Site icon SumutPos

Seorang Mahasiswa USU Opname, Diduga Dianiaya Satpam

Foto: SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
Seorang mahasiswa tidur di depan pos sekuriti Universitas Sumatra Utara (USU) saat menggelar aksi protes di Universitas Sumatera Utara Jalan Dr, Mansyur Medan, Jumat (20/10/2017). Aksi tersebut sebagai bentuk protes terhadap tindak kekerasan yang dialami salah satu mahasiswa, yang diduga dilakukan oleh oknum sekuriti USU.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Empat truk Polisi Sabhara siaga di pinggir Jalan Dr Mansyur, tepat di depan Kampus Universitas Sumatera Utara (USU), Jumat (20/10) pagi. Puluhan personel Polisi ini berjaga untuk meredam aksi mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya (FIB) yang marah dan menduduki Markas Komando Satpam USU.

Pendudukan  markas Komando Satpam USU oleh mahasiswa ini, merupakan rentetan dari bentrok antara mahasiswa FIB dengan Satpam USU. Apalagi, seorang rekan mereka bernama Immanuel Silaban alias Nuel dikabarkan mendapatkan penganiayaan oleh oknum Satpam dan belum diketahui kabarnya hingga kemarin.

Menurut informasi yang diperoleh Sumut Pos, Nuel mengalami penganiaya pada Kamis (19/10) malam. Sejak malam itu pula, mahasiswa menduduki kantor Satpam  USU. Mereka menuntut tanggung jawab kepada para pelaku penganiayaan Nuel yang diduga oknum Satpam  USU.

Berdasarkan keterangan saksi, pada Kamis malam, beberapa Satpam dan oknum yang tidak dikenal, masuk ke dalam kampus FIB USU. “Saya datang ke kampus, di depan sudah ramai Satpam, saya langsung ke belakang. Saya sempat mencari Nuel. Di situ Nuel sudah dikeroyok,” kata Wakil Gubernur Pemerintahan Mahasiswa (PEMA) FIB USU Zeco Pardede, Jumat (20/10).

Zeco juga menuturkan, Nuel dihajar menggunakan benda keras. Beberapa rekan Nuel juga sempat menujukkan benda-benda yang diduga digunakan untuk menghajar Nuel. Benda keras itu diantaranya, bangku besi, kayu dan gitar. “Dia sempat diseret-seret. Katanya sempat ada yang bawa klewang juga,” ungkap mahasiswa semester tujuh itu. Malam itu, tidak diketahui Nuel dibawa kemana oleh para pelaku. Sehingga massa langsung menggeruduk kantor Satpam  dan melakukan unjuk rasa.

Berdasarkan informasi lain yang didapat Sumut Pos menyebutkan, mahasiswa yang melakukan penyerangan terhadap seorang Satpam  berawal pada Rabu (18/10) sore lalu. Saat itu, seorang Satpam  bernama Selamet melakukan patroli. Dia datang ke sekretariat Himpunan Mahasiswa Ilmu Sejarah FIB USU. Entah kenapa, tidak diketahui pasti terjadi perkelahian antara Selamet dan mahasiswa.

Slamet mengalami luka di kepalanya. Dia lantas mengajak rekannya sesame Satpam  untuk membalas pemukulan itu. Perkelahian terjadi di sekitar kantin FIB USU pada Rabu (18/10) malam, sekitar pukul 23.00 WIB. Sempat terjadi perdamaian usai perkelahian itu. Namun, tak terima mereka kembali menunggu mahasiswa FIB di luar gerbang FIB USU. Sedangkan sejumlah mahasiswa juga berkumpul di lapangan yang ada di dalam kampus.

Ketegangan pun kembali terjadi. Namun setelah beberapa saat, Dekan FIB USU Budi Agustono datang ke lokasi dan berhasil meredam suasana. Sesampainya di gerbang kampus, tepatnya di pintu masuk Jurusan Etnomusikologi, kembali terjadi bentrokan. Di sinilah Nuel terjatuh dari sepeda motornya dan lari menuju sekitar lapangan di kampus. Tepat di lapangan, Nuel ditangkap sejumlah oknum tersebut dan langsung dipukuli.

