Site icon SumutPos

Tetua Gokar Sumut Turun Gunung

Foto: ANDRI GINTING/SUMUT POS Kader senior Partai Golkar Sumut, Moses Tambunan (kedua kanan), Martius Latuperissa (kiri) didampingi pengurus DPD Partai Golkar Sumut, M Hanafi Harahap (kedua kiri) dan Muchrid Nasution (kanan) berjabat tangan saat melakukan pertemuan,kantor DPD Golkar Sumut, Medan,Senin (16/3). Kader senior Partai Golongan Karya (Golkar) di Sumatera Utara (Sumut) meminta para pengurus untuk tegas dalam menentukan dukungan kepada pimpinan partai di pusat yang sedang konflik.
Foto: ANDRI GINTING/SUMUT POS
Kader senior Partai Golkar Sumut, Moses Tambunan (kedua kanan), Martius Latuperissa (kiri) didampingi pengurus DPD Partai Golkar Sumut, M Hanafi Harahap (kedua kiri) dan Muchrid Nasution (kanan) berjabat tangan saat melakukan pertemuan,kantor DPD Golkar Sumut, Medan,Senin (16/3). Kader senior Partai Golongan Karya (Golkar) di Sumatera Utara (Sumut) meminta para pengurus untuk tegas dalam menentukan dukungan kepada pimpinan partai di pusat yang sedang konflik.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Tetua alias kader senior Golkar di Sumut meminta para pengurus untuk tegas dalam menentukan dukungan kepada pimpinan partai di pusat yang sedang konflik. Pasalnya, saat ini, kisruh tersebut sudah mulai merembes ke daerah.

Kader sekaligus pendiri Golkar Labuhanbatu dan Asahan, Teguh Sitepu, meminta agar DPD Golkar Sumut menetapkan sikap dan pendirian untuk mendukung kepemimpinan partai di pusat, hasil Musyawarah Nasional (Munas) Bali. Selama ini, menurutnya, berbagai pernyataan termasuk yang menjadi sikap sejumlah tokoh senior Golkar di Sumut, masih belum tegas.

“Kita harus jelas ujungnya kemana,” kata mantan Ketua DPRD Asahan yang mengaku sudah sejak 1964 menjadi kader Golkar saat mendatangi kantor DPD Golkar Sumut, Jalan Wahid Hasyim, Medan, Senin (16/3).

Menurutnya, perbedaan antara pelaksanaan Munas Bali dan Munas Jakarta sangat jelas. Dimana pada Munas yang digawangi Agung Laksono, sangat sedikit kader atau pengurus yang hadir. Bahkan disinyalir sangat tidak legitimnate karena tidak dihadiri sebagian besar pengurus daerah. Sehingga tidak ada alasan untuk menganggap hasilnya benar.

“Sudah jelas kita lihat, Munas Bali, hampir semua perwakilan pengurus Golkar daerah, hadir diacara itu. Sementara Munas di Ancol, banyak bangku kosong,” sebutnya.

Selain itu, pendiri Golkar Sumut OK Othrunsyah mengatakan, partai berlambang pohon beringin ini sedang coba dirusak oleh orang di luar partai. Karenanya mereka merasa terpanggil untuk memberikan dukungan kepada pengurus Golkar Sumut. Meskipun dalam pertemuan tersebut, tidak jelas siapa yang disebutkan.

Dirinya juga tidak setuju dengan salah satu poin pernyataan bersama yang tertulis untuk legowo dan ikhlas menerima siapapun yang menjadi pemimpin partai sesuai dengan AD/ART, hukum dan perundang-undnagan yang berlaku. “Karena bagi saya yang sah itu Munas Bali,” ujarnya.

Sebelumnya, Matius Latuprrisa bersama Moses Tambunan yang membacakan pernyataan para kader senior itu menyebutkan pihaknya menginginkan Golkar Sumut tidak terpecah oleh campur tangan orang lain. Ia hanya berharap agar partainya itu tumbuh dan berkembang. Oleh sebab itu, ia meminta agar pengurus jangan bersikap seolah-olah menunggu keputusan yang berpotensi memecah solidaritas partai.

“Pertemuan seperti ini harus terus berlanjut sampai Golkar benar-benar bisa bersatu lagi,” ujar Matius Latuperrisa didampingi, Wakil Ketua dan Wakil Sekretaris DPD Golkar Sumut M Hanafiah Harahap dan Muchrid Nasution mewakili pengurus.

