Site icon SumutPos

Tak Maju Jadi Caleg, Fokus Urusi Perusahaan

Sosok Rafriandi Nasution SE MT begitu dekat dengan masyarakat, saat menjadi anggota DPRD Sumut. Pasalnya, dia sempat menjadi Ketua Komisi E DPRD Sumut saat masih menjadi anggota Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN).

Rafriandi Nasution SE MT

NAMUN kini, dia seakan menghilang dari dunia politik. Ternyata, Rafriandi memilih banting setir menjadi Direktur Pengembangan di Perusahaan Daerah (PD) Pembangunan Kota Medan. Apa sebenarnya motivasi Refriandi menjadi direksi PD Pembangunan Medan? Berikut petikan wawancara wartawan Sumut Pos Ade Zulfi Adrian Simatupang dengan Rafriandi Nasution, Rabu (17/4) lalu.

Apa kabar Bang, saya dengar Abang sudah keluar dari PAN, kenapa? Alhamdulillah baik. Ya, memang banyak yang bertanya tentang ini. Memang, 11 tahun bukan waktu yang singkat. Apalagi saya sempat menjadi anggota DPRD Sumut dari PAN dan sempat menjadi ketua Komisi E.

Saya teringat ungkapan dari politisi senior Akbar Tanjung yang menyatakan, politisi itu harus berurat kawat. Artinya, politisi itu harus kuat menghadapi segala macam persoalan yang terjadi dan bagi saya pantang berkhianat.

Saya keluar dari PAN karena melihat kebijakan politik Pak Amin Rais sudah mulai melemah dan cenderung ke arah politik kompromi, tidak seperti saat PAN pertama kali berdiri. Jadi saya merasa tidak ada lagi yang mau diperjuangkan di PAN.

Kabarnya Anda sempat di kepengurusan Partai Gerindra Sumut?

Benar. Saya sempat menjabat Wakil Ketua Bidang Petani dan Nelayan. Pada 2008 lalu, saya terpilih sebagai Ketua Pemuda Tani HKTI Sumut. Bahkan sampai sekarang saya masih menjadi ketuanya. Nah, pada 2009, periodeisasi saya sebagai anggota dewan berakhir dan saya gagal menjadi anggota DPR RI pada Pemilu 2009.

Saat itu, saya sempat berniat mundur dari dunia politik. Bahkan niat saya ini sempat saya sampaikan kepada mantan Gubernur Sumut Syamsul Arifin dan beliau mendukung. Namun pada 2010, saya bertemu dengan Ketua Umum Pemuda Tani HKTI Pusat Ir Soepriyatno yang juga anggota DPR RI dari Partai Gerindra.

Dia mengajak saya bergabung di Gerindra dan ditawari sebagai Wakil Ketua Bidang Petani dan Nelayan di Partai Gerindra Sumut. Tawaran itu saya terima.

Apakah saat ini Anda masih aktif di Gerindra?

Tidak. Sejak saya mengikuti fit and propertest untuk menjadi direksi BUMD Pemko Medan 2011 lalu, saya memilih non-aktif dari kegiatan partai. Apalagi sejak menjadi direksi di PD Pembangunan ini, praktis saya tidak pernah lagi mengikuti kegiatan partai.

Saya tidak mau setengah-setengah, saya ingin fokus mengabdi di perusahaan ini. Bahkan ibu kandung saya meminta agar saya untuk fokus di PD Pembangunan dari pada menjadi anggota legislatif.

Apa motivasi Anda memilih bertahan menjadi Direktur Pengembangan di PD Pembangunan dari pada jadi anggota dewan?

Sebenarnya jadi anggota dewan dan direksi PD Pembangunan sama-sama berjuang untuk kepentingan masyarakat. Di sini Rafriandi Nasution SE MT, Direktur Pengembangan PD Pembangunan Kota Medan saya berjuang bagaimana agar PD Pembangunan tidak merugi terus. Karena, target PAD yang dihasilkan dari BUMD ini untuk pembangunan Kota Medan juga.

Apalagi, berdasarkan UU Nomor 5 tahun 1962, BUMD memiliki dua fungsi yakni fungsi sosial dan fungsi bisnis.

Fungsi sosialnya yakni memeberikan pelayanan jasa kepada masyarakat, Sedangkan fungsi bisnisnya, bagaimana agar unit usaha yang ada mampu meningkatkan penghasilan daerah (PAD).

Lantas, apa saja gebrakan yang sudah dilakukan untuk mengangkat PD Pembangunan dari keterpurukan?

Sudah banyak yang kami lakukan dan rencanakan. Apalagi dengan penyertaan moda lyang dilakukan Pemko Medan, kami akan melakukan perbaikan-perbaikan ke depan. Misalnya untuk Rusunnawa di Amplas dan Medan Labuhan, kita akan melakukan perawatan dengan mengucurkan anggaran sebesar Rp100 juta hingga Rp200 juta. Untuk gelanggang remaja, kita juga akan melakukan perehaban yang diperkirakan menelan biaya Rp1 miliar.

Demikian juga dengan Kolam Renang Deli, akan kita bangun kolam renang semi atlet yang diperkirakan akan menghabiskan anggaran senilai Rp1,7 miliar dan terakhir Medan Zoo (Kebun Binatang), kita akan menambah tiga unit kandang dan hewannya.

Diperkirakan akan menghabiskan biaya Rp1,7 miliar.

Kita juga akan menghidupkan kembali unit-unit usaha yang dikelola PD Pembangunan seperti bidang konstruksi, property, sarana umum dan pariwisata serta hiburan.

Dari mana diambil anggaran untuk perehaban masing-masing unit usaha itu?

Kita sangat berharap dengan penyertaan modal dari Pemko Medan. Karenanya, langakah Wali Kota Medan Rahudman Harahap dengan penyertaan modal sangat kita dukung. Dan ini akan menjadi motivasi bagi kita untuk meningkatkan kinerja agar dapat meraup PAD sebanyak- banyaknya.

Bagaimana kondisi unit-unit usaha yang dikelola PD Pembangunan saat ini, apa sudah ada menghasilkan PAD?

Jujur saja, yang bisa diharapkan baru dari Pergudangan Tanjung Mulia. 2012 lalu, PADnya sebesar Rp3,4 miliar. Nah, dari sinilah kita bisa mensubsidi rusunawa.

Sebab, rusunawa sulit kita kembangkan. Soalnya, tarif rusunawa ditentukan oleh pusat, jadi kita sulit mengelolanya. (*)

Hadirkan Taman Mini, Ancol dan Monas di Medan

SAAT ini, Kebun Binatang Medan (Medan Zoo) yang berada di Kelurahan Simalingkar B, Kecamatan Medan Tuntungan, belum menjadi tujuan utama bagi masyarakat Kota Medan dalam mengisi liburan. Pasalnya, lokasinya yang dianggap jauh dari inti kota dan minimnya sarana transportasi menuju lokasi, membuat masyarakat enggan datang ke sana.

Karenanya, guna menarik minat masyarakat agar mau berkunjung ke Kebun Binatang Medan ini, PD Pembangunan Kota Medan akan membangun sejumlah sarana hiburan dan edukasi di lahan seluas 30 hektar itu.

Adapun sarana yang akan dibangun seperti cabel car, sarana outbond, camping ground, museum edukasi, restaurand terapung, danau buatan, arung jeram dan sebagainya.

“Kita sudah buat rancangan 30 tahun, 5 tahun dan satu tahun ke depan. Jadi visi kita ingin menciptakan sarana yang ada di Taman Mini, Ancol dan Monas di Medan Zoo ini,” kata Rafriandi.

Kenapa harus meniru Taman Mini, Monas dan Ancol, mantan anggota DPRD Sumut ini beralasan, masyarakat yang berkunjung ke Jakarta tidak lengkap rasanya kalau tidak mengunjungi tiga lokasi wisata tersebut.

“Nah, kita ingin masyarakat Medan tidak perlu lagi jauh-jauh ke Jakarta, cukup datang ke Medan Zoo saja. Kita ingin Medan Zoo ini menjadi tujuan wisata utama bagi masyarakat,” ungkapnya.

Dalam waktu dekat, kata Rafriandi yang juga dosen di LP3I ini, PD Pembangunan akan menambah kandang dan satwa, dengan biaya sekitar Rp1,7 miliar dari dana penyertaan modal.(adz)

[table caption=”Daftar Riwayat Hidup”]
Nama , Rafriandi Nasution SE MT
Lahir , “Medan, 11 Oktober 1967″
Istri, Dra Tuti Sunarni
Anak ,1. Fahrina Nahdiyah Ratu Nasution (Fak Kedokteran UISU)~~
2. Rasyiqah Ikramina Ratu Nasution (Polmed Media Kreatif)
PENDIDIKAN[attr colspan=”2″]
,SD dan SMP di Kuala Simpang
,MAN 2 Medan
,Fakultas Ekonomi UISU
,Magister Teknik Arsitektur USU

PENGALAMAN BEKERJA [attr colspan=”2″]

1992-1994 ,General Manajer/Manajer Penerbitan PT Pustaka Widyasarana Medan
1994-2004 ,Direktur CV Jabal Rahmat Medan
2004-2009 ,Anggota DPRD Sumut dari Fraksi PAN
2012-2016 ,Direktur Pengembangan PD Pembangunan Kota Medan
2011-sekarang ,Dosen Kewirausahaan dan Bisnis Internasional di LP3I Jalan SM Raja dan Gajah Mada~~
Dosen Manajemen Produksi dan Kewirausahaan di Politeknik Media Kreatif Medan

ORGANISASI[attr colspan=”2”]
,Pengurus HMI
,Pengurus PKMW KAHMI
,Pengurus PAN Sumut
,Ketua DPD Pemuda Tani Indonesia HKTI
,Badan Futsal Daerah (BFD) PSSI Sumut
,Wakil Ketua DPD Gerindra Sumut
,Pengurus PD Al Washliyah Medan
,Direktur LPPPK Medan
,Pengurus DPP PPGI Jakarta[/table]

Exit mobile version