Site icon SumutPos

Ganggu Status Pemain, PSMS Kurang Setuju Turnamen Pengganti

TERKAPAR: Pemain terkapar di lapangan saat menghadapi AA Tiga Naga pada laga perdana Liga 2 di Stadion Teladan.
TERKAPAR: Pemain terkapar di lapangan saat menghadapi AA Tiga Naga pada laga perdana Liga 2 di Stadion Teladan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Usulan agar digelar turnamen sebagai pengganti kompetisi yang dihentikan, tidak sepenuhnya mendapat dukungan dari PSMS Medan. Tim berjuluk Ayam Kinantan tersebut masih berharap kompetisi dilanjutkan.

KOMPETISI Liga 1 dan Liga 2 belum jelas kapan diputar lagi. Menurut keputusan PSSI, jika hingga 29 Mei pendemi Covid-19 belum berakhir, maka kompetisi dipastikan dihentikan. Kondisi ini membuat muncul usulan agar digelar turnamen sebagai pengganti.

Namun usulan tersebut tidak sepenuhnya disetujui PSMS. Sekretaris Umum PSMS Julius Raja menilai turnamen pengganti bukan solusi. Pasalnya, turnamen juga akan menarik penonton.

“Kenapa bukan kompetisi saja dilanjutkan? Toh, turnamen juga akan membutuhkan izin, penonton dan lainnya. Artinya, menggelar turnamen sama saja dengan menggelar pertandingan kompetisi. Lebih baik kompetisi yang dilanjutkan,” ujar Julius Raja kepada Sumut Pos, Kamis (23/4) malam.

Pria yang akrab dipanggil King mengaku tidak terlalu memikirkan turnamen pengganti. Mereka lebih berpikir kepada status pemain, jika kompetisi dihentikan. “Bagaimana status pemain jika kompetisi dihentikan?” tandasnya.

King menegaskan, jika PT LIB menggelar turnamen, maka status pemain di klub juga akan berubah. Para pemain kemungkinan akan dibayar per setiap pertandingan, seperti turnamen pada umumnya. “Ini tentu akan merugikan pemain,” sebutnya.

Jika tetap dipertahankan dengan status kontrak, tentu akan merugikan klub. Pasalnya, klub diwajibkan membayar gaji pemain mulai dari sekarang, hingga turnamen selesai. Padahal saat ini, klub juga sudah membayar gaji sebesar 25 persen, meski pemain tidak bermain.

“Soal status pemain ini harus diputuskan terlebih dulu. PSSI harus mengambil keputusan dengan adil tanpa merugikan pemain dan klub. Istilahnya win-win solution,” ungkap King.

Selain itu, PSSI juga harus memutuskan bagaimana status Down Payment (DP) yang sudah diterima pemain. Saat ini, hamper semua pemain Liga 2 baru sekali melakoni pertandingan, tapi sudah menerima DP kontrak sekitar 10-25 persen.

“Kalau DP dianggap hangus oleh PSSI, tentu akan merugikan klub. PSSI harus mencari solusi terbaik,” ucapnya.

Untuk itu, King berharap agar PSSI mengundang atau meminta pendapat sebelum memutuskan kompetisi dihentikan. “Jika memang kompetisi bakal dihentikan, maka PSSI harus mengundang dan meminta pendapat klub,” harapnya.

Sedangkan Pelatih PSMS Medan, Philip Hansen, menyambut baik adanya wacana untuk menggelar turnamen sebagai pengganti ini. Pelatih asal Riau tersebut menyarankan agar wacana untuk menggelar turnamen pengganti liga digelar di satu tempat aja dan ditempat netral.

“Kalau nantinya ada gelar turnamen pengganti liga, saya sarankan buatnya di satu tempat saja. Itu lebih bagus. Jika ada tempat yang pas dan netral, ya silahkan jalankan,” kata Philip. (dek)

Exit mobile version