
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Guna mendorong perkembangan Danau Toba, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Samosir membuat Rancangan Induk Pengembangan Objek wisata (Ripo) yang akan memajukan pariwisata Kabupaten Samosir di kawasan danau terbesar di Asian itu.
Hal itu, diungkapkan oleh Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Samosir, Ombang Siboro kepada Sumut Pos, pada Focus Group Discussion (FGD) dengan tema ‘Perencanaan Pembangunan Pariwisata Danau Toba Provinsi Sumatera Utara’ di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (ISIP) Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) di Medan, Selasa (11/12) pagi.
“Dari Ripo tersebut, telah kita susun peta untuk pengembangan objek wisata. Dengan ada 3 klaster, yakni Objek Wisata Unggulan, Objek Wisata Prioritas, dan Objek Wisata Ritisan,” tutur Ombang.
Ombang menjelaskan dari Ripo yang diciptakan oleh Dispar Samosir terdapat 10 Objek Wisata Unggulan, 12 Objek Wisata Prioritas, dan 18 Objek Wisata Ritisan.
“Ada titik baru, bisa jadi objek. Kita lakukan. Itu ditentukan sesuai dengan 10 katagori, yaitu sanitas, akses, jumlah kunjungan, luas objek dan macam,” sebut Ombang.
Ia menyebutkan dari Ripo juga dijadikan sebagai barometer atau tolak ukur dalam pembangunan dan pengembangan wisata Danau Toba bagi eksekutif dan legislatif di Kabupaten Samosir.
Dengan itu, tujuan dan targetkan tercapai sesuai dengan diharapkan sehingga berdampak dengan peningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Samosir dari sektor pariwisata.
“Menuju perkembangan objek wisata tidak ke mana-ke mana. Dana yang sedikit itu, lebih efesien. Di sini lah guna Ripo bagi objek wisata di Samosir bagi kita,” tandas Ombang.
Dosen Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya, Dr MR Khairul Muluk MSi menyebutkan dalam pembangunan destinasi pariwisata harus memiliki perencanaan yang baik, jangka panjang maupun jangka pendek ke depannya.
“Apa dilakukan Pemkab Samosir sudah baik untuk Danau Toba dalam pengembangan objek wisata yang ada,” tutur Muluk.
Sementara itu, Staff Ahli Tenaga Kementerian Pariwisata, Dr Riant Nugroho menyebutkan Danau Toba harus memiliki branding seperti Bali. Bila sudah mempunyai brand. Dengan itu, cara mempromosikan Go branding sangat mudah.
“Masalah BPODT (Badan Pelaksana Otoritas Danau Toba) adalah siapkan lahan, kembalikan kultur batak dan melayu. Jangan kita konflik dengan itu-itu saja. Wisata muslim harus dihargai. Danau Toba selesai, akan banyak akan meniru,” pungkasnya.(gus/azw)