Site icon SumutPos

Jembatan Tano Ponggol Rampung 2022, Bakal Jadi Daya Tarik Wisatawan

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah melaksanakan pekerjaan konstruksi Jembatan Aek Tano Ponggol, dengan panjang 294 meter untuk mendukung pengembangan Danau Toba sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). Pengerjaan jembatan yang menghubungkan Pulau Sumatera dengan Pulau Samosir tersebut ditargetkan rampung tahun depan.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan pembangunan infrastruktur pada setiap KSPN direncanakan secara terpadu baik penataan kawasan, jalan, penyediaan air baku dan air bersih, pengelolaan sampah, sanitasi, dan perbaikan hunian penduduk melalui sebuah rencana induk pembangunan infrastruktur. “Prinsipnya adalah merubah wajah kawasan dilakukan dengan cepat, terpadu, dan memberikan dampak bagi ekonomi lokal dan nasional,” kata Menteri Basuki.

Danau Toba sendiri telah ditetapkan sebagai 5 KSPN Prioritas/DPSP sesuai dengan visi Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Borobudur di Magelang, Jawa Tengah, Mandalika di Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur (NTT) atau 10 “Bali Baru” yang dikembangkan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016.

Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Sumatera Utara Selamat Rasidi mengatakan, Tano Ponggol merupakan satu-satunya akses darat untuk menuju Pulau Samosir yang berada di tengah Danau Toba. “Harapannya keberadaan jembatan ini yang dihiasi ornamen Dalihan Na Tolu yang merupakan filosofi suku Batak dapat menambah daya tarik kemudian meningkatkan jumlah wisatawan yang hadir dan juga kepada kesejahteraan masyarakat,” kata Rasidi.

Ia menuturkan, saat ini tengah dilaksanakan pekerjaan memasang bor pile dan tiang pancang pekerjaan pondasi jembatan. Sebelumnya menurut Rasidi pekerjaan pile cap pada P1 dan P2 jembatan sudah selesai, saat ini sedang dilaksanakan pekerjaan di P3 yakni penulangan untuk bor pile.

Jembatan Aek Tano Ponggol dengan panjang 294 meter terbagi menjadi jembatan utama sepanjang 179 meter dan jembatan pendekat 155 meter. Rasidi mengatakan, pada jembatan utama terdiri dari 3 bentang, dengan bentang utamanya sepanjang 99 meter dan menggunakan struktur utama berupa box girder. Sedangkan untuk jembatan pendekat juga terdiri dari 3 bentang dengan struktur utama prestressed I girder.

Rasidi mengungkapkan, saat ini masih terdapat sejumlah lahan yang belum berhasil dibebaskan sekitar 31 persen. Selain itu menurutnya juga masih ada kendala di lapangan berupa utilitas yang belum dipindahkan oleh pihak pengelola utilitasnya. “Masih ada masalah utilitas yaitu utilitas PLN dan PDAM yang berada di daerah alur lahan juga belum di relokasi,” ungkapnya.

Pembangunan jembatan Aek Tano Ponggol nantinya akan mengantikan fungsi jembatan yang sudah ada saat ini (eksisting) dengan panjang 16 meter. Konstruksinya dikerjakan oleh kontraktor pelaksana PT Wijaya Karya (Persero) Tbk bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) tahun 2020-2022 senilai Rp157 miliar.

Selain pembangunan jembatan tersebut telah dilakukan pula Pekerjaan pelebaran alur Tano Ponggol oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera II, Ditjen Sumber Daya Air (SDA) dari 25 meter menjadi 80 meter sepanjang 1,2 Km sehingga dapat dilewati oleh kapal pesiar.(bbs)

Exit mobile version