Site icon SumutPos

Paguyuban Murid dan Ortu Wujudkan Pojok Baca MTs

MEMBACA: Anak-anak membaca di taman Pojok Baca hasil rancangan Risma, guru di Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kota Kisaran.

KISARAN, SUMUTPOS.CO – Pulang dari mengikuti Diklat TOT yang diselenggarakan Tanoto Fondation akhir tahun 2019 lalu, Rismawati Ramadhani, langsung berminat menerapkan Budaya Baca di kelasnya. Rismawati adalah guru IPA di Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kota Kisaran Kabupaten Asahan.

“Mengapa saya memilih menggalakkan Budaya Baca di Madrasah tempat saya mengajar? Karena materi Budaya Baca adalah salahsatu topic yang dibahas secara tuntas saat pelatihan. Saat itu, saya merasa kegiatannya begitu menyenangkan dan begitu berkesan,” kata Risma kepada Sumut Pos, kemarin.

Minggu ketiga bulan Januari tahun 2020, merupakah hari pertama sekolahnya melaksanakan Baca Senyap saat apel pagi. “Saat itu, kegiatannya begitu berkesan. Bahkan anak-anak senang dan dapat menceritakan kembali apa yang dibaca mereka setelah selesai kegiatan,” kata salahsatu Fasilitator Daerah (Fasda) Asahan Program Pintar Tanoto Foundation ini, bersemangat.

Saat menerapkan Baca Senyap itu, Risma selaku wali kelas 7B, bersama wali kelas lainnya, sepakat untuk membuat pojok baca di kelas masing-masing. Risma bahkan mulai merencanakan untuk membuat Pojok Baca di halaman kelas.

Namun apa daya, masih sebatas rencana dan persiapan, madrasah dan sekolah ditutup per April 2020, karena pandemi Covid-19. Kegiatan pembelajaran tatap muka digantikan dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Rencana itu pun tertunda. “Meski demikian, saya tetap berusaha melakukan pembelajaran aktif dari rumah, agar peserta didik tetap menikmati pembelajaran,” katanya.

Dua bulan belakangan, pemerintah kembali mengizinkan sekolah/madrasah buka. Pembelajaran tatap muka sudah dapat dilakukan meski terbatas. “Kembalinya PTM di sekolah menggelitikku untuk kembali bermimpi. Meski kini murid-muridku sudah kelas IX, tak ada kata terlambat untuk anak-anak untuk berteman akrab dengan buku-buku. Aku ingin mereka dapat beliterasi. Karena dengan begitu mereka akan lebih mudah menjalani proses belajar dan dapat lebih mudah melihat dunia,” katanya.

Risma bertekad mewujudkan mimpi membuat pojok baca di halaman kelas, sebuah taman, dan bangku-bangku untuk duduk anak-anak saat membaca dan berdiskusi.

Anak-anak sepakat mengutip dana setiap hari sebesar Rp1.000 bagi siswa yang hadir melakukan PTM Terbatas di madrasah. Antara senang, terharu dan lucu perasaan Risma saat itu. Senang karena ternyata murid-muridnya memiliki ide yang sama, terharu sekaligus lucu karena mereka ingin mewujudkan impian gurunya meski dengan dana yang terbatas.

Sebagai langkah awal, Risma bertukar pikiran dengan salahsatu orang tua siswa yang pernah bekerja sebagai pembuat taman. Dari pembicaraan itu terungkap ternyata di kelasnya ada orangtua siswa yang suka berinfak, apalagi untuk kepentingan umum/sekolah. Juga tentang kisaran dana untuk pembuatan taman tersebut. “Bahkan bapak tersebut ikhlas menawarkan diri untuk menyumbangkan tenaga membuat taman, karena tak mampu menyumbang dana. Saya sangat terharu,” kata Risma.

Selanjutnya, Risma menjumpai Kepala Madrasah untuk minta izin dan dukungan. Kepala Madrasah menyambut positif. “Saya sangat mengapresiasi niat baik ibu merancang dan mengaktifkan kembali Pojok Baca di kelas IX-B. Semoga ini dapat menginspirasi kelas-kelas lainnya,” kata Kepala Madrsah mendukung sambil memberi beberapa masukan.

Pekerjaan membuat taman serta Pojok Baca pun dimulai. Anak-anak juga mulai mengumpulkan infak dari teman-teman dan orangtua. Perkembangan pembuatan taman dan pojok baca juga dibagikan di group atau japri ke orang tua murid. Dirinya makin semangat, karena suksesnya Pojok Baca itu memotivasi kelas-kelas lain ikut berbuat. Belakangan, Pojok Baca juga diminati guru dan tenaga kependidikan. (ris/mea)

“Alhamdulillah, sejumlah orangtua merespon positif dan menitipkan infaknya melalui anak. Akhirnya, setelah dua bulan, pembuatan taman/pojok baca selesai,” kata Risma semringah.

“Kami senang Umi mau melibatkan para orang tua dalam kegiatan-kegiatan anak. Apalagi untuk berpartisipasi dalam membuat Pojok Baca yang tentunya sangat mendukung proses kegiatan belajar anak-anak. Juga sebagai kenang-kenangan dan amal ibadah bagi kita bersama,” kata orangtua siswa, Ibu Maziya, kepada Risma.

Saat ini, taman di depan kelas yang dihiasi rumput dan bunga yang dilengkapi bangku dan meja itu kerap ramai oleh anak-anak yang duduk sambil membaca dan berdiskusi, di saat belajar atau hanya bercengkrama saat istirahat. “Mimpi itu kini menjadi nyata, berkat paguyuban orang tua bersama anak-anak. di tempat itu,” kata Risma.

Dirinya makin semangat, karena suksesnya Pojok Baca itu memotivasi kelas-kelas lain ikut berbuat. “Beberapa teman wali kelas sudah mulai merencanakan pembuatan Pojok Baca di halaman kelas masing-masing. Kepala Madrasah mendukung penuh, sambil mengingatkan agar pembuatan pojok baca tetap memperhatikan tata letak, kenyamanan dan keselamatan anak-anak,” katanya ceria.

Belakangan, Pojok Baca tak hanya dinikmati anak-anak kelasnya, namun juga anak kelas lain, bahkan guru dan tenaga kependidikan. “Semoga Pojok Baca hasil paguyuban orang tua dan anak-anak ini dapat meningkatkan mutu pembelajaran di MTs. Negeri 2 Asahan,” pungkasnya. (ris/mea)

Exit mobile version