala Dunia, Rode Duivels belum pernah sukses sapu bersih fase grup. Mentok, Belgia hanya mencatat dua kemenangan.

Misi yang terbuka lebar menilik lawan yang dihadapi. Korsel adalah juru kunci grup setelah dua pertandingan. Meski secara matematis masih memiliki peluang lolos ke babak 16 besar, kans Ksatria Taeguk ” julukan Korsel ” sangat berat.

Pelatih Belgia Marc Wilmots pun terlihat percaya diri menghadapi Korsel. Itu seiring kebijakannya yang akan melakukan banyak perubahan dalam komposisi starting eleven. Striker 19 tahun yang menjadi pahlawan kemenangan atas Rusia, Divock Origi, favorit bermain sejak menit pertama ketimbang Romelu Lukaku.

Sementara di lini tengah, Steven Defour, Mousa Dembele, Kevin Mirallas, sampai remaja sensasional Adnan Januzaj bakal memperoleh kesempatan. Di belakang, Anthony Vanden Borre mungkin akan menggantikan Toby Alderweirld di posisi bek kanan. Sebagai catatan, Vanden Borre merupakan satu-satunya bek kanan murni yang ada di skuad Belgia saat ini.

“Kami memang perlu mengatur strategi di babak selanjutnya. Ini bukan semata rotasi karena dalam skuad kami memang tidak ada pemain yang mendapat garansi selalu bermain sejak menit pertama,” kata Wilmots kepada Associated Press.

Terkait lawan yang ingin dihadapi di 16 besar, Wilmots ogah memilih. “Target Kami adalah finis di posisi pertama. Sekalipun kami harus bermain melawan Jerman, apa bedanya – Karena bagi kami sekarang, Jerman bisa saja finis di posisi kedua,” tutur pelatih yang diikat kontrak sampai Piala Dunia 2018 itu.

Sementara dari kubu Korsel, pelatih Hong Myung-bo dengan realistis mengatakan bahwa lolos 16 besar tak lagi ada dalam benaknya. Satu-satunya misi timnya saat ini hanyalah mengakhiri Piala Dunia di Brasil ini dengan hasil manis.

“Untuk mengakhiri kompetisi ini, kami siap bermain dengan kemampuan terbaik. Itu satu-satunya opsi yang masih belum kami lakukan saat ini,” tutur penggawa Korsel saat sukes menembus semifinal Piala Dunia 2002 itu.

Menilik rekor pertemuan, Korsel tidak mustahil bisa mencuri angka dari Belgia. Dalam dua kali pertemuan, Ksatria Taeguk sekali menahan imbang Belgia. Itu terjadi pada Piala Dunia 1998. Sedangkan satu laga lainnya terjadi di Piala Dunia 1990 yang dimenangi Belgia dengan skor 2-0. (ren/dns)

Exit mobile version