Site icon SumutPos

1 Iran v Portugal 1: Nyaris Gugur

Criatiano Ronaldo gagal menceta gol penalti dan nyaris diberi kartu merah.

SUMUTPOS.CO – Laga dramatis tersaji saat Iran bertemu Portugal pada laga pamungkas Grup B, Selasa (26/6) dini hari WIB. Iran berhasil menahan imbang Portugal 1-1 lewat penalti di pengujung laga. Hasil tersebut membuat Portugal melaju ke babak 16-besar sebagai runner-up Grup B.

Portugal tampil dominan sejak awal laga. Bertanding di Mordovia Arena, Portugal mampu unggul 1-0 lewat tendangan cantik Ricardo Quaresma pada menit 45. Babak pertama memang milik Portugal. Selecao das Quinas – julukan Timnas Portugal, unggul segala-galanya dalam hal penguasaan bola dan serangan.

Quaresma pun mengukir rekor apik. Dia menjadi pemain pertama sejak Piala Dunia 2006 sebagai pencetak gol tertua di Piala Dunia saat tampil sebagai starter pertamanya. Umur Quaresma saat ini 34 tahun 272 hari. Sedangkan pemain tertua terakhir yang melakukannya adalah Yahya Golmohammadi pada 2006 saat Iran melawan Meksiko. Kala itu, umur Golmohammadi 35 tahun 84 hari.

Pada babak kedua, Ronaldo nyaris menggandakan keunggulan. Namun, tendangan penalti yang dia lakukan pada menit 53 mampu digagalkan kiper Iran.

Penalti diberikan setelah Ronaldo dijatuhkan Saeid Ezatolahi. Awalnya, wasit Enrique Caceres tak menunjuk sebagai penalti. Namun, dia mengubah keputusannya setelah lewat VAR terlihat bahwa Ronaldo memang dilanggar. Iran sempat melakukan protes dan berujung kartu kuning untuk Ehsan Hajsafi.

Sayang, Ronaldo yang mampu mengeksekusi penalti saat melawan Spanyol, kali ini gagal menunaikan tugasnya. Tendangannya mampu dibaca oleh kiper Alireza Beiranvand.

Kegagalan Ronaldo mengeksekusi penalti membuat Iran mendapat motivasi tambahan. Mereka terus mencoba mencari gol. Akhirnya, Iran mampu menyamakan kedudukan di pengujung laga lewat penalti pemain pengganti Karim Ansarifard. Penalti diberikan berkat VAR. Wasit melihat lewat tayangan VAR dan terbukti Cedric Soares melakukan handball.

Namun, di sisa laga tak ada tambahan gol. Iran tetap gagal lolos. Portugal yang berhak melaju dengan status runner-up Grup A. Pada laga lain, Spanyol diimbangi Maroko 2-2 dan berhak atas juara Grup A. Meski memiliki poin sama dan selisih gol yang sama, Spanyol mencetak gol lebih banyak.

Cristiano Ronaldo memendam kekecewaan besar usai gagal dipenalti. Hal itu diakui pelatih Portugal, Fernando Santos. “Menurut saya, ini hal yang normal. Dia kecewa saat tidak bisa memaksimalkan kesempatan untuk mencetak gol kemenangan. Baginya itu menyakitkan, lebih dari yang dirasakan pemain lain,” ucap pelatih Portugal, Fernando Santos.

“Portugal sudah berjuang untuk meraih kemenangan. Di saat mereka gagal, para pemain tentu akan kesal dan sedih,” tambahnya yang dikutip dari Sky Sports.

Di kubu lawan kritik pedas disampaikan pelatih Timnas Iran, Carlos Queiroz usai anak didiknya tersingkir dari pentas Piala Dunia 2018. Mantan pelatih Real Madrid itu menyesali keputusan wasit yang tidak memberikan kartu merah untuk Ronaldo. Saat itu Ronaldo terlihat menyikut wajah Pouraliganji pada menit ke-80. Namun sayangnya CR7 hanya memperoleh kartu kuning atas tindakannya itu.

“Itu adalah sikutan dan seharusnya kartu merah. Aturan tidak mengatakan apa jika itu Ronaldo atau Messi. Ini adalah kartu merah. Keputusan harus jelas,” ungkap Queiroz yang dilansir ESPN.

Dalam laga itu Ronaldo memang berada di bawah performa, apalagi setelah ia gagal mencetak gol penalti di menit 53. Namun Portugal tetap mendapatkan tiket ke babak 16 besar usai menahan imbang Iran 1-1.

“Hanya satu pemenang yang bisa keluar dari pertandingan ini. Seharusnya itu adalah Iran. Kami pantas menang. Saya pecundang yang buruk, saya bangga, tetapi saya juga frustrasi,” sesal Queiroz. (saf/jpc/don)

Exit mobile version