Site icon SumutPos

Nama Agus Yudhoyono Diusulkan Syarief Hasan

Foto: ANDREAN KRISTIANTO/JAWA POS Pasangan bakal calon Gubernur dan wakil Gubernur DKI Jakarta dari koalisi Cikeas Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni mendaftar di KPUD DKI Jakarta, Salemba, Jakarta Pusar, Jumat (23/9). Pasangan ini didukung oleh empat partai yakni Demokrat, PPP, PKB, dan PAN.
Foto: ANDREAN KRISTIANTO/JAWA POS
Pasangan bakal calon Gubernur dan wakil Gubernur DKI Jakarta dari koalisi Cikeas Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni mendaftar di KPUD DKI Jakarta, Salemba, Jakarta Pusar, Jumat (23/9). Pasangan ini didukung oleh empat partai yakni Demokrat, PPP, PKB, dan PAN.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Asal-usul munculnya nama Agus Harimurti Yudhoyono sebagai calon Gubernur DKI Jakarta yang diusung Koalisi Cikeas masih menjadi pertanyaan. Sebab, awalnya nama Agus memang tidak pernah muncul dalam bursa nama kandidat calon Gubernur maupun Wakil Gubernur DKI.

Namun, Sekretaris Jenderal PPP Arsul Sani mengatakan, nama Agus muncul karena diusulkan Wakil Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Syarief Hasan. ” Pak Syarief Hasan yang mengusulkan nama Agus kepada PPP,” ujar Arsul di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (26/9).

Anggota Komisi III DPR tersebut menambahkan, partainya bahkan tak membayangkan sebelumnya bakal mengusung anak sulung Ketua Umum PD Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu pada pilkada DKI. Sebab, PPP mulanya menyodorkan nama Sylviana Murni.

Namun, kata dia, setelah pembahasan yang cukup panjang akhirnya nama Agus bisa diterima. Apalagi usulan PPP untuk mengusung Sylviana juga diakomodasi anggota Koalisi Cikeas lainnya.

Karenanya PPP pun akan berupaya maksimal memenangkan Agus-Sylviana.

“PPP akan memperjuangkan secara maksimal keberhasilan paslon (Agus-Sylviana, red),” katanya.

Sebelumnya Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarifuddin Hasan juga membeberkan cerita di balik terpilihnya Agus Harimurti Yudhoyono menjadi bakal calon gubernur DKI Jakarta pada menit-menit terakhir. Syarif mengklaim, nama Agus awalnya tidak pernah terpikirkan oleh Partai Demokrat sebagai bakal calon gubernur yang akan diusung.

Partai Demokrat bersama PPP, PKB, dan PAN yang merupakan Poros Cikeas, mulanya membahas calon yang sudah ada di berbagai survei, seperti Yusril Ihza Mahendra dan Sandiaga Uno.

“Pada saat kita bahas itu yang paling tinggi (hasil survei) Yusril. Tetapi partai-partai koalisi Demokrat, tidak bulat. Menolak nama Yusril,” kata Syarif.

Lantaran ditolak, menurut Syarif, nama Yusril pun dibawa kepada poros Kertanegara yang digawangi Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera. Sayangnya, kedua partai itu pun disebut menolak mengusung Yusril.

Salah satu alasan penolakan Yusril, kata dia, adalah posisinya sebagai Ketua Umum Partai Bulan Bintang, dan partainya yang tidak memiliki kursi di DPRD DKI Jakarta. Selain itu, sikap Yusril juga disebut menjadi alasan lainnya.

“Nah yang kedua, dia (Yusril) dianggap agak sombong. Akhirnya tidak menerima dan kita bahas Sandiaga. Tetapi, karena sudah dicalonkan Gerindra, jadi tidak kami pakai,” ujarnya.

Setali tiga uang, nama Anies Baswedan yang akhirnya menjadi calon gubernur Gerindra dan PKS juga menuai penolakan dari poros Cikeas. Sehingga, ketika itu, kata Syarif, poros Cikeas mengalami deadlock.

“Akhirnya tiba-tiba partai koalisi mendorong nama Agus. Nah mereka bareng mendorong,” kata Syarif.

Namun, Syarif menuturkan, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono sempat tidak mau jika Agus yang dicalonkan. SBY, kata dia, meminta nama Agus menjadi pilihan terakhir.

Pembahasan yang semakin berlarut-larut membuat SBY luluh. Nama Agus pun menjadi pilihan Poros Cikeas. Syarif bercerita, SBY menyerahkan keputusan kepada putra sulungnya tersebut.

PERMINTAAN AGUS
Ketika itu, posisi Agus masih berada di Australia untuk mengikuti pelatihan dari kesatuan militernya. Menurut Syarif, saat dihubungi Agus terkejut karena menjadi pilihan sebagai bakal calon gubernur yang akan diusung.

“Tetapi setelah berpikir sejenak, kalau ini panggilan sejarah dan bangsa untuk kepentingan rakyat dia siap. Tapi dia minta harus berhasil,” ujarnya.

Pada akhirnya, Agus ditetapkan menjadi bakal calon gubernur didampingi oleh Sylviana Murni sebagai wakil gubernur. Syarif pun berkata, terpilihnya Agus sudah diketahui sang adik Edhie Baskoro Yudhoyono.

Edhie alias Ibas disebutnya menyerahkan keputusan kepada Agus. Syarif mengatakan, Ibas tak pernah merasa iri nama kakaknya yang berkarier di militer itu sebagai pilihan poros Cikeas.

“Malah dia mendukung. Kalau yang terbaik malah mendukung,” kata Syarif.

Ketika berpidato di Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat, Jakarta Pusat, Jumat kemarin (23/9), Agus mengisahkan beratnya meninggalkan dunia militer yang selama ini ia jalani.

Dengan suara bergetar, Agus mengakui, TNI telah melahirkan dirinya hingga menjadi seperti saat ini. Ia pun menyatakan rasa cintanya kepada TNI tak akan pernah pudar meski sekarang dirinya berstatus sebagai politisi.

“Dengan hati yang tulus, saya meyakinkan bahwa rasa cinta dan bangga saya terhadap institusi TNI yang telah melahirkan dan juga menempa saya, tidak akan pernah pudar,” ujar Agus di DPP Demokrat. (bbs/jpg)

Exit mobile version