Site icon SumutPos

Gatot: NKRI Harga Mati!

Gelar Talkshow 50 Stasiun Radio Peringati HUT TNI

Perubahan peta kekuatan dunia dan kencangnya globalisasi, membuat tantangan warga Indonesia semakin besar dan beragam. Untuk dapat melalui semua perubahan dunia dan menjawab tantangan tersebut, bangsa Indonesia harus tetap bersatu dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

SALAM KOMANDO: Plt Gubsu, Gatot Pujo Nugroho (tengah) melakukan Salam Komando dengan Kapoldasu, Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro, Pangdam I-BB, Mayjen TNI Lodewijk F Paulus, Dan Lantamal I Belawan, Laksamana Pertama TNI Bambang Soesilo, Pangkosek Hanudnas III, Marsekal Pertama Yuyu Sutisna, usai mengikuti upacara perayaan HUT ke-67 TNI di Lapangan Makodam I Bukit Barisan, Jalan Gatot Subroto Medan, Jumat (5/10). //TRIADI WIBOWO/SUMUT POS

Penegasan tersebut diungkapkan Plt Gubernur Sumatera Utara, H Gatot Pujo Nugroho saat menggelar dialog interaktif Dari Beranda Sumut: Negara Berdaulat, Rakyat Bermartabat untuk memperingati HUT ke-67 tahun TNI di Balai Prajurit Makodam I/BB Jl Gatot Subroto, Medan, Jumat (5/10).
Talkshow yang dilaksanakan Dinas Komunikasi dan Informatika Sumut ini disiarkan langsung oleh 50 stasiun radio di seluruh Sumatera Utara.

Menghadirkan Kasdam I/BB Brigjen TNI I Gede Sumertha KY,PSC, Pangkosek Hanudnas III Medan Marsekal Pertama TNI Yuyu Sutisna, SE serta Dan Lantamal I Belawan Laksamana Pertama TNI Bambang Soesilo sebagai narasumber.

“Tantangan kita ke depan sangat berat dan beragam. Untuk menjawab tantangan tersebut, saya menilai setiap putra-putri negeri ini harus tetap punya semangat nasionalisme. Harus ada jiwa prajurit dan nilai kejuangan yang perlu terus ditanamkan kepada para generasi muda. Dan bagi kita, apa pun kondisinya NKRI harga mati,” tegas Plt Gubernur Sumatera Utara menjawab pertanyaan pendengar.

Kepada generasi muda Sumut, Gatot berpesan agar dapat memanfaatkan waktu dengan kegiatan positif, produktif, dan konstruktif, untuk menghindarkan pengaruh-pengaruh negatif dan meraih masa depan yang lebih baik. Gatot menilai positif pembinaan yang dilakukan Dandim ke sekolah-sekolah, di antaranya melakukan latihan baris-berbaris yang dapat memupuk jiwa disiplin.

Dalam acara tersebut, para narasumber yang merupakan pejabat TNI di Sumut langsung berdialog dan menjawab pertanyaan masyarakat, yang disampaikan melalui sambungan telepon dan SMS. Di antara pertanyaan yang diajukan adalah menyangkut tugas dan fungsi TNI, tantangan yang dihadapi TNI, di antaranya persoalan alutista yang kian minim, pengamanan pulau terluar dan perlindungan nelayan.

Brigjen TNI I Gede Sumertha mengungkapkan, tekad TNI dalam kehidupan berbangsa dan bernegara adalah membentuk prajurit yang profesional dan berdedikasi. “Harus menjadi prioritas TNI dengan jati diri sebagai tentara rakyat, tentara pejuang, tentara nasional, dan tentara profesional untuk selalu dicerminkan dalam pola pikir dan pola tindak,” ujar Sumertha.

Menyikapi pertanyaan perihal keterbatasan Alat Utama Sistem Persenjataan (alutsista) yang dimiliki TNI AU, Marsma TNI Yuyu Sutisna menegaskan, Kohadnudnas sebagai pengemban pelaksana kedaulatan dan hukum di udara harus mengambil langkah strategis dan upaya bersifat taktis, dengan memaksimalkan kemampuan yang ada. “Namun secara bertahap, TNI AU akan melengkapi berbagai kebutuhan alutsista sebagaimana yang tercantum dalam perencanaan,” kata Yuyu.

Menjawab pertanyaan tentang pengamanan pulau terluar dan keamanan laut, Laksmana Pertama Bambang Soesilo mengatakan pihaknya bersama kepolisian mengamankan aktivitas ekonomi para nelayan dari berbagai gangguan dari pihak asing, paa perompak, dan perselisihan ataupun sengketa antar sesama nelayan.

“Di tengah keterbatasan yang ada, pihaknya terus berusaha mengatasi berbagai gangguan yang ada, agar keamanan di teritorial laut dapat terjaga,” jawab Bambang Soesilo.

Menutup dialog interaktif tersebut, para petinggi TNI berharap prajurit TNI terus meningkatkan profesionalisme, semangat juang, dan solidaritas sesama. Di samping itu, TNI butuh dukungan penuh masyarakat dalam upaya menjaga keutuhan dan kedaulatan negara di negara kesatuan Republik Indonesia. (*)

Exit mobile version