Site icon SumutPos

PSMS v Persebaya: Yakini Duel Ketat

Foto: BASKORO SEPTIADI/JAWA POS RADAR SEMARANG
SEDIH DAN GEMBIRA: Pemain PSIS Haudi Abdillah terduduk lesu coba dihibur temannya, Rio Saputra, setelah timnya kalah 0-2 dari PSMS Medan dalam laga semifinal Liga 2 di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Sabtu (25/11/2017) malam. Sebaliknya, dua pemain PSMS Medan meluapkan kegembiraannya karena timnya lolos babak final, sekaligus lolos ke kompetisi Liga 1 musim depan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Keberhasilan PSMS menembus final Liga 2 dan otomatis tiket Liga 1 juga menghadirkan kegembiraan bagi para mantan pemain PSMS. Mereka turut berbangga dengan keberhasilan pasukan Djajang Nurjaman.

Para pemain punya analisis dan prediksi yang berbeda. Kurniawan Dwi Yulianto bukan nama yang asing bagi kedua klub ini. Kurniawan pernah membela Persebaya dan membawa klub Bajul Ijo itu menjadi juara tahun 2004. Namun dia juga sempat singgah memperkuat PSMS pada tahun 2010.

Si Kurus memprediksi laga ini akan berlangsung ketat namun dia sulit memprediksi. “No commentlah. Hehe. Tapi yang pasti congratulation untuk kedua tim karena lolos ke Liga 1. Tempat sesungguhnya untuk tim sebesar PSMS dan Persebaya,” kata Kurniawan.

Saat ditodong soal hasil akhir laga, mantan striker timnas ini meyakini duel akan berimbang. “Pemenangnya lewat adu penalti,” bebernya.

Sementara itu, eks gelandang PSMS, Donny Fernando Siregar yakin duel akan berlangsung ketat. Namun dia yakin PSMS punya syarat untuk memenangkan laga. “Duel klasik, duel tim besar yang kembali ke habitatnya. Dua tim punya karakter yang sama, punya pelatih dan materi pemain yang bagus,” kata Donny.

Faktor mentalitas akan menentukan pemenang laga ini menurut pemain asal Balige itu. “Tim yang memenangkan laga adalah tim yang bermental juara, karena sama-sama bagus. PSMS akan menang. Skor 2-1 atau menang lewat perpanjangan waktu,” tambahnya.

Sementara itu, eks striker PSMS, Saktiawan Sinaga punya pandangan lain. Menurutnya, Persebaya yang akan menjuarai Liga 2. “Tanpa bermaksud mengecilkan PSMS, tapi kalau prediksi dari segi permainan, Persebaya lebih bagus. Compact defence, dari bertahan ke menyerang lebih terorganisir dan bermain tidak buru-buru. Begitu juga sebaliknya,” kata Sakti.

Namun PSMS juga punya kekuatan yang tidak bisa diremehkan. “PSMS punya ciri khas dengan rap-rapnya. Kalau mereka bisa bermain termotivasi, tak kenal lelah fokus dalam bertahan bisa lain ceritanya. Skornya 2-1 untuk Persebaya,” beber pemain yang membawa PSMS ke final Liga Indonesia 2007.

WASIT DIRAHASIAKAN

Sementara, PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) sebagai operator liga hingga kemarin masih merahasiakan siapa wasit yang akan memimpin partai puncak Liga 2 Indonesia. “Menjaga kerhasiaan wasit itu sudah menjadi sistem kami. Saya sendiri saja tidak tahu wasit mana yang akan ditugaskan untuk memimpin pertandingan itu,” kata Tigorshalom Boboy, Chief Operating Oficer (COO) PT LIB, kemarin (27/11).

Tigor menjelaskan, dalam sistem yang mereka gunakan, wasit mana saja yang akan ditugaskan, baru akan ketahuan satu jam sebelum kickoff. Sistem tersebut sengaja mereka gunakan untuk meminimalisir pengkondisian nonteknis kepada wasit yang bertugas. “Kami sudah menerapkan sistem ini sejak awal musim, bukan saat final saja,” beber dia.

Pria berdarah Kupang itu menambahkan, mereka sudah menyiapan total 14 wasit tengah dan 14 asisten wasit untuk ditugaskan memimpin dua pertandingan pamungkas di kompetisi kasta kedua tanah air itu. Menurut dia, semua wasit dan hakim garis itu adalah yang terbaik selama memimpin Liga 1 musim ini.

Sistem kerahasiaan wasit yang diterapkan oleh operator tersebut mendapat apresiasi dari klub peserta. Salah satunya dari pelatih Martapura FC, Frans Sinatra Huwae. Hanya saja, Frans berharap, wasit yang ditunjuk oleh sistem itu bisa menjalankan tugasnya dengan baik dan bisa menjaga integritas pertandingan.

“Karena meski ditunjuk oleh sistem, namun dalam kepemimpinannya masih berat sebelah, ya sama saja,” kata Frans. “Bagi kami, wasit adalah wakil resmi federasi dalam pertandingan, dan mereka harus menegakan regulasi seadil-adilnya karena kehadiran mereka bukan untuk satu tim saja, melainkan untuk semua tim,” timpalnya. (don/ben/jpg/adz)

Exit mobile version