Site icon SumutPos

PSMS v Persebaya: Ayo Juara!

FOTO: Angger Bondan/Jawa Pos
Dimas Drajad (tengah), pemain PSMS Medan melakukan selebrasi setelah berhasil menjebol gawang PSIS Semarang pada babak semifinal Liga 2 di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Bandung, Sabtu (25/11).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Target sudah tercapai dengan lolos ke Liga 1 musim depan. Namun sudah kepalang tanggung, PSMS punya kesempatan untuk sekalian meraih gelar juara Liga 2 saat bentrok dengan Persebaya di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Selasa (28/11) malam.

Kemenangan atas PSIS 2-0 di semifinal Liga 2 memang sudah cukup membuat PSMS puas, karena mereka sudah mengakhiri penantian lolos ke kasta tertinggi. Namun menghadapi Persebaya, PSMS punya misi tersendiri. Selain gelar juara, juga ada gengsi yang dipertaruhkan. Apalagi duel klasik ini sudah lama tak tersaji. Terakhir kali di kompetisi resmi terjadi tahun 2009.

Bahkan, pertemuan kala itu cukup menyakitkan bagi PSMS. Persebaya memastikan tiket promosi ke ISL dengan memaksa PSMS turun kasta saat playoff. Kala itu PSMS bermain imbang 1-1 dengan Persebaya di waktu normal. Unggul lewat penalti Leonardo Martins Zada, Persebaya menyamakan skor menit ke-86 lewat penalti Jairon Feliciano. Pemenang harus ditentukan lewat adu penalti.

Hasilnya saat adu penalti, gagalnya tendangan penalti Okto Maniani memastikan PSMS turun kasta. “Waktu itu tak terbayang betapa sedihnya kami. Terutama yang anak Medan. Suporter juga menangis. Alhamdulillah sekarang PSMS sudah promosi kembali. Saya turut senang,” kata eks bek PSMS,Aun Carbiny yang turut bermain kala itu.

Persebaya memang gemar menyakiti PSMS lewat proses adu penalti. Jauh sebelum itu, tepatnya di Liga Indonesia 1999, PSMS lebih dulu disakiti Bajul Ijo. Kala itu PSMS kandas di semifinal. Persebaya yang unggul lebih dulu pada menit 70 melalui kaki Aji Santoso harus disamakan oleh Joan Michel Boboaken di menit 83. Pertandingan yang sangat sengit memaksa pertandingan harus diakhiri melalui drama adu pinalti yang dimenangkan Persebaya dengan skor 4-2 dan membawa Persebaya melaju ke final menghadapi PSIS Semarang.

Selain itu, Bandung biasanya menjadi tempat yang kurang bersahabat bagi PSMS di masa lalu. Play off 2009 itu digelar di Siwilangi, Bandung. Begitu juga kala PSMS harus menangis di final Liga Indonesia 2007 di Stadion si Jalak Harupat Bandung. Namun tahun ini ada harapan PSMS memperbaiki rekor di Bandung.

FOTO: Angger Bondan/Jawa Pos
Djajang Nurjaman (tengah) usai memimpin latihan PSMS di Stadion Patriot Chandrabhaga, Bekasi, Rabu (8/11) lalu.

Pada semifinal lalu di GBLA, PSMS berhasil menang atas PSIS yang memastikan tiket promosi.

Mungkin karena saat ini PSMS punya pelatih dan pemain tuan rumah. Ada Djajang Nurjaman di sektor pelatih, juga ada Suhandi, Roni Fatahillah, dan Choiril Hidayat yang asli Jawa Barat.

Djajang Nurjaman pun membidik sejarah baru. Dia ingin menjadi orang pertama yang membawa tim berbeda juara di kasta berbeda. “Sebenarnya finalnya itu saat lawan PSIS di semifinal. Tapi setelah lolos, kami ingin para pemain lebih main lepas tapi tetap sesuai instruksi saya. Tapi kami tetap akan all out,” ujarnya saat temu pers di Hotel Courtyard, Bandung, Senin (27/11).

Menurutnya, para pemain tentu punya misi berbeda untuk menang. “Target awal sudah tercapai masuk ke Liga 1. tapi apa boleh buat ketika harus bertanding di partai puncak, pemain pasti punya motivasi berbeda. Artinya besok kami akan menunjukkan performa kami maksimal. Dan kami yakin laga ini akan berjalan alot,” kata eks pelatih Persib ini.

Sementara kapten tim Legimin Raharjo mengatakan timnya sudah bersyukur lolos ke Liga 1. Namun jika ada kesempatan menjadi juara dirinya bersama para pemain akan berusaha mewujudkannya. “Targetnya sudah tercapai dengan lolos ke Liga 1. Tapi ini final, dan pasti akan berbeda. Kami dan para pemain punya motivasi tersendiri. Mudah-mudahan PSMS bisa juara,” kata Legimin.