Foto: SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
Seorang mahasiswa tidur di depan pos sekuriti Universitas Sumatra Utara (USU) saat menggelar aksi protes di Universitas Sumatera Utara Jalan Dr, Mansyur Medan, Jumat (20/10/2017). Aksi tersebut sebagai bentuk protes terhadap tindak kekerasan yang dialami salah satu mahasiswa, yang diduga dilakukan oleh oknum sekuriti USU.

Kabar terakhir, Nuel dibawa ke RS Bhayangkara Polda Sumut Jalan Wahid Hasyim, Medan untuk mendapatkan perawatan. Selanjutnya dia dirujuk ke RSU Columbia Asia di Jalan Listrik, Medan, untuk mendapat pengobatan intensif.

Wakil Rektor V USU Ir Luhut Sihombing yang dikonfirmasi Sumut Pos membantah adanya penculikan yang dilakukan Satpam  kampus terhadap Nuel. Menurutnya, yang benar adalah, satpam berusaha menyelamatkan mahasiswa tersebut dan membawa ke RS Bhayangkara Medan untuk diberikan perawata. “Tidak ada penculikan, yang ada hanya dibawa ke rumah sakit untuk diberikan pertolongan. Jadi, tidak benar isu-isu yang berkembang,” kata Luhut.

Disebutkannya, pihak Kampus masih mendalami lagi kronologis sebenarnya seperti apa. Tak hanya itu, Kampus juga berusaha membuat suasana kondusif antara mahasiswa dengan satpam. “Tidak dibenarkan kekerasan di dalam kampus, baik itu dilakukan satpam maupun mahasiswa. Ke depan, diharapkan peristiwa seperti ini tidak terjadi lagi,” tuturnya.

Kepala Kantor Humas USU Bisru Hafi mengatakan, insiden tersebut terjadi karena mulanya mahasiswa melakukan pemukulan terhadap satpam bernama Slamet dan seorang staf Fakultas Ilmu Budaya (Reza), yang tengah berpatroli. “Jadi, petugas satpam sedang berpatroli rutin pada Rabu malam (18/10) sekitar pukul 23.00 WIB di lingkungan kampus USU, termasuk Fakultas Ilmu Budaya. Namun saat pemantauan keamanan di fakultas tersebut, disambut dengan respon yang kurang baik oleh para mahasiswa yang masih berada di fakultas. Akibatnya, satu orang petugas satpam dan seorang staf fakultas menjadi korban pemukulan berakibat pendarahan,” sebut Bisru.

Karenanya, lanjut dia, satpam dan staf fakultas itu dilarikan ke RS USU. Selanjutnya, melaporkan penganiayaan yang terjadi ke Polsek Medan Baru. “Setelah dari kejadian itu, pada keesokan hari (Kamis, 19/10) terduga pelaku pemukulan satpam USU tersebut (Nuel) mendapat pemukulan yang dilakukan oleh orang tak dikenal. Mahasiswa tersebut dilarikan ke RS Bhayangkara Medan lalu dirujuk ke rumah sakit lainnya (RS Columbia),” aku Bisru sembari berharap, semoga hal ini tidak berkembang dan berkepanjangan, sehingga bisa diselesaikan.

Sementara, Humas Rumah Sakit Asia Columbia, Novel membenarkan jika Nuel Silaban dirawat intensif di rumah sakit tersebut. Namun, Novel mengaku belum mengetahui pasti kondisi Nuel. Dikatakannya, mengenai kondisi medis, hanya dapat disampaikan oleh bagian medis. Untuk itu, disebutnya pihak medis dapat memberi keterangan hari ini, Sabtu (21/10) pagi. (dvs/ris/adz)

Exit mobile version