Usai pernyataan dibacakan, Muchrid Nasution menyambut kedatangan para seniornya itu dengan semangat. Ia pun meyakini Golkar di Sumut tidak akan terpecah dengan dukungan kader senior. Sebab selama ini informasi yang muncul ke publik, telah membuat mereka sedikit terusik.

“Kita apresiasi kehadiran senior-senior Golkar hari ini yang telah membawa semangat baru. Karena belakangan ini kami mendapatkan informasi yang simpang-siur,” katanya.

Diakuinya saat ini, Golkar Sumut sedang menunggu adanya upaya penyelesaian dari pusat untuk mencari solusi terbaik bagi keberlangsungan organisasi ini. Oleh karenanya, dirinya berharap ada pelaksanaan rekonsiliasi dalam bentuk Munaslub segera.

“Kami berharap ada Munaslub untuk menyatukan kubu Bali dan Ancol dalam waktu dekat sebelum pilkada dimulai,” tegasnya.

Leo Nababan

Sebagai informasi, tidak serta merta para politisi Golkar di wilayah Sumut langsung loncat ke kubu Agung Laksono, pascakeluarnya keputusan Menkumham Yasonna Laoly yang mengesahkan hasil Munas Ancol.

Untuk para kader Golkar yang duduk di di DPRD Sumut misalnya. Gagalnya kubu Agung Laksono menggelar pertemuan dengan para anggota fraksi di DPRD Sumut, mengindikasikan masih banyak loyalitas kubu Aburizal Bakrie.

Ketua DPP Golkar yang juga ditunjuk sebagai Plt Ketua DPD Golkar Sumut, Leo Nababan, mengakui, agenda pertemuan kepengurusan kubu Agung dengan para anggota fraksi Golkar DPRD Sumut di Kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Sabtu malam (14/3), tertunda alias gagal.

Pasalnya, banyak anggota Fraksi Golkar di DPRD Sumut yang tidak memenuhi undangan DPP kubu Agung, dengan berbagai alasan.

“Ada yang sakit, ada yang sedang reses,” ujar Leo di Jakarta, Senin (16/3).

Saat ditanya siapa saja yang hadir, Leo tidak menjawab. Dia hanya mengatakan, pihaknya akan menjadwalkan ulang pertemuan. Jika masih juga tidak hadir, lanjutnya, sanksi partai akan dijatuhkan.

“Kita akan panggil lagi. Sesuai mekanisme partai, yang gak mau ya nanti ada peringatan satu, peringatan dua, peringatan ketiga,” ujar Leo.

Bagaimana dengan Ketua DPRD Sumut Ajib Shah? Apakah juga tidak hadir? Leo membenarkan. “Jadi belum ketemu, mungkin beliau sibuk. Kalau saya ini kan orang biasa saja,” kata Leo.

Bagaimana dengan para pengurus DPD Golkar tingkat kabupaten/kota? Berapa yang sudah menyatakan gabung kubu Agung? Leo tidak menjawab angka pastinya. Namun, dari pernyataan Leo, terungkap masih banyak juga yang setia ke kubu Ical.

“Sudah banyak yang telepon, ada yang siap gabung, ada yang tidak. Ya itu hak politik. Tapi begitu nanti keluar SK pengesahan kepengurusan yang baru dari menkumham, maka berlakulah azas legalitas. Golkar hanya ada satu komando di bawah Ketua Umum Agung Laksono dan Sekjen Zainudin Amali,” kata Leo.

Nah, sembari menunggu keluarnya SK pengesahan kepengurusan baru, kubu Agung hari ini (17/3) akan menggelar rapat pleno untuk merumuskan petunjuk pelaksanaan (juklak) dan petunjuk teknis (juknis) pelaksaan Musda Golkar di seluruh Indonesia.

Nah, juklak dan juknis Musda ini akan langsung diedarkan ke seluruh jajaran pengurus Golkar di daerah, begitu SK menkumham pekan depan.

Jadi seluruh daerah harus menggelar Musda dalam waktu dekat ini? Kapan tepatnya? Leo belum bisa memastikan jadwalnya. “Masalah waktunya kapan, itu termasuk yang akan dibahas di pleno DPP besok (hari ini, red),” pungkas Leo. (bal/sam/rbb)

Exit mobile version