Pada laga itu PSMS akan mengerahkan, kekuatan terbaiknya, apalagi tak ada pemain yang cedera atau akumulasi. Trio I Made Wirahadi, Elton Maran dan Frets akan tetap menjadi juru gedor. Mereka didukung Suhandi bersama Legimin dan Alwi Slamet di tengah. Kuartet lini belakang Roni Fatahillah, Wanda Syahputra, Fredyan Wahyu dan Gusti Sandria harus bekerja keras menghadapi serangan Persebaya yang mengandalkan Irfan Jaya.

Balas dendam itu tentu tidak akan mudah. Persebaya punya sejarah indah jika bermain di Kota Kembang. Diakui hingga akhirnya tembus Liga 1, perjalanan panjang Persebaya tidak pernah lepas dari Bandung. ’’Lawan memang kuat, produktif. Kami benar-benar sudah mempersiapkan diri di laga final nanti,’’ akunya.

FOTO: Angger Bondan/Jawa Pos
Kurniawan Karman (dua dari kanan) pemain Persebaya berusaha menyundul bola saat berlatih di Lapangan Progresif, Bandung, Senin (27/11/2017).

Sementara itu, Pelatih Persebaya, Angel Alfredo Vera sendiri mengakui target timnya sudah tercapai sampai saat ini. Yakni lolos ke Liga 1. Namun, dia menegaskan tetap ingin jadi juara dan anak asuhnya juga berkomitmen untuk mewujudkannya.

“Kami sudah bertarung habis-habisan. Sudah sampai di sini, jadi seloain target lolos kami pasti ingin juara,’’ bebernya. Alfredo mengungkapkan untuk mewujudkan hal tersebut memang tidak mudah. PSMS adalah tim kuat yang punya kecepatan dan kekompakan yang baik. ’’Untuk mengatasinya kami tetap bermain seperti biasa. Penguasaan bola yang jadi karakter Persebaya sampai saat ini,’’ sambungnya.

Nah, pelatih asal Argentina itu diperkirakan bakal menurunkan skuad yang sama saat berhasil mengalahkan Martapura FC (21/11). Adam Maulana, Rendi Irwan, dan M. Hidayat akan jadi poros di lini tengah. Kecepatan Oktafianus Fernando tetap diandalkan bersama Irfan Jaya di sisi saya. Sedangkan di ujung tombak, Rishadi Fauzi jadi pilihan.

Alfredo menerangkan untuk saat ini skuad tersebut yang terbaik. Baik segi mental ataupun permainan. ’’Yang paling siap. Kalau pemain lain ada yang siap pasti ada rotasi. Semua pemain di tim ini sama, punya kesempatan main di laga final besok (hari ini),’’ tegasnya.

Klub yang lahir pada 18 Juni 1927 itu patut waspada. Selain permainan lawan, rasa percaya diri yang berlebihan bisa jadi boomerang. Catatan impresif yang diraih selama Babak 8 Besar hingga semi final bisa membuat Rendi Irwan dkk meremehkan lawannya. ’’Saya katakan jangan terlalu meremehkan. Tetap fokus dan konsentrasi, setiap lawan tetap berbahaya,’’ imbuhnya.

Enjoy, itu kunci yang ditegaskan oleh Alfredo. Jika pemain enjoy seperti saat tidak terkalahkan di Babak 8 Besar dan menang saat semi final, kemungkinan untuk juara lebih besar. ’’Catatkan sejarah sendiri dalam karir. Ini untuk pemain juga. Kesempatan emas yang harus diraih,’’ kata mantan pelatih Persipura tersebut. (jpnn/rid/don/adz)

FOTO: Angger Bondan/Jawa Pos
Para pemain PSMS Medan saat berlatih di Stadion Patriot Chandrabhaga, Bekasi, Rabu (8/11) lalu.

Perjalanan ke Final

 

PSMS

8 Besar

vs Kalteng Putra 2-1

vs Martapura FC 2-1

vs Persis Solo     0-1

 

Semifinal

vs PSIS  2-0

 

Persebaya

vs PSIS  1-0

vs PSPS 1-0

vs PSMP 4-0

 

Semifinal

vs Martapura FC 3-1

 

 

Head to Head

30 Jun ’09             Persebaya v PSMS           1-1 (6-5 pen)

6 Okt ’04               Persebaya v PSMS           1-1

29 Feb ’04            PSMS v Persebaya           3-0

29 Jan ’99             PSMS v Persebaya           1-1 (2-4 Pen)

Exit mobile version