Site icon SumutPos

Kebakaran Pasar Senen Ada Sabotase?

Foto: Toni Suhartono/Indopos/JPG Asap hitam menutupi gedung pasar Senen akibat terbakar, Kamis (19/1/2017). Kebakaran mulai dinihari hingga siang belum padam. Tamapk sejumlah pedagang dikawasan tersebut memandangi tokonya yang terbakar.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO  – Pasca kebakaran yang melanda Pasar Senen , Jakarta Pusat (Jakpus), Kamis (19/1) dini hari, hingga kemarin (20/1) kepulan asap tebal masih membumbung tinggi di lokasi itu. Puluhan unit mobil pemadam kebakaran, serta ratusan personil secara bergantian telah diterjunkan. Penyemprotan  dari segala penjuru terus dilakukan.

Isu yang mencuat penyebab Pasar Senen terbakar yakni adanya sabotase. Seperti dugaan Rudi Sasmita, pemilik toko CV Sentosa yang menjual berbagai atribut partai. Pria 39 tahun tersebut merasa curiga terkait kronologis kebakaran.

Dia mengatakan bahwa titik api secara bersama timbul di berbagai lokasi yang berbeda. Titik api tersebut, sambungnya, muncul dari Blok II lantai 3 sisi barat dan Blok I sisi utara Pasar Senen.

“Masa ada dua titik api yang bersama. Jadi kan api cepat menyamber ke lokasi lainnya. Dan saya menduga kalau Pasar Senen memang sengaja dibakar,” cetusnya.

Dugaan lain, lanjut Rudi, yaitu terkait waktu habis kontrak sewa toko. Dia menyebut bahwa bulan Juli tahun ini, kontrak lima tahunan sewa toko telah berakhir. Seluruh pedagang harus kembali membayar uang sewa. Menurut pengalaman yang dialaminya, tidak sedikit para pedagang yang enggan membayar uang sewa. Dan itu menjadi polemik yang harus ditanggung oleh pengelola gedung.

Oleh karena itu, diduga tidak mau ambil pusing, makan pembakaran toko dengan sengaja dilakukan. Tujuannya untuk mengusir para pedagang. “Kejadian ini sama hal seperti kebakaran tahun 2014 lalu. Waktu itu kontrak sewa di blok III, telah berakhir. Lalu banyak pedagang yang sulit membayar sewa, dan enggan angkat kaki. Tidak lama kemudian blok itu pun terbakar,” kenang dia.

Sama halnya yang terjadi saat ini. Hanya saja, jumlah toko yang terbakar jauh lebih banyak. Rudi yakin telah terjadi sabotase karena sejak tahun 2009, korsleting listrik atau gangguan lainnya tidak pernah terjadi pada tokonya dan toko-toko lainnya. Semua sarana prasarana berfungsi dengan baik. Hanya saja sarana prasana tersebut tidak berfungsi maksimal. Seperti AC yang tidak lagi terasa dingin. Namun hal itu tidak menjadi masalah yang mengganggu aktivitas jual-beli.

Dia juga mengeluhkan tidak ada satupun barang dangangan terselamatkan. Api yang cepat menyambar membuat dirinya tak mempunyai waktu untuk menyelamatkan barang dagangannya itu. Akibatnya kurigan besar pun dialaminya.

“Kerugian ditaksir sampai Rp500 juta,” tambah dia. Dia mengatakan bahwa usahanya akan dipindah ke Blok V atau mencari toko di dekat Pasar Senen.

Di lain pihak, Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat AKBP Tahan Marpaung menjelaskan, sembilan saksi telah diperiksa. Saksi-Saksi tersebut merupakan orang yang pertama kali melihat titik api membakar Pasar Senen. Mereka di antaranya adalah security dan pedagang.

Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui kronologis kebakaran. Namun sayangnya pihaknya belum menuai titik terang. Sebab, tidak ada satupun saksi yang mengetahui secara spesifik terjadinya kebakaran.

“Untuk mengetahui penyebabnya, kami harus memeriksa langsung di lokasi kejadian. Dan karena api belum sepenuhnya padam, pemeriksaan itu belum bisa berjalan,” ujar pria berpangkat dua melati di pundaknya itu.

Sementara itu, Kapolsek Senen Kompol Indra S. Tarigan mengatakan pihaknya tidak dapat menduga-duga penyebab kebakaran tersebut. Dia mengatakan bahwa perlu bukti kuat untuk memecahkan sebuah masalah.

“Kami belum bisa memastikan apakah kebakaran adanya unsur kesengajaan, atau adanya unsur lain. Itu dapat diketahui setelah pemeriksaan di lokasi kejadian dilakukan. Dan sembilan saksi itu tetap kami pantau dan diperiksa,” tegas Indra. (ian/jpg/yaa)

 

Exit mobile version