Site icon SumutPos

Gamang di Pinggir Jurang

Blackburn vs  Sunderland

BLACKBURN- Kubu Ewood Park masih berdebar. Tim kesayangan mereka tak aman. Berdiri di pinggir jurang degradasi, mereka butuh pengaman. Pengaman itu mesti datang lewat kemenangan. Ehm, kemenangan dari tim lebih mapan: Sunderland.

Kisah ironi. Itulah yang sedang menjadi dongeng fans Blackburn Rovers menjelang tidurnya. Bagaimana tidak, musim ini mereka kenyang berendam di zona degradasi. Tuntutan kepada sang arsitek plontos Steve Kean agar mundur selalu disuarakan fans. Syukurlah dia dekat dengan pemilik klub, jadi dia masih aman. Malah diperpanjang kontraknya dengan kenaikan gaji lumayan.

“Itu artinya manajemen masih percaya aku. Aku pun harus buktikan kalau aku bisa melakukan lebih baik di tim ini,” begitu kata Kean waktu tahu gajinya dinaikkan pertengahan musim lalu.

Cerita ironi mengalun bagai puisi satir. Apalagi jika ingat Blackburn dulu pernah jadi juara Primer League. Satu-satunya tim agak gurem yang pernah raih juara di era Premier League, menyebabkan fans agak lantang.  Mereka tak ingin kisah manis itu terbenam di zona degradasi malah lebih parah jika mereka terkirim ke kasta kedua.

Sayang, di saat begitu, lawan yang datang dini hari nanti tim lebih mapan. Kenapa mapan? Lihat saja dari posisi di klasemen. Mendatangkan sejumlah skuad Manchester United di awal musim membawa angin segar kepada skuad asuhan Martin O’Neill yang masuk menggantikan Steve Bruce Desember lalu.

Tim lebih oke digas jadi pesakitan. Lihat saja Liverpool yang kandas di tangan Bendtner dkk. Jangan lupa, Arsenal pun tunduk 2-0. Perjalanan luar biasa bagi tim sekelas Sunderland.

Melihat data itu saja, kubu Ewood Park bergidik. Lalu dipaparkan lagi statistik pertemuan kedua tim. Maka, dari lima laga ter akhir, tak pernah sekalipun Blackburn menang atas Sunderland-meskipun laga digelar di Ewood Park. Jika laga digelar di Light Stadium-markas Sunderland, maka si Kucing Hitam tak pernah menang.

Dilematis sekali. Karena, andai pun Blackburn menang, maka dia tak akan ke mana-mana. Posisinya stagnan. Aston Villa di peringkat 15 sudah kumpulkan 33 poin. Sedangkan Blackburn di peringkat 16 masih punya 25 angka. Hufh!

Tapi, kalau hal-hal payah saja yang dikenang, tak akan ada motivasi. Sebagai juru taktik, Kean tetap ingin melihat anak asuhnya fight!. “Skuad kami mulai menujukkan kapasitasnya. Ada Rochina dan Vukcevic yang sedang on fire. Ada juga Formica yang main bagus. Kembalinya Marcus Olsson juga berdampak kepada tim,” beber Kean di Lancashire Telegraph seperti dikutip Soccerway.

Jadi, persoalannya adalah di pertahanan saja Kean!. Blackburn mencetak 40 gol hingga pekan 28 tapi mereka kebobolan 60 gol di saat bersamaan. Sunderland relatif berimbang. Mencetak 37 gol, mereka kebobolan 31 gol.

Resep tajam nya Blackburn tentu karena satu nama: Yakubu.  Dia sudah bikin 13 gol di liga. Kalau Yakubu on fire dan bisa mencetak gol lebih dulu, maka Black burn harus tak lagi memaksakan serangan tak beraturan tanpa melirik pertahanan.
Ag resivitas mes ti dijaga dengan keteram pilan menjaga pertahanan. Jika tidak, maka Sunderland mahir memainkan peranan di saat lawan sedang panik bertahanan. (*)

Exit mobile version