Site icon SumutPos

Lawan Penyakit dengan Berpikir Positif

dr Oki Panca Putra Siregar

Beri aku 10 pemuda, nisacaya akan kuguncangkan dunia. Kalimat sakti Presiden pertama Republik Indonesia Ir Soekarno ini menjadi penegasan, betapa pemuda memiliki peran penting dalam menciptakan perubahan dalam berbagai sendi kehidupan. Lalu, bagaimana dengan peran pemuda sekarang?

 =============================================================================

PARLINDUNGAN HARAHAP, Medan

==============================================================================

Dokter Oki Panca Putra Siregar merupakan satu dari sekian banyak pemuda yang ada saat ini. Demi mengabdi menjadi trainer berfikir positif agar masyarakat terhindar dari penyakit, dia rela meninggalkan profesinya sebagai dokter di Rumah Sakit Sinar Mas, Provinsi Riau.

Menjadi seorang dokter memang membuat dr Oki bahagia, karena bisa menolong orang. Namun di satu sisi, Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) itu, merasa tidak tega. Bahkan ia tidak sanggup ketika megetahui pasiennya adalah orang miskin yang kesulitan untuk membayar biaya perobatan. Namun, pria kelahiran Lubukpakam, 1 Oktober 1984 itu juga tidak dapat berbuat banyak membantu pembiayaan si pasien karena dia juga harus menghidupi keluarganya.

Berdasarkan keadaan itu, dr Oki memilih untuk meninggalkan profesinya sebagai dokter pada 4 tahun silam. Dia resign dari Rumah Sakit Sinar Mas, Provinsi Riau, tempatnya bekerja selama 2 tahunan. Bahkan, dia memilih kembali ke kampung halaman di Lubukpakam, Deliserdang. Istri dan anaknya diboyongnya dan kini mereka menetap di Jalan Bakaran Batu, Kecamatan Lubukpakam, Deliserdang.

Meski harus meninggalkan profesi sebagai dokter, ternyata Oki masih bergerak di bidang kesehatan. Tapi kini dia tidak lagi mengobati orang yang sakit, melainkan mengajarkan orang untuk berpikir positif agar terhindar dari penyakit. Melalui program Better Life Programing, dr Oki bersama timnya berupaya memprogram bawah sadar orang agar memiliki mindset positif dan hidup lebih baik. Karena menurutnya, kunci permasalahan penyakit ada di cara berpikir seseorang.

“Dengan mereka berpikir positif, maka penyakit tidak datang pada mereka. Berdasarkan salah satu Jurnal WHO yang pernah saya baca, 80 persen awal penyakit adalah pikiran. Faktanya, stres yang kebanyakan membuat orang sakit,” ungkap dr Oki kepada Sumut Pos, Jumat (27/10) siang.

Selain itu menjadi trainer berfikir positif, dr Oki juga berbisnis buku karya tulisnya dan juga kuliner. Hal itu, dia lakukan guna menghidupi keluarga. Selain itu, juga untuk menggapai cita-citanya, yakni mendirikan rumah sakit terbesar di dunia yang menggratiskan semua pelayanan kesehatan tanpa ada membedakan orang kaya dan orang miskin.

Bahkan, agar mimpinya dapat benar-benar terwujud, dr Oki juga menggalang kekuatan donatur dan relawan yang siap berjuang bersamanya. “Saya percaya ini bisa berdiri. Uangnya dari umat. Itu dibuktikan teman-teman yang sudah membangun rumah sakit di Palestina,” sambungnya.

Disinggung soal BPJS Kesehatan yang terbilang sangat membantu dalam biaya perobatan, dr Oki menilai, itu tidak begitu maksimal. Disebutnya, pada BPJS Kesehatan ada syarat yang kadang juga menyulitkan orang. Selain itu, lanjutnya, tidak semua perobatan, obat dan alat kesehatan ditanggung BPJS Kesehatan. Hal tersebut dia ketahui karena saat bekerja di RS Sinar Mas, dia ditugaskan di bidang asuransi.

Oki juga aktif di bidang sosial. Dia bersama komunitas dan beberapa lembaga NGO, memiliki program Save Paleatina dan Save Rohingya. Begitu juga dengan program training, diakuinya ada yang dibuatnya gratis, yakni untuk lingkungan masjid dan kampus. Untuk training di masjid dan kampus itu, tidak ada waktu rutin.

“Kalau lagi intens gerakan, bisa seminggu dua sampai kali kali. Tergantung semangat kawan-kawan di masjid dan kampus. Kita nawarin, kalau mereka respect, kita masuk dan maju untuk program,” lanjutnya.

Dalam menjalankan program ini, dr Oki mengaku memiliki tim yang dibagi pada beberapa program. Disebutnya, untuk masjid programnya berbeda, yakni “Go to Masjid”. Setiap masjid yang bekerjasama dengan mereka, para remaja masjidnya akan dibina, seperti cara pidato, fotograpy, nulis novel, silat dan lainnya.

“Agar mereka jadi eksis. Kita kasih wifi gratis juga di masjid agar anak muda senang ke masjid,” sambungnya.

Sedangkan program untuk kampus, kata Oki, adalah mindset sukses, lebih pada motivasi. Bagaimana agar mahasiswa tetap semangat kuliah dan setelah tamat kuliah bisa menjalani pekerjaan yang benar-benar sesuai dengan potensi mereka. Dikatakannya, intinya yang bermain adalah peranan otak, di mana pada otak manusia ada 5 bagian, otak atas kanan, atas kiri, bawah kanan, bawah kiri dan tengah.

“Kita mengajarkan mereka menemukan, otak mereka lebih dominan ke mana ini. Akhirnya dia akan bekerja atau belajar sesuai dengan pasionnya. Sesuai dengan cara kerja otaknya, jadi tidak stres dalam menggapai mimpinya, ” tandas dr Oki. (*/adz)

Exit mobile version