Site icon SumutPos

‘Senyum’ Agung Lenyap di Munas

FOTO : MUHAMAD ALI/JAWAPOS Priyo Budi Santoso dan Agung Laksono menenangkan peserta rapat usai Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie meninggalkan ruang rapat menutup rapat pleno persiapan Munas Golkar, Senin (24/11/2014) di DPP Golkar. Rapat diteruskan Selasa karena situasi tidak kondusif.
FOTO : MUHAMAD ALI/JAWAPOS
Priyo Budi Santoso dan Agung Laksono menenangkan peserta rapat usai Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie meninggalkan ruang rapat menutup rapat pleno persiapan Munas Golkar, Senin (24/11/2014) di DPP Golkar.

SUMUTPOS.CO – Ada nuansa yang berbeda di lokasi Musyawarah Nasional (Munas) IX Partai Golkar di Nusa Dua, Bali, Senin (1/12). Meski aura kuning sangat kental sampai radius satu kilometer dari arena Munas di Hotel Westin, namun hari ini terjadi perubahan pada atribut-atribut Partai Golkar yang dipasang di sepanjang jalan sampai lokasi Munas.

Di sepanjang jalan menuju hotel, spanduk para bakal calon ketua umum Golkar lain di luar Aburizal alias Ical pun tak tampak, termasuk Airlangga Hartarto yang ikut bertarung di Munas. Seluruh media promosi Golkar kini dikuasai oleh Ical.

Tak cuma senyum Agung yang hilang dari arena Munas, pucuk pimpinan Kosgoro, salah satu unsur pendiri Golkar, ini juga akhirnya meninggalkan Bali, Senin (1/12). Saat dikontak wartawan dia sudah berada di Bandara Ngurah Rai. “Saya sudah di bandara,” kata Agung ketika ditelepon. Pesawat yang ia tumpangi dijadwalkan lepas landas sekitar pukul 14.30 WITA.

Ketua Presidium Penyelamat Partai Golkar itu berada di Bali selama tiga hari, sejak Sabtu pekan lalu. Dia menginap di Hotel Melia, Nusa Dua, tak jauh dari lokasi Munas di Hotel Westin, juga kawasan Nusa Dua.

Meski menginap dekat lokasi Munas, Agung tak sekalipun pergi ke Hotel Westin. Mantan menteri koordinator kesejahteraan rakyat itu mengatakan berada di Bali untuk berlibur dan menghadiri ulang tahun rekannya.

Sejak awal, Agung tak mendukung Munas Bali. Ia menganggap Munas Bali ilegal karena tak demokratis dan diskenariokan untuk memenangkan kembali Aburizal Bakrie sebagai Ketua Umum. Agung akan tetap menggelar munas tandingan awal tahun depan.

“Kami akan memperjuangkan Munas di 2015,” kata Agung sesaat sebelum meninggalkan Hotel Melia.

Senin (1/12) pagi, Agung sempat menggelar rapat dengan kubunya. Sementara di Hotel Westin, Akbar bertemu Ketua Dewan Pimpinan Pusat Golkar Priyo Budi Santoso untuk mengupayakan perdamaian antara Agung dan Aburizal.

Akbar sempat menawarkan ke Ical dan Agung untuk memundurkan pemilihan ketua umum Golkar. Namun tawaran Akbar itu ditolak mentah-mentah oleh Ical yang saat ini berada di atas angin. Hampir tak ada lawan berarti bagi Ical di Munas ini. Hanya satu penantang dia, Airlangga Hartarto.

“Kami (mediator) sudah berusaha mempertemukan Pak Aburizal dan Pak Agung secepat mungkin. Kalau bisa hari ini. Saya sekarang akan ke rapat paripurna Munas sekalian mediasi,” kata Akbar kepada wartawan, Senin (1/12) pagi.

Akbar saat ini menjadi tokoh senior Golkar yang masih didengarkan oleh Ical maupun Agung. Mantan Ketua DPR itu memegang peran sentral dalam mencegah perpecahan di partai yang pernah dipimpinnya pasca Orde Baru tumbang.

Sayangnya, niat mulia tokoh senior partai beringin itu tak kesampaian. Tak ada kata sepakat antara kubu Ical dan kubu Agung soal waktu penyelenggaraan Munas. Kedua kubu juga gagal dipertemukan oleh Akbar.

Pernyataan Ical yang meminta kubu Agung untuk kembali bergabung dengannya di bawah naungan satu Golkar, kontras dengan kenyataan di lapangan ketika panitia Munas mengusir Ketua Dewan Pimpinan Pusat Golkar Priyo Budi Santoso– yang termasuk kubu Agung– dari arena Munas di Hotel Westin, Nusa Dua, Bali, Minggu (30/11).

Dalam pidatonya saat membuka Munas, Ical berkali-kali menyebut nama Agung dan Priyo. Mereka berdua disindir sebagai contoh kader yang melakukan hal inkonstitusional dengan membentuk Presidium Penyelamat Partai Golkar.

Lewat Presidium, Agung menonaktifkan Ical dari jabatan Ketua Umum Golkar, mengirimkan surat perubahan kepengurusan DPP Golkar ke Kementerian Hukum dan HAM, dan bakal menggelar munas tandingan pada Januari 2015.

“Saya menyayangkan keputusan sepihak yang membentuk Presidium Penyelamat Golkar. Saya mengajak mereka untuk kembali ke jalan yang benar, ke bawah pohon beringin yang teduh, karena (Presidium) adalah kudeta yang bersifat inkonstitusional,” kata Ical.

Ical mengajak seluruh kader Golkar untuk tak lagi memperpanjang perpecahan dan saling memaafkan untuk membesarkan Golkar. “Bercerai kita runtuh dan akan kehilangan arah,” kata dia.

Namun entah kepada siapa ajakan saling memaafkan itu ditujukan. Sebab di luar ingar-bingar ruangan Munas, Priyo Budi Santoso justru tak diperbolehkan masuk. “Priyo sempat datang, tapi diusir,” kata Ketua Mahkamah Partai Golkar, Muladi, usai pembukaan Munas Golkar.

Menurut Muladi, Priyo datang ketika kegiatan Munas telah dibuka. Menurut Muladi, Priyo datang ketika kegiatan Munas telah dibuka. “Mungkin (tak boleh masuk) karena dia telah melakukan pemecatan terhadap Pak Aburizal sebagai ketua umum partai,” kata Muladi. (bbs/val)

Exit mobile version