Site icon SumutPos

Maju-Mundur Deklarasi Bacawapres, Demokrat Khawatir Anies Kehilangan Momentum

TARIK TAMBANG: Bakal calon presiden dari Koalisi Perubahan dan Persatuan Anies Baswedan mengikuti tarik tambang pada perayaan HUT ke-78 Republik Indonesia di Waduk Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (17/8). Hingga kini, Anies belum juga mengumumkan siapa bakal calon wakil presiden yang akan mendampinginya.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) hingga kini belum juga menunjukkan tanda-tanda mengumumkan bakal calon wakil presiden (Bacawapres) pendamping Anies Baswedan. Awalnya sempat tersiar kabar bahwa bacawapres diumumkan 18 Agustus lalu. Namun, ternyata itu tidak terbukti.

Presiden PKS Ahmad Syaikhu mengatakan, proses tersebut tengah berlangsung. “Soal siapa Bacawapres, prosesnya masih terus berjalan dan dibahas dengan baik,” ujarnya.

Yang jelas, Syaiku menyebut, sudah ada mekanisme penentuan Bacawapres yang disepakati berdasar piagam koalisi. “Dibahas bersama partai koalisi dan nanti diputuskan oleh Pak Anies Baswedan. Kita siap menerima siapa pun yang diputuskan,” ungkapnya.

Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP Partai Demokrat Andi Arief mengatakan, pihaknya berharap Anies Baswedan segera mendeklarasikan bacawapresnya. Itu merupakan taktik menaikkan elektabilitas. Dia menegaskan, sisa waktu sekitar enam bulan harus dimanfaatkan. “Tim 8 juga harus melakukan evaluasi capaiannya,” tutur dia, kemarin (21/8).

Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani menambahkan, diakui atau tidak, KPP merupakan koalisi dengan sumber daya terbatas. Dari sisi dukungan elektabilitas, dengan mengacu lembaga survei, sejauh ini KPP tidak mengungguli kompetitor. Selain itu, KPP tak memiliki kemewahan sebagai penguasa atau didukung penguasa. “Satu-satunya kemewahan yang masih dimiliki saat ini adalah waktu,” ujarnya kepada awak media.

Deklarasi bacapres-bacawapres, lanjut Kamhar, bisa menjadi momentum politik yang baik bagi KPP. Harapannya bisa memberi cukup waktu untuk mengejar ketertinggalan dan membalik keadaan. “Ini yang mesti dicermati secara saksama, salah menghitung waktu, sesal kemudian. Kami semua tidak ingin itu terjadi,” imbuhnya.

Menurut Kamhar, dari perkembangan terbaru, secara politik tidak ada argumentasi logis untuk menunda-nunda. Berbeda dengan koalisi lain yang mungkin masih menunggu putusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal batasan umur minimum capres dan cawapres. Nah, bagi KPP relatif tidak ada yang dinantikan.

Sesuai piagam kerja sama KPP, deklarasi dan pengumuman bacapres dengan bacawapres tidak dilakukan terlalu lama. Kamhar menyampaikan, saat ini telah melewati separo jalan dari waktu penandatanganan deklarasi menuju pilpres. “Artinya sudah kelamaan,” tegasnya.

Sejauh ini Anies memang masih bergeming. Seperti pernyataan yang sudah kerap disampaikan, mantan gubernur DKI Jakarta itu meminta semua pihak bersabar. Pernyataan tersebut juga kembali disampaikan di sela-sela kegiatan safari politiknya di Jawa Tengah kemarin. “Kami sedang menunggu timing dan momentum yang tepat,” ucapnya kepada awak media.

Sebelumnya, Anies sempat menyebutkan, ada kemungkinan bacawapresnya berasal dari Jawa Timur. Nah, Kamis (17/8) malam, Anies kembali datang ke Jawa Timur. Kali ini, kedatangannya atas undangan peresmian Museum dan Galeri SBY*Ani di Pacitan.

Dalam kunjungannya itu, Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) selalu berada di samping Anies. Apakah itu merupakan sinyal Bacawapres telah mengerucut ke AHY? Juru Bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra menyatakan, pengumuman bacawapres itu tinggal masalah waktu. “Itu sepenuhnya ranah Bacapres,” katanya seperti dikutip Jawa Pos Radar Madiun. (far/c7/c9/hud/jpg/adz)

Exit mobile version