Site icon SumutPos

Menhan: Itu Belum Tugas Kita

Giliran Anak Band Dikirimi Bom Buku

Aksi pengiriman paket bom yang tertanam dalam buku kembali terjadi. Kali ini pentolan Band Dewa 19, Ahmad Dhani, mendapat kiriman buku berisi bom seperti yang dikirimkan ke sejumlah tokoh di Jakarta, Selasa (15/3) lalu.
Untuk Dhani, paket bom itu dikirim ke kediamannya di Pondok Indah, Jakarta. Ia dikirimi paket buku berjudul ‘Yahudi Militan’ dengan alamat pengirim Alamsyah Muchtar SSos, alamat Jalan Dermaga 21, Bogor, Jawa Barat, Kamis (17/3).

Beruntung pihak Dhani langsung menghubungi polisi sebelum membuka paksa paket mencurigakan itu. Tim gegana yang tiba beberapa saat kemudian membawa paket tersebut dan meledakkannya di sebuah halaman kosong tak jauh dari kediaman bos Republik Cinta Management (RCM) itu. Kasus ini menambah panjang daftar penerima teror bom beberapa hari terakhir. Seperti diberitakan tiga paket bom dalam sebuah buku ditemukan di tiga tempat di Jakarta, Rabu lalu.

“Dengan kondisi yang terjadi akhir-akhir ini, masyarakat patut waspada. Apalagi jika paket itu dikirim dari orang yang nggak kita kenal. Kalaupun dari orang yang kita kenal (dari lokasi yang jauh) patut kita  kroscek. Apakah pernah kirim paket untuk kita,’’ ujar Kabid Penum Divhumas Polri Kombespol Boy Rafli Amar di Mabes Polri.
Sementara terkait perkembangan penyelidikan rangkaian teror ini, Boy meminta agar mempercayakan penanganan ini sepenuhnya pada polisi. Saat ini tambahnya pihaknya sedang melakukan penyelidikan. “Kita tunggu prosesnya  oleh Polda Metro,’’ tambahnya.

Di sisi lain, Kementrian Pertahanan (Kemhan) belum juga turun tangan menyikapi teror bom yang terjadi akhir-akhir ini. Menurut Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, sebelum mengancam kedaulatan Kemhan belum akan mengambil tindakan.  “Kalau kita bicara mengenai intelejen itu sudah punya tupoksinya masing-masing, ini punya aturannya. kalau sudah mengganggu kedaulatan negara pasti kita (Kemhan, red) turun mengambil tindakan,” kata Menhan Purnomo Yusgiantoro di Gedung Kemhan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Kamis (17/3).
Purnomo mengatakan apabila suatu ancaman yang datang masih bersifat ancaman publik, Kemhan belum mengambil tindakan karena masih ada yang lebih berhak untuk menanganinya. “Tapi kalau sifatnya masih ancaman ke publik, itu belum menjadi tugas kita,” ujarnya.

Kecuali jika Kemenhan diminta membantu kata mantan menteri ESDM itu tentu akan mengirimkan timnya.”Seperti kemarin misalkan ada pemikiran kenapa tidak densus 81 (kopassus) yang turun, kalau itu memang diminta oleh Badan Nasional Penanggulagan Teror, itu kita akan lakukan,” tuturnya.

Meskipun demikian, Kementerian Pertahanan akan terus memantau perkembangan sejauh itu belum mengancam kedaulatan negara Republik Indonesia. “Tapi kalau itu sudah membahayakan kedaulatan, kita akan masuk dan akan menurunkan pasukan khusus,” tegas Purnomo. (zul/kyd/afz/jpnn)

Exit mobile version