Site icon SumutPos

Kontrak Tiga Musim tapi Selesaikan Kuliah Dulu

Ferdinand Damanik, Berlabuh ke PJ setelah Lama di Filipina

NBL Indonesia musim depan kedatangan pemain istimewa. Namanya Ferdinand Damanik. Setelah, malang melintang selam delapan tahun di Filipina, Ferdinand menerima tawaran Pelita Jaya Esia Jakarta.
FERDINAND Damanik terlihat ikut senang saat Pelita Jaya Esia Jakarta memukul Satria Muda (SM) Britama Jakarta dalam lanjutan seri VI Flexi NBL Indonesia di Hall Basket Gelora Bung Karno kemarin (7/4). Laga melawan SM tersebut merupakan pertandingan PJ kedua yang ditontonnya.

Sebelumnya, Ferdinand juga menyaksikan Andy Poedjakesuma dkk beraksi untuk mengalahkan Dell Aspac Jakarta pada Kamis (5/7). Namun, berbeda dari sebelumnya, kali ini Ferdinand dengan jelas menunjukkan dukungannya kepada PJ.
Dia datang memakai kaos PJ berwarna oranye. Apakah Ferdinand resmi bergabung dengan PJ untuk bermain di NBL musim depan? Kalau itu, tanyakan Bos Diko (Andiko Ardi Purnomo, ketua umum PJ Red) langsung,” kata Ferdinand lantas tertawa.

Saat dikonfirmasi, Diko membenarkan bahwa klubnya selangkah lagi mendapatkan Ferdinand. Kesepatan dan komitmen awal sudah terjadi, walau kontrak belum ditandatangani.
Rencananya, Ferdinand berada di PJ dalam tiga musim ke depan. Dia berlaga di NBL musim depan.

“Dia memang akan main untuk kami. Namun, dia harus menyelesaikan kuliahnya dulu. Ferdinand mau pulang ke Indonesia, karena kami membayarnya dengan bagus,” ucap Diko lantas tersenyum.
Bukan rahasia lagi kalau Ferdinand memang menjadi buruan paling hot saat ini. Terhitung, ada tiga tim besar lain selain PJ yang menawarinya bergabung.
Namun, PJ lebih cepat ambil peluang. Ferdinand juag memilih PJ karena memberikan tawaran paling bagus.

Bagi beberapa pelatih dan pemilik klub di NBL, Ferdinand memang sudah tidak asing. Dia sudah lama tersohor sebagai bigman jempolan.

Pemain 24 tahun itu lama malang-melintang sebagai pemain bertalenta saat berlaga di liga antaruniversitas di Filipina, University Athletic Association of The Philippines (UAAP).
Dalam empat tahun terakhir, Ferdinand menjadi starter bagi tim kuat dan memiliki tradisi panjang De La Salle University Manila. Dalam kompetisi itu, pemain kelahiran Bekasi itu terkenal sebagai dunker ganas. Bertinggi 196 cm, Ferdinand memiliki vertical jump tinggi, mencapai 29 inchi.

“Dulu, satu-satunya alasan saya main basket karena saya senang melakukan slam dunk. Bukan shooting, dribbling atau yang lainnya. Hanya nge-dunk,” tegas pemain yang berposisi sebagai center itu.
Pria kelahiran 15 April itu memang memiliki bakat besar. Sejak mulai bermain basket di SMP Santo Yoseph Malang, Ferdinand memang sudah hobi nge-dunk. Padahal, waktu itu, tingginya masih 173 cm.
Saat mengikuti orangtuanya pindah ke SMP Dian Harapan Lippo Cikarang pada 2004, Ferdinand masih intens bermain basket. Dia sempat berlatih sebentar dengan tim junior Satria Muda Jakarta.
Bakat besar Ferdinand membuat pelatih SM waktu itu, Nathaniel Canson (head coach Muba Hangtuah saat ini, Red), merekomendasikannya bersekolah ke Filipina. Ferdinand diterima di La Salle Green Hills High School, Manila.
“Karena basket, saya lalu dapat tawaran beasiswa penuh di De La Salle University,” terangnya.

Pada tahun pertamanya, Ferdinand langsung ikut ambil bagian dalam sukses De La Salle menjadi juara musim 2007-2008. Namun, Ferdinand dkk tidak bisa mempertahankan gelarnya, kalah di final atas Ateneo de Manila University.  Setelah itu, Ateneo terus mendominasi UAAP, menjadi juara dalam empat musim beruntun.

“Saya memang sibuk kuliah. Jadi, konsentrasi terbagi. Ini karena saya mengambil jurusan Bisnis Manajemen. De La Salle memang kampus bisnis nomor satu di Filipina. Saya tak bisa main-main dengan beasiswa saya,” lanjutnya.
Rencananya, Ferdinand lulus pada Oktober mendatang. Setelah itu, dia ingin total bermain di NBL Indonesia. Apakah akan sering slam dunk? Kita lihat saja nanti,” ucapnya lalu tersenyum. Bagi PJ, kehadiran Ferdinand tentu membuat mereka berpeluang besar meraih gelar NBL Indonesia. (nur/ru/jpnn)

Exit mobile version