Site icon SumutPos

Elit Tua tak Laku

Heboh Mengumumkan Nama Calon Presiden

Hal itu dijelaskan tokoh senior Partai Golkar, Zainal Bintang, saat diminta pendapatnya tentang pencapresan dan persiapan parpol menuju 2014. Menurutnya, parpol kecil yang bisa dibilang beruntung diikutsertakan dalam gerbong pemerintahan ditengarai kesulitan mengajukan nama Capres. Mereka tidak punya program pengkaderan yang nyata. Tradisi mereka adalah menunggu “dilamar” parpol besar. Di sisi lain, kondisi kesehatan tiga parpol besar saat ini sedang “masuk angin”.

“Tsunami politik mutakhir yang meledak lewat kasus Nazaruddin dan Anas Urbaningrum membuat bukan saja Partai Demokrat yang babak belur, juga elite partai tersebut termasuk SBY sebagai pendiri dan Ketua Dewan Pembina ikut uring-uringan. Kredibilitas parpol tersebut tergerus di masyarakat, hal itu banyak diungkap lewat survey,” kata Bintang kepada Rakyat Merdeka Online (grup Sumut Pos), Selasa (9/8).

Sementara, partai oposisi terbesar PDI Perjuangan, juga secara alamiah mengalami krisis kader yang dapat dijagokan sebagai Capres.

“Ibu Mega boleh jadi akan terlewatkan jika isu Capres dari kalangan generasi muda menguat. Padahal Puan Maharani masih terlalu pemula di segala bidang,” terang wartawan senior ini.

Sedangkan, Partai Golkar, harus diakui memiliki stok kader level nasional yang matang untuk dicalonkan. Mulai dari Aburizal Bakrie, Jusuf Kalla, Agung Laksono, Akbar Tanjung dan Fadel Muhammad. Namun tantangan yang dihadapi Golkar akan berat jika tuntutan masyarakat menguat kepada Capres generasi muda.
“Tapi, ini namanya politik. Tidak ada kalkulasi yang absolut. Di dalam politik itu, dua kali dua bisa sama dengan tujuh,” kata Bintang.

Dia kembali menegaskan, nama Capres 2014 perlu diumumkan sekarang. “Situasi kondisi sosial politik kita yang memaksakan harus begitu,” tegasnya.(ald/jpnn)

Tak Tepat Bicara Capres Kala Rakyat Sedang Susah

Sungguh tidak tepat membicarakan calon presiden ketika rakyat sedang kesusahan dan diliputi berbagai persoalan hidup yang harus segera diatasi. Setidaknya hal ini diungkapkan Ketua DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Lukman Hakim Saefuddin.

“Pilpres masih jauh. Lebih baik wacana ini kita tangguhkan. Lebih baik fokus pecahkan persoalan masyarakat,” katanyadi gedung DPR/MPR Jakarta (Senin, 8/8).

Meski belum tepat untuk diwacanakan, namun Lukman tidak menampik bila PPP juga sedang mengikuti jejak rekam semua nama yang bermunculan.

Dan PPP akan menentukan Capres berdasarkan integritas dan kemampuannya dalam mengatasi semua persoalan bangsa.

Soal umur, kata Lukman, bukanlah salah satu poin yang penting. Sebab yang paling utama adalah kapabilitas, integritas, kejujuran, dan karakter. “Umur itu relatif. Umur 70-an kalau integritas dan kapabilitasnya baik, kenapa tidak. Umur menurut PPP bukan persoalan yang mendasar,” demikian Lukman.(yan/jpnn)

Pilpres Masih Lama!

Semakin banyak hal yang tidak nyambung di negeri ini. Di saat kehidupan rakyat kebayakan semakin sulit menyusul kenaikan harga kebutuhan bahan pokok, biaya sekolah yang semakin sulit dijangkau, elit politik malah berlomba-lomba membicarakan tentang siapa yang pantas menjadi presiden kelak.

Padahal, Pilpres 2014 baru akan digelar tiga tahun lagi. Sementara penderitaan rakyat kebanyakan sedang terjadi di depan mata. “Perilaku elit politik dan parpol yang gamang dengan calon pada Pilpres 2014 benar-benar menunjukan adanya kesenjangan antara mereka dengan rakyat. Padahal, semestinya ini adalah saat yang tepat bagi elit dan parpol bekerja untuk rakyat. Bukan sebaliknya, memperlebar jarak antara harapan rakyat dengan halusinasi elit dan parpol,” ujar Ketua Masyarakat Profesional Madani (MPM), Ismed Hasan Putro dengan miris, Minggu (7/8).

Di saat rasa kecewa publik pada pemerintah semakin tinggi, di masa rakyat semakin kecewa karena pemerintah dirasakan semakin jauh, di saat itulah semestinya elit dan parpol harus bisa membuktikan bahwa masih ada yang memperhatikan rakyat.

“Rakyat mendambakan kehidupan yang lebih baik dan semakin sejahtera. Bukan lebih nama calon presiden yang semakin banyak,” ujar Ismed. (guh/jpnn)

Exit mobile version