Site icon SumutPos

Demokrat Penonton Sajalah

Jokowi-JK
Jokowi-JK

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Sudah bisa dipastikan, pilpres 9 Juli 2014 merupakan ajang pertarungan antara Joko Widodo (Jokowi) dengan Prabowo Subianto. Kepastian ini setelah kedua poros itu menetapkan cawapresnya, dan menutup peluang Partai Demokrat membentuk poros ketiga. Jokowi berpasangan dengan Jusuf Kalla, disokong PDIP, PKB, NasDem, dan Hanura.

Sedang Prabowo menggaet Hatta Rajasa, didukung koalisi Gerindra, PPP, PKS, PAN, PBB, dan Golkar. Dengan merapatnya Golkar ke poros Gerindra jelang pendeklarasian pasangan Prabowo-Hatta kemarin, Demokrat yang 10 tahun memimpin pemerintahan, dipastikan hanya akan menjadi penonton.

Pertarungan Prabowo-Jokowi dipastikan bakal seru. Jokowi yang meraup elektabilitas tertinggi dalam berbagai survei, bakal berhadapan dengan enam partai pengusung koalisi, termasuk Golkar sebagai peraih suara terbanyak kedua di pileg April lalu.

Kekuatan Golkar ini diakui Prabowo dan saat deklarasi kemarin. Partai warisan Orde Baru ini dielu-elukan para petinggi partai yang tergabung dalam koalisi.

Prabowo sangat berterimakasih atas dukungan Golkar, hingga dia tidak mau Ketum Golkar Aburizal Bakrie (ARB) ikut hadir di acara deklarasi.

“Tadinya Pak ARB akan ikut ke sini, tapi saya bilang, jangan, nanti saya dan Pak Hatta yang akan mendatangi Pak ARB,” ujar Prabowo, saat acara deklarasi di Rumah Polonia, Otista, Jakarta Timur, kemarin (19/5). Rumah itu pernah ditempati Presiden pertama RI, Bung Karno.

Ketua Majelis Pertimbangan DPP PAN, Amien Rais, menyebut dukungan Golkar sangat berarti. Ibarat gamelan, tanpa ada gong iramanya menjadi tak teratur. “Golkar menjadi gong koalisi,” ujar Amien, lantaran dukungan Golkar dipastikan saat sudah jelang deklarasi.

ARB memang tidak hadir di acara itu. DPP Golkar mengirim utusan Sekjen Idrus Marham untuk menyatakan sikap mendukung Prabowo-Hatta. Idrus sendiri membantah jika disebut dukungannya di ujung mendekati deklarasi. Katanya, diskusi dan pembicaraan ARB dengan Jokowi sudah lama dilakukan.

Pasangan Jokowi-JK juga memanfaatkan nama besar Bung Karno. Kemarin, deklarasi pasangan ini lebih merakyat, digelar di Gedung Joeang, Menteng, Jakarta Pusat. Gedung ini pernah menjadi tempat duet Soekarno-Hatta menggembleng para kader pejuang kemerdekaan.Tidak seperti pasangan Prabowo-Hatta yang diwarnai orasi panjang lebar, Jokowi dan JK hanya menyatakan kesiapan mengemban amanah, saat naik podium di acara deklarasi yang dipandu politisi PDIP Rieke Dyah Pitaloka itu. Para pimpinan partai pengusung juga tidak ikut hadir di acara deklarasi itu.

Usai deklarasi, setelah sempat mampir ke kediaman ketum PDIP Megawati Soekarnoputri, pasangan Jokowi-JK langsung mendaftarkan diri ke KPU, sebagai pasangan yang diusung PDIP, NasDem, PKB, dan Hanura.

Bakal serunya pertarungan Prabowo vs Jokowi ini, juga bisa dilihat dari sokongan dana kedua kubu, yang diperkirakan bakal imbang.

Prabowo sudah pasti bakal disokong adiknya, yang juga seorang konglomerat, Hashim Djojohadikusumo. Wakil Ketua Dewan Pembina Partai itu adalah bos Arsari Group, yang perusahaannnya merambah di banyak lini, mulai perkebunan, konsesi hutan, tambang batubara, dan ladang migas di Aceh hingga Papua.

Forbes 2012 menyebut, Hashim Djojohadikusumo masuk daftar orang terkaya di Asia dengan harta sekitar Rp 8,5 Triliun.

Sedang Jokowi, sudah pasti juga akan mengandalkan kantong JK, bos NV Hadji Kalla, yang merambah binis ekspor-impor, perhotelan, konstruksi, penjualan kendaraan, perkapalan, real estate, transportasi, peternakan udang, kelapa sawit, dan telekomunikasi.

Dari sokongan media, juga bakal terjadi pertarungan opini antara Media Group milik Surya Paloh yang mendukung Jokowi-JK, dengan media cetak dan elektronik milik ARB yang menyokong pencitraan Prabowo-Hatta.

Prabowo juga bakal disokong MNC Group milik Harry Tanoe Sudibyo, yang menurut Waketum Gerindra Fadli Zon, memilih merapat mendukung Prabowo, bukan ke Jokowi sebagaimana sikap resmi Hanura. (sam)

Exit mobile version