Site icon SumutPos

Cuneyt Cakir Diancam Mati Dikartu Merah, Nani Curhat sambil Nangis

Seorang teman Luis Nani menceritakan bahwa winger Manchester United itu curhat kepadanya sambil menangis usai dikartu merah wasit, di laga Liga Champions kontra Real Madrid.

Nani menjadi salah satu sosok sentral dalam tersingkirnya MU dari pentas Liga Champions. Di laga leg II babak 16 besar Liga Champions lawan Real Madrid, Rabu (6/3/) dini hari WIB, ia mendapatkan kartu merah usai dinilai melanggar Alvaro Arbeloa.
Kartu merah itu sendiri dinilai kontroversial, kendati keputusan wasit tentu tak bisa diganggu gugat sehingga MU, yang saat itu tengah unggul 1-0, pun harus bermain dengan 10 pemain sejak menit 56. MU pada akhirnya kalah 1-2 dan tersingkir dari ajang Liga Champions.

Usai pertandingan, Manajer MU Sir Alex Ferguson menyerahkan urusan menghadiri konferensi pers kepada Mike Phelan, asistennya. Selain itu para pemain, termasuk Nani, juga tidak diizinkan bicara ke media. Walhasil, arus informasi pun jadi terbatas.

Akan tetapi, sebagaimana dilansir 7MSport, seorang rekan Nani yang tidak disebutkan namanya memberi bocoran tentang kondisi pemain asal Portugal itu. Disebutkan, setelah laga tersebut Nani menelepon dan curhat ke temannya itu seraya menangis.

“Ia dalam keadaan hancur dan terus-terusan mengatakan, ‘Apakah aku layak mendapatkannya? Apakah aku layak mendapatkannya?’. Itu adalah salah satu malam terbesar dalam kehidupannya dan setelah semua berakhir seperti itu, hatinya pun hancur,” lanjut si rekan.

Sementara sumber Daily Mail membenarkan bahwa usai pertandingan Nani memang menelepon ke kampung halamannya sambil terisak. “Nani tidak bisa dihibur. Ia menelepon ke Portugal sambil menangis, bertanya-tanya apakah ia sudah melakukan sesuatu yang salah.”

Sementara itu, Wasit Cuneyt Cakir yang mewasiti pertandingan itu menjadi sasaran para suporter yang kesal. Diwartakan 7MSports, seorang suporter sampai menelepon kepolisian setempat dan meminta mereka untuk menangkap sang wasit setelah laga tersebut.

Si penelepon, yang teridentifikasi berasal dari Bingham, Notts, dan berusia 18 tahun, kendatipun tidak disebutkan namanya, pada prosesnya minta maaf atas tindakannya itu dan sudah membuang-buang waktu polisi. Ia takkan mendapat sanksi.

Apa yang dilakukan si pemuda cuma sebagian kecil saja. Banyak pengguna Twitter dan Facebook yang menggunakan wadah sosial media itu untuk meluapkan kemarahan. Lebih dari 2 ribu orang mengklik tombol “like” di laman Facebook bertajuk “F*** you Cuneyt Cakir”. Kreator laman itu menulis, “Besok aku akan naik pesawat dan mencarinya,” sebelum menanyakan alamat Cakir.

Sementara di Twitter, tidak sedikit suporter yang mencaci Cakir dan bahkan melontarkan ancaman untuk membunuhnya. “Aku benar-benar menginginkan darah wasit Turki itu,” tulis seorang suporter.

Kemarahan itu sendiri turut dipicu oleh adanya akun Twitter yang diduga dimiliki oleh Cakir, yang mem-follow akun Real Madrid dan Cristiano Ronaldo, sehingga memicu anggapan bahwa si pengadil lapangan memang pendukung Madrid. UEFA sendiri disebutkan telah membantah bahwa itu adalah akun yang dibuat Juli lalu itu merupakan milik Cuneyt Cakir. (bbs/jpnn)

Exit mobile version