Site icon SumutPos

Taput Didorong Jadi Gerbang Masuk Danau Toba

Foto: TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
Gapura masuk Kabupaten Tapanuli Utara, Selasa (22/3)

MEDAN, SUMUTPOS.CO -Kabupaten Tapanuli Utara (Taput) sebagai satu daerah di kawasan Pariwisata Danau Toba, didorong menjadi satu pintu masuk bagi wisatawan yang berkunjung. Faktor keberadaan bandara serta pelabuhan, dianggap sebagai modal untuk dikembangkan.

Bupati Taput, Nikson Nababan mengatakan, kabupaten tersebut akan diupayakan menjadi 1 dari 7 daerah pintu masuk bagi wisatawan melalui Bandara Silangit, karena jaraknya yang berdekatan dengan Pelabuhan Muara. Sehingga, potensi pengembangan pariwisata cukup besar.

“Sekarang ini kan sudah ada Bandara Silangit, yang rutenya bisa langsung dari dan ke Jakarta. Apalagi dari bandara, tidak jauh untuk menuju pelabuhan di Muara. Jadi pantas kalau Taput jadi pintu masuk,” jelas Nikson, Jumat (7/4).

Selain keduanya, lanjut Nikson, lokasi di Muara juga potensial untuk dikembangkan sarana penginapan bagi para pengunjung. Saat ini, Pemkab Taput sedang mengupayakan sejumlah rumah adat untuk dibangun menjadi homestay tanpa menghilangkan nuansa adat Batak. “Kalau hotel, kami tidak setuju di sana, tapi konsepnya homestay. Jadi rumah yang ada itu direnovasi menjadi tempat penginapan,” ungkapnya.

Bahkan untuk pengembangan pelabuhan bertaraf internasional, saat ini di lokasi, lanjut Nikson, sedang diupayakan pembebasan lahan, agar ada perluasan, sehingga kapal berukuran besar, seperti pesiar, bisa berlabuh di kawasan Muara tersebut. “Kami juga akan membuat regulasinya. Sekarang sedang disusun Ranperdanya untuk keberadaan homestay dan penginapan. Jadi kami mau atur itu,” katanya, seraya ingin menjamin keterlibatan masyarakat dalam hal meningkatkan kesejahteraan warganya.

Selain itu, ia juga mendorong agar koordinasi antar daerah oleh pemerintah provinsi dan pemerintah​ pusat, bisa menghasilkan kesepakatan, seperti produk andalan yang bisa ditampilkan dari masing-masing kabupaten se-kawasan Danau Toba. Sehingga, ada nuansa berbeda yang didapatkan wisatawan ketika berkunjung di sejumlah lokasi wisata. “Karena kan targetnya bukan hanya jumlah kunjungan, tapi juga lama tinggal. Jadi perlu ada kesepakatan bersama, apa saja yang diandalkan dari masing-masing daerah ini. Kalau sama, tentunya kurang menarik,” jelas Nikson.

Nikson juga melihat, potensi wisata alam di Taput cukup menarik. Apalagi kabupaten yang dipimpinnya itu, tidak terdapat kerambah jaring apung (KJA) yang menjadi persoalan selama ini. “Kalau di Taput tidak ada kerambah, makanya masih bersih. Makanya kami menilai, Taput pantas jadi pintu masuk ke Danau Toba,” pungkasnya. (bal/saz)

Exit mobile version