Site icon SumutPos

UIN Sumatera Utara Tambah Tiga Guru Besar, Rektor Minta Tingkatkan Akreditasi Prodi dan Institusi

GURU BESAR: Prof Dr Syahnan Nasution MA yang juga dekan Fakultas Saintek UIN Sumatera Utara menyampaikan pidato pengukuhan sebagai guru besar - DEDDI MULIA PURBA/SUMUT POS.

UNIVERSITAS Islam Negeri (UIN) Sumatera Utara mengukuhkan tiga guru besar bergelar profesor di aula perguruan tinggi tersebut, Rabu (31/5). Pengukuhan dipimpin Prof Dr Saiful Akhyar Lubis MA (ketua senat) beserta sekretaris dan seluruh anggota senat.

Rektor UIN Sumatera Utara Prof Dr Nurhayati MAg dihadapan civitas akademika dan para undangan mengemukakan bahwa perguruan tinggi yang dipimpinnya kembali mengukuhkan guru besar dimana hingga saat UIN Sumatera Utara memiliki 35 guru besar.

Tiga guru besar yang dikukuhkan adalah Prof Dr Syahnan Nasution MA (Guru Besar Ilmu Filsafat Hukum Islam), Prof Dr Chandra Wijaya MPd (Guru Besar Ilmu Manajemen Pendidikan Islam) dan Prof Dr Abdurrahman MPd (Guru Besar Ilmu Konseling Pendidikan Islam).

Sebelumnya pada 23 November 2022, UIN Sumatera Utara juga telah mengukuhkan lima orang guru besar dalam bidang keahlian yang berbeda-beda.

Dari dua pengukuhan yang berdekatan, menurut rektor, ada satu hal yang menarik untuk kita cermati yaitu, kontinuitas kehadiran guru besar baru yang terus terjaga. Tradisi pengukuhan guru besar menjadi penanda bahwa UIN Sumatera Utara sedang bertumbuh, berkembang dan sedang mewujudkan mimpi menjadi perguruan tinggi yang unggul dan terkemuka menuju Smart Islamic University untuk membentuk peradaban di Asia Tenggara tahun 2027.

Saat ini, lanjut rektor, UIN Sumatera Utara merupakan salah satu perguruan tinggi keagamaan Islam yang sangat produktif melahirkan guru besar. Betapa tidak sepanjang tahun 2022-2023 telah menambah 13 guru besar. Ini menunjukkan sistem dan kultur akademik berjalan sangat baik dan kondusif. Di sisi lain, etos akademik dosen sedang berada pada posisi on fire.

Rektor mengingatkan para guru besar saat ini dihadapkan kepada tantangan yang tidak ringan. Bukan hanya tuntutan melahirkan karya-karya besar, dalam bentuk artikel yang dipublikasikan di jurnal yang bereputasi, buku-buku ilmiah, buku ajar dan referensi.

”Lebih dari itu. Guru besar sesungguhnya ibarat kawah candradimuka dan bertanggung jawab melahirkan insan ulul albab, mahasiswa yang tidak saja memiliki kompetensi keilmuan dan skill tetapi juga memiliki integritas, akhlak dan iman yang kuat,” pesannya.

Ia pun meminta para guru besar harus lebih banyak turun gunung. Artinya lebih banyak masuk ke kelas untuk mengajar bahkan di jenjang S1 sekalipun. ”Mengajak mahasiswa untuk melakukan penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) bersama dan tentu publikasi bersama di jurnal internasional dan nasional,” pintanya.

Guru besar juga diharapkan dapat menjadi motor pengembangan ilmu pengetahuan dan sumber inspirasi dan jawaban terhadap berbagai persoalan.

Rektor menegaskan bahwa tantangan akreditasi institusi dan program studi menjadi prioritas kita dan peran guru besar menjadi penting. Akreditasi ini harus ditingkatkan sebagai wujud pertanggungjawaban kepada masyarakat atau pengguna.

”Prodi yang masih C (baik) diharapkan dapat naik menjadi B (baik sekali). Prodi yang sudah B dapat meningkat menjadi unggul. Kehadiran kita di kampus ini menjadi bermakna ketika mahasiswa benar-benar terlayani dan kompetensi akademik dapat kita penuhi. Pada gilirannya mereka diterima di dunia kerja dan stakeholder puas dengan alumni kita,” tegas Prof Dr Nurhayati MAg.

Dalam konteks internasionalisasi, rektor juga mendorong seluruh guru besar dan dosen melakukan kegiatan yang bersifat internasional baik penerbitan artikel di jurnal internasional, presentase di dunia internasional atau melakukan penelitian dan PKM kolaboratif dengan ahli dari luar negeri.

Sedangkan Prof Dr Saiful Akhyar Lubis MA, ketua senat UIN Sumatera Utara mengapresiasi bertambahnya guru besar sebagai suatu momentum era kebangkitan dibawah kepemimpinan rektor yang baru untuk mewujud smart university. (dmp)

Exit mobile version