Site icon SumutPos

FGD Bersama Kader Bertema Pencegahan dan Penanganan Stunting di Desa Sei Buluh

IKH MEDAN: Pengabdian kepada masyarakat Prodi S1 Kesehatan Masyarakat, Institut Kesehatan Helvetia Medan di Desa Seibuluh, Kecamatan Telukmengkudu, Kabupaten Sergai.ISTIMEWA.

PROGRAM Studi S1 Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia Medan program pengabdian kepada masyarakat yang berfokus pada pemberdayaan kader kesehatan Dusun III Ladang Lama II, Desa Seibuluh Kecamatan Telukmengkudu Kabupaten Serdangbedagai.

Kegiatan dilaksanakan pada 13 April 2023 bertema pencegahan dan penanganan stunting di Dusun III, Desa Seibuluh, Kecamatan Telukmengkudu, Kabupaten Serdangbedagai (Sergai).

Dalam kegiatan ini diadakan Focus Group Discussion (FGD) bersama para kader kesehatan yang membahas pencegahan dan penanganan stunting. Pembagian leaflet kepada para kader dan mendiskusikan berbagai kegiatan yang dapat mencegah dan menangani stunting.

Kader kesehatan diharapkan dapat mendesiminasikan informasi, meliputi ibu-ibu yang memiliki anak usia balita, ibu hamil dan pasangan usia subur dengan melakukan kunjungan secara door to door ke rumah.

Kegiatan ini diketuai Ir Neni Ekowati Januariana MPH (dosen) dengan anggota Endang Maryanti SKM MSi (dosen), Rosdiana SKM MKM (dosen), Saleh Affif Simamora (mahasiswa Kesmas), Syaftia Indriani (mahasiswa Kesmas), Henti Hernawati Simatupang (mahasiswa Kesmas), Midar Santri Okta Kristina Gaho (mahasiswa S1 Gizi) dan Suzana Rusma Dewi (mahasiswa S1 Gizi) bersama dengan tiga orang kader kesehatan Desa Sei Buluh Kecamatan Teluk Mengkudu didampingi dengan kepala dusun.

Ir Neni Ekowati Januariana MPH mengemukakan bahwa stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada tubuh dan otak yang diakibatkan keadaan kurang gizi dalam waktu yang lama. Sehingga anak stunted memiliki tubuh yang lebih pendek dari anak normal seusianya.

”Peran kader kesehatan sangat penting dalam mendesiminasikan informasi kesehatan, termasuk informasi terkait pencegahan dan penanganan stunting anak balita di masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan kader kesehatan dan kemampuan kader kesehatan tentang stunting dan zat gizi lokal yang dapat membantu pemenuhan kebutuhan gizi untuk mencegah stunting di masyarakat,” kata Ir Neni Ekowati Januariana MPH.

Dari pembinaan ini diketahui bahwa telah banyak upaya yang dilakukan di desa. Misalnya dalam penganekaragaman pemberian makanan tambahan, pemantauan tumbuh kembang anak secara teratur, revitalisasi kader posyandu serta memberikan penyuluhan tentang cara penanganan dan pencegahan stunting kepada orangtua.

Beberapa upaya lain yang akan dilakukan adalah upaya meningkatkan sanitasi lingkungan melalui pembuatan jamban bagi keluarga yang belum memiliki jamban dimana kurangnya sanitasi lingkungan merupakan salah satu faktor terjadinya stunting di masyarakat.

Kegiatan dilakukan karena isu stunting merupakan hal yang penting diperhatikan terlebih khusus stunting sudah cukup banyak dialami oleh anak-anak sehingga pertumbuhan anak cukup terganggu. Banyak faktor yang menjadi alasan stunting semakin luas diantaranya faktor pola hidup yang kurang baik seperti contoh pola makan yang tidak baik.

Banyak anak-anak mengkonsumsi makanan-makanan yang tidak bergizi antara lain makanan cepat saji dan jajanan yang tidak mengadung gizi yang baik. ”FGD berjalan dengan lancar dan semua pihak mendapatkan manfaat dari kegiatan tersebut,” katanya. (dmp)

Exit mobile version