Site icon SumutPos

Launching Program L2T2 & L2T3 serta Canangkan Pembangunan Museum Air

PDAM Tirtanadi Terus Berbenah Tingkatkan Pelayanan

foto-foto: istimewa for sumut pos GUNTING PITA: Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Sumut Sri Ayu Mihari didampingi Wagubsu Musa Rajekshah, Sekdaprovsu Hj Sabrina dan Dirut PDAM Tirtanadi menggunting pita tanda dibukanya bazaar.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Memasuki usianya ke-114 tahun, PDAM Tirtanadi Sumatera Utara terus berbenah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Tidak hanya dalam pelayanan distribusi air bersih, tapi juga pelayanan limbah. Untuk itu, PDAM Tirtanadi melaunching program Layanan Lumpur Tinja Terjadwal (L2T2) dan Layanan Limbah Tinja Tidak Terjadwal (L2T3), serta pencanangan pembangunan Museum Air.

PROGRAM layanan limbah terbaru PDAM Tirtanadi L2T2 dan L2T3 ini dilaunching Wakil Gubernur Sumut (Wagubsu), Musa Rajekshah pada puncak perayaan HUT ke-114 PDAM Tirtanadi, Minggu (15/12). Didampingi Sekdaprov Sumut yang juga Ketua Dewan Pengawas PDAM Tirtanadi Hj Sabrina, Direktur Utama PDAM Tirtanadi Sumut, Trisno Sumantri, dan jajaran direksi, Wagubsu menekan tombol sirene dan melepas balon menandai peluncuran itu, yang disaksikan para kepala divisi dan seribuan pegawai dan keluarga besar Tirtanadi yang memadati arena perayaan HUT itu.

Ijeck, sapaan akrab Musa Rajekshah, berharap Tirtanadi mengimplementasikan L2T2 dan L2T3 itu secara baik di lapangan, yakni turut membersihkan limbah dari rumah tangga dan air limbah perpipaan di wilayah Medan dan sekitarnya. Di bagian lain, diharapkannya agar proses akhir dari pelayanan limbah itu, dapat digunakan untuk hal-hal yang produktif, seperti sebagai air bahan pemadaman kebakaran, menyiram tanaman dan linbah padat menjadi pupuk kompos maupun breket (arang).

Selain air limbah, Ijeck juga meminta manajemen Tirtanadi bekerja keras menekan tingkat losses air yang mencapai 30 persen. Sehingga bisa semakin maksimal pasokan air didistribusikan kepada masyarakat.

Kata Ijeck, memang untuk membuat losses 0%, adalah hal yang sulit dilakukan saat ini, mengingat infrastruktur pipa Tirtanadi umumnya berumur lawas. Di samping itu, diduga kuat masih terus terjadi praktik pencurian air oleh oknum masyarakat. Hanya, losses air itu bisa ditekan melalui pengawasan dan pemantauan secara intensif. “Nah pengawasan itu yang harus terus dilakukan dan juga perbaikan secara cepat atas gangguan pipa yang terjadi,” ujar Ijeck.

Di bagian lain, Ijeck mengingatkan agar seluruh pegawai dan direksi selalu dalam gerak langkah yang sama mengembangkan Tirtanadi. “Bagaimana pun Tirtanadi sudah menjadi sumber kehidupan bagi Sumut, khususnya Medan sekitarnya,” sebut Ijeck.

Pemprov Sumut sendiri, akan melibatkan Tirtanadi dalam perencanaan pembangunan. Tujuannya agar Tirtanadi bertumbuh sejalan dengan pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan wilayah sehingga Tirtanadi memiliki rencana yang terintegrasi dengan program pembangunan Sumut.

Sementara itu, Direktur Utama Tirtanadi Trisno Sumantri mengakui, awal menjabat di Tirtanadi pada Mei 2019, losses air mencapai 30%. Sejalan dengan perintah Wakil Gubsu tersebut, Trisno Sumantri mengatakan siap menjalankannya.

Namun sebenarnya, lanjut Trisno, upaya-upaya menekan losses itu sudah kita lakukan sedari awal. Losses yang 30 pesen tersebut sudah berangsur turun meskipun belum dalam persentase yang signifikan. “Kami menurunkan tim ke lapangan memeriksa pipa-pipa yang bocor dan memperbaikinya. Kemudian juga pengawasan untuk sebisa mungkin agar tidak terjadi lagi pencurian air,” ujar Trisno.

Sedangkan mengenai pelayanan air limbah, Trisno menyampaikan, PDAM Tirtanadi terus menguatkan komitmennya untuk pelayanan limbah. “Dan kami banyak berterima kasih kepada Kementerian PUPR dan Pemprov Sumut yang selama ini banyak membantu kami,” sebut Trisno.

Dikatakannya lagi, dengan diluncurkannya L2T2 dan L2T3 itu, akan semakin mendorong pihaknya membersihkan air limbah rumah tangga maupun air limbah dari sistem perpipaan. “Dan Tirtanadi memiliki fasilitas pengolahan air limbah di Cemara, yaitu Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).

Sementara itu, Kepala Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Tirtanadi, Abdi Sucipto, mengatakan pengelolaan air limbah lewat program L2TL dan L2T3 dilakukan sesuai dengan Permen PUPR Nomor 04/PRT/M/2017, dimana konsep pengelolaan air limbah domestik terdiri dari SPALD-S dan SPALD-T.

Adapun SPALD-S yaitu pelayanan air limbah dengan melakukan pengurasan tangki septik tank secara berkala dan lumpur tinja yang berasal dari tangki septik diangkut dengan truk tinja dan dipastikan dibuang untuk diolah di IPLT.

Sementara SPALD-T yaitu pelayanan air limbah sistem perpipaan, dimana air limbah domestik yang berasal dari rumah tangga, periantoran, hotel dan lainnya dialirkan lewat sistem jaringan perpipaan ke IPAL. Dengan demikian menjadi lebih efektif sebab tidak lagi memerlukan septik tank.

Lebih lanjut dijelaskan hasil akhir air limbah yg telah diproses di IPAL Tirtanadi sebelum dilepas kembali ke badan air, sebagian dimanfaatkan sebagai air pembilas (flushing) closet yg ada di Kantor IPAL melalui proses recycle.

Ke depan, air limbah yg telah diolah di IPAL dapat dimanfaatkan sebagai sumber air utk Pemadam Kebakaran dan Penyiraman Taman Kota.

Selain itu, lumpur yang berasal dari hasil akhir proses pengolahan di IPAL dimanfaatkan sebagai pupuk/kompos. Untuk sementara, pupuk ini digunakan sebagai penggembur tanaman hias yg ada di lokasi IPAL dan belum dikomersilkan sebab masih menunggu izin lebih lanjut.

Kemudian pada hasil akhir proses pengolahan air limbah di IPLT, lumpur tinja diproses dengan mesin Belt Press hingga menjadi cake. Lumpur tinja yg telah menjadi cake setelah dikeringkan kemudian dicetak menjadi briket yg dapat digunakan sebagai alternatif bahan pembakaran seperti arang. Saat ini briket masih diproduksi secara manual dan belum dilakukan secara besar besaran.

Canangkan Pembangunan Museum Air

Usai melaunching program L2T2 dan L2T3, Wagubsu Musa Rajekshah juga meresmikan pencanangan pembangunan Museum Air PDAM Tirtanadi. Rencananya, Museum Air ini akan dibangun di sebelah menara air PDAM Tirtanadi di kantor pusat PDAM Tirtanadi Jalan Sisingamangaraja Nomor 1 Medan. Menara air Tirtanadi merupakan salah satu ikon Kota Medan.

Di Museum Air PDAM Tirtanadi ini, nantinya masyarakat bisa menyaksikan sejarah berdirinya perusahaan air minum milik Pemprov Sumut ini, termasuk sejumlah tokoh yang berpengaruh di Tirtanadi sejak mulai berdiri 114 tahun lalu di zaman pemerintahan Belanda hingga saat ini.

Ijeck juga mengingatkan manajemen PDAM Tirtanadi harus mengikuti perkembangan zaman. Karena saat ini Indonesia sudah memasuki era 4.0 atau era teknologi. Selain itu, Tirtanadi juga harus mampu melakukan peningkatan laba serta meningkatkan kualitas pelayanan terhadap pelanggan.

“Kami berharap jajaran direksi harus kompak, demikian juga seluruh karyawan. Agar perusahaan sehat maka karyawannya harus sehat agar dapat terus membantu tumbuh kembangnya perusahaan,” kata Ijeck.

Sementara Sekda Provsu Sabrina selaku Ketua Dewan Pengawas (Dewas) PDAM Tirtanadi mengatakan Dewan Pengawas dan Manajemen PDAM Tirtanadi merupakan satu kesatuan yang tujuannya untuk kemajuan. “Kita harus solid terhadap tugas kita masing-masing. Dewan Pengawas bertugas menjalankan fungsi pengawasan. Pihak manajemen juga bertugas untuk menjalankan operasional perusahaan. Kita semua sama pentingnya, bukan berarti dewan pengawas atau manajemen ada yang lebih penting. Jadi kami beranggapan bila ini maju maka kita semua akan maju,” sebut Sabrina.

Sebelumnya Dirut PDAM Tirtanadi Trisno Sumantri dalam sambutannya menyatakan bahwa di usianya yang ke 114, PDAM Tirtanadi terus melakukan perubahan dan perbaikan di bidang Sumber Daya Manusia (SDM). Untuk menjawab tuntutan zaman saat ini PDAM Tirtanadi, menurutnya, telah melakukan pencanangan transformasi digital. Sasarannya menjalankan operasional perusahaan secara lebih efisien, efektif, berdasarkan tata kelola perusahaan yang baik dengan mempergunakan IT Management Frame Work. (adz)

Exit mobile version