Site icon SumutPos

PSMS is Back

FOTO: Angger Bondan/Jawa Pos
Dimas Drajad (tengah), pemain PSMS Medan melakukan selebrasi setelah berhasil menjebol gawang PSIS Semarang pada babak semifinal Liga 2 di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Bandung, Sabtu (25/11/2017).

MEDAN, SUMUTPOS.CO Datang dengan status eks pelatih Persib, Djajang Nurjaman sempat diragukan. Karena Djanur datang hanya dua hari jelang 16 besar bergulir. Namun garis takdir menuliskan Djanur yang akhirnya menjadi juru selamat PSMS lolos ke Liga 1.

Maka kelegaan pun terpancar dari wajahnya usai peluit panjang ditiupkan wasit Nuzur Fadillah ketika dua gol di babak tambahan kedua lewat Choiril Hidayat dan Dimas Drajad membungkam PSIS di Gelora Bandung Lautan Api, Sabtu (25/11). Djanur digendong para pemain dan ofisial. Pasca itu Djanur langsung bersimpuh ke tanah dan bersujud syukur.

Djanur tersenyum puas. Dua pencapaian telah dilakukannya. Memenuhi target meloloskan PSMS ke Liga 1, sekaligus memulihkan lagi nama baiknya. Ya, usai dituntut mundur di Persib, pria kelahiran Majalengka ini membuktikan kualitasnya di PSMS.

Menariknya, sejarah itu dibuatnya di Bandung, di tanah kelahirannya sendiri. Karena itu Djanur terus tersenyum sumringah usai laga.

“Misi saya membantu PSMS ke Liga 1 akhirnya tercapai. Memang sejak awal saya diminta Manajemen PSMS untuk mengantarkan PSMS ke Liga 1 dan alhamdulillah kami ke Liga 1. Saya buat sejarah baru di sini, bisa mengantarkan PSMS ke Liga 1 dan tempat bersejarah ini juga di Bandung,” ujarnya, Minggu (26/11).

Perjuangan Djanur tak mulus. Di awal penunjukannya, Djanur mengakui dirinya menanggung beban yang tinggi. Kala itu dia menggantikan Mahruzar yang sukses meloloskan PSMS ke 16 besar hanya dua hari jelang pertarungan 16 besar. Artinya jika justru gagal, dirinya akan kehilangan muka dua kali. Djanur sempat harap-harap cemas saat PSMS gagal menang di tiga laga awal. Tumbang dari PSIS, imbang kontra Persita dan tumbang dari Persibat.

Apalagi Djanur tak punya banyak opsi pemain. Bahkan untuk sekadar menghafal nama pemain saja dia kesulitan. Mantan pemain Mercu Buana ini pun akhirnya merekrut tiga pemain baru. Roni Fatahillah dari Persibangga, I Made Wirahadi dari Bali United dan Elthon Maran dari Madura United. Dengan kemampuannya tiga pemain baru itu bak menjadi puzzle melengkapi pemain yang ada. PSMS pun lolos dari lubang jarum.

FOTO: Angger Bondan/Jawa Pos
Para pemain PSMS Medan melakukan selebrasi setelah berhasil mengalahkan PSIS Semarang pada babak semifinal Liga 2 di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Bandung, kemarin (25/11/2017).

Di babak delapan besar, performa PSMS semakin baik. Djanur meramu PSMS semakin matang hingga akhirnya lolos ke semifinal dan final. Menurut mantan pemain PSMS era Perserikatan, Amrustian, salah satu kunci sukses Djanur di PSMS adalah dia mampu menghadirkan suasana yang nyaman bagi pemain.

“Saya lihat dia membuat pemain merasa lebih enjoy dan tidak terbebani dalam latihan. Walaupun memang tetap serius. Suasana itu yang dibutuhkan pemain dan tidak dirasakan sebelumnya,” kata Amrustian, Minggu (26/11).

Kini Djanur sudah lega. Menurutnya final nanti menjadi bonus bagi PSMS setelah target tercapai. “Target kami ke Liga 1. Ini kerja keras pemain seluruhnya yang sudah berjuang. Tapi kalau bisa menjadi juara itu menjadi bonus bagi kami,” beber pria 53 tahun ini.

Nasib Djajang sendiri ke depannya belum dipastikan. Namun dia sudah memberikan sinyal kepada manajemen PSMS untuk bertahan. Apalagi dia menantikan duel lawan Persib.

 

“Mulai dari sekarang saya akan berbicara serius lagi dengan Manajemen PSMS. Apakah ke depan saya tetap di sini atau bahakan saya akan berlabuh ke tim lain. Karena musim 2018 nanti akan banyak tim-tim yang mulai persiapan untuk turnamen pra-kompetisi,” ungkapnya.

 

Skuad PSMS sendiri diliburkan sehari dan kembali berlatih Senin (27/4) hari ini untuk mempersiapkan diri menghadapi Persebaya. “Insha Allah kami bisa merebut gelar juara Liga 2. Tapi terpenting target kami ke Liga 1 sudah tercapai,” kata Suhandi, pemain PSMS.

 

Di sisi lain euforia kelolosan PSMS tidak hanya dirasakan di GBLA, namun juga di Medan. Sejumlah suporter yang tidak ikut ke Bandung memilih nonton bareng di halaman depan stadion Teladan Medan, Sabtu (25/11). Setelah harap-harap cemas menunggu hampir 120 menit, sorak sorai pun pecah menyambut gol Choiril dan Dimas Drajad. Mereka bernyanyi dan membakar flare untuk menyemarakkan keadaan. Dilanjutkan dengan konvoi dengan menggunakan angkot.

 

“Kami senang sekali PSMS bisa lolos ke Liga 1. Akhirnya PSMS berada di tempat yang seharusnya. Sekarang Medan waktunya berpesta. Kalau jadi juara lebih bagus lagi,” ujar Eri, salah seorang suporter. (don)

Exit mobile version