Pecahkan Dua Rekor MURI

Ulang Tahun ke-4 Punguan Simbolon Dohot Boruna Indonesia

Ulang tahun ke-4 Punguan Simbolon Dohot Boruna Indonesia (PSBI) di Lapangan Benteng Medan, yang dimulai sejak Kamis (7/7) dan berakhir Sabtu (9/7) kemarin, dihadiri ribuan masyarakat Batak bermarga Simbolon. Tak tanggung-tanggung, acara itu memecahkan dua rekor Museum Rekor Indonesia (MURI).

Bagus Syahputra,Juli Ramadhani Rambe,Medan

Meskipun matahari siang kemarin cukup terik tak menyurutkan masyarakat Batak bermarga Simbolon dari Kota Medan dan daerah yang berkumpul di Lapangan Benteng, untuk melakukan tarian Bakul Beras yang diiringi Gondang Batak. Sebanyak 1.150 penari baik lelaki dan perempuan dengan pakaian adat Batak menari di Lapangan Benteng.

Para penari wanita  mengenakan pakaian khas Batak, seperti kebaya, songket Batak dan ulos, dengan rambut yang disanggul. Sementara pria tampil lebih formal dengan kemeja dan lengkap dengan jas dan dasi. Awalnya tarian dibuka olah 30 penari wanita yang belum menikah, dimana para penari ini mengajak para penari pria yang berada di barisan terdepan untuk ikut menari bersama.

Setelah para pria ikut menari, para wanita yang berada di barisan selanjutnya ikut menari sambil menjinjing bakul atau dalam bahasa Batak disebut Tandok (terbuat dari anyaman daun pandan) berisi beras di kepala menyusul di belakang barisan pria. Dalam tarian ini, ada 7 baris yang disediakan. Hal ini sesuai dengan keturunan dari Simbolon yang memiliki 7 anak. Selain itu, sigale-gale sebagai lambang salah satu adat Batak juga hadir ikut meriahkan acara ini.

Banyaknya penari dalam tarian Bakul Beras ini, menjadikan PSBI mendapat penghargaan dari MURI, yaitu tarian Bakul Beras dengan penari terbanyak yang tercatat sekitar 1.000, piagam penghargaan ini langsung diberikan pada siang itu juga, saat para penari selesai melakukan tugasnya. Para penari bukan hanya menyandang marga atau boru Simbolon, tetapi juga pihak yang menikah dengan Simbolon.

Keunikan dari para penari ini semuanya adalah kaum yang sudah tidak muda lagi. Rata-rata para penari, baik perempuan maupun pria telah berusia 40-an. Bahkan salah satu penari wanita ada yang telah menginjak usia 60 tahun. Tarian Bakul Beras yang didampingi dengan gondang Batak dipilih untuk masuk rekor MURI, karena dianggap adat membawa Bakul Beras ke pesta dan acara-acara sakral dalam masyarakat Batak telah memudar, padahal biasanya yang membawa bakol yang berisi beras dan mengurus beras adalah kaum ibu. Sedangkan ibu merupakan contoh yang sering dilihat oleh seorang anak.

“Alasan orang Batak yang tidak bawa bakul, biar praktis. Padahal praktis ini yang membunuh budaya,” ujar Sekjen PSBI, Anthon Simbolon.
Anthon menjelaskan, dalam adat Batak, beras memiliki makna sangat penting. Selain sebagai makanan, juga sebagai hasil dari sebuah kesuburan alam. “Beras berasal dari padi dan padi ditanam di tanah, tanah subur maka masyarakat makmur,” ujar Anthon.

Rekor MURI diterima langsung oleh Ketua PSBI Drs Effendi MS Simbolon di atas panggung.
Wakil Ketua HUT ke-4 PSBI Ir Ramses Simbolon MBA mengatakan kegiatan ini diselenggarakan untuk memeriahkan Rakernas PSBI  tanggal 7-8 Juli 2011 di Ballroom Hotel JW Marriot Medan. “Kegiatan seperti ini setiap tahun selalu kita gelar.

Seperti tahun lalu, kita mencatat rekor MURI dengan mengadakan kegiatan mengumpulkan 7.000 orang untuk menari tor-tor. Sekarang ada dua rekor MURI yang dicatat, mengadakan pertarungan catur akbar dengan 1.408 peserta, hari ini PSBI mengumpulkan 1.000 perempuan menjunjung bakul beras dan menari tor-tor massal,” jelasnya.

Tak hanya itu, beras yang dibawa setiap penari juga akan diserahkan ke panti sosial.
“Diperkirakan ada 3 ton beras yang terkumpul dari penari,” ucap Ketua Bidang Komunikasi dan Informasi PSBI ini.

Semantara itu J Ngadri, Perwakilan Museum Rekor Indonesia (MURI) menuturkan, PBSI sudah mencatat rekor baru MURI untuk hari ini saja tercatat perempuan menjunjung bakol beras dan menari tor-tor massal dan juga mencatat rekor MURI pertarungan catur akbar.

Selain tarian tradisional, hadirin juga dihibur artis berdarah Batak seperti Victor Hutabarat, Edi Silitonga, Rani Simbolon, Trio Ambisi, Bravo Band dan lainnya serta Slank dan Maia. (